Endog-Endogan sebagai tradisi memperingati Maulid Nabi di Banyuwangi, Jawa Timur - WisataHits
Jawa Timur

Endog-Endogan sebagai tradisi memperingati Maulid Nabi di Banyuwangi, Jawa Timur

Gambar 1: Suasana Maulid Nabi di MTS Salafiyah Tegalsari (Sumber: Dokumen pribadi)

JurnalPost.com – Sebagai umat Islam, kita tentu tidak asing dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal tahun Hijriah. Banyak umat Islam memperingati hari ini sebagai bentuk kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW. Demikian juga semua orang berduyun-duyun ke negeri kita tercinta yang kaya akan berbagai tradisi dan adat istiadat, untuk upacara peringatan sesuai dengan adat dan tradisi daerahnya masing-masing.

Berbagai daerah yang memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah Yogyakarta dengan tradisi Grebeg-Maulud, Cirebon dengan tradisi Langamulett, Gorontalo dengan tradisi Walima, Pariaman dengan tradisi Pariaman, Madura dengan tradisi Muludhen dan Banyuwangi dengan tradisi Endog. tradisi endogen.

Di Banyuwangi sendiri, tradisi Endog-Endogan berlangsung selama puluhan tahun, beberapa sumber mengatakan bahwa ritual Endog-Endogan merupakan ritual yang ditinggalkan oleh para ulama terkemuka yang pertama kali menyebarkan agama Islam di Jawa yang dikenal dengan Wali Sanga. Salah satu Wali Sanga adalah Sunan Giri yang tidak lain adalah putra Blambangan yang juga merupakan nenek moyang dari Kabupaten Banyuwangi.

Gambar 2: Festival Endog-Endogan di Banyuwangi (Sumber: medcom.id)

Endog sendiri berarti telur dalam bahasa Jawa. Dalam tradisi ini, telur direbus kemudian dihias dengan kertas warna-warni yang disambungkan dengan bambu sebagai tangkai telur. Telur yang dihias biasanya disebut bunga endog. Beberapa kreasi bunga endo yang paling umum di Banyuwangi adalah sarang tawon, mawar dan sarang burung. Setelah bunga endog selesai dihias, biasanya diletakkan di pohon pisang yang telah dihias dengan kertas warna-warni. Biasanya satu pohon pisang dapat menampung sekitar 30 bunga Endodog atau lebih, pohon pisang tersebut biasanya diletakkan di sekolah atau masjid. salah satunya alat musik seperti rebana atau rebana, yang kemudian dibagikan kepada warga sekitar.

Filosofi dari Endog-Endogan adalah bahwa Endog atau telur memiliki tiga lapisan yang terdiri dari kuning telur, albumen dan cangkang. Tiga lapis telur merupakan simbol simbolis kelahiran Nabi Muhammad. Kuning telur diartikan sebagai cikal bakal suatu proses kehidupan, kemudian albumen yang berperan sebagai penutup dan pelindung kuning telur, albumen disini seperti Islam setelah ihsan kemudian membentuk suatu keyakinan dalam bentuk Islam. Dan yang terakhir adalah cangkang telur, yang melindungi kuning telur dan putih telur, cangkang itu seperti kepercayaan pada kehidupan.

Tradisi Endog-Endogan sendiri telah dikemas sebagai salah satu wisata budaya unik di Banyuwangi sejak tahun 2014 dan merupakan salah satu rangkaian kegiatan di Banyuwangi Festival yang diadakan setiap tahun.

Oleh: Lan Lan Zulfa, Mahasiswa, Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Malang

Source: jurnalpost.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button