Ekowisata Mangrove Pesisir Tamban memang belum banyak disinggung - WisataHits
Jawa Timur

Ekowisata Mangrove Pesisir Tamban memang belum banyak disinggung

HASIL PENELITIAN ILMIAH LPDP (2021/2022) TIM DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA (UB) MALANG

MALANG-Tiga dosen dari tiga program sarjana Universitas Brawijaya (UB) mendapatkan kepercayaan dan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) 2021. Kegiatan bermitra dengan LPPM UB, FPIK UB dan FIA UB fokus pada penelitian ilmiah dengan program penelitian desa.

Ini dr. Zainal Abidin (Agribisnis Perikanan), Prof. Nuddin Harahab (Sosial Ekonomi Perikanan-PSDKUKediri) dan Dr. Andriani Kusumawati (Administrasi Bisnis). Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021 hingga November 2022 di Kawasan Konservasi dan Pengelolaan Mangrove Pesisir Tamban Desa Tambakrejo Kabupaten Malang. Tujuannya adalah untuk mengembangkan strategi pengembangan ekowisata mangrove dengan brand “GPMC Kedung Ijo”. Hadir pula enam mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya. Anda akan dibimbing dan ditempa untuk menjadi peneliti profesional yang kompeten khusus dibimbing oleh dosen pembimbing MBKM yaitu Dhira K MSc. Mulyanto MS: M Fattah MSi; dan Candra AI MP.

dr Zainal Abidin menjelaskan, dari penelitian selama hampir satu tahun, disimpulkan bahwa mangrove di kawasan pengelolaan GPMC memiliki potensi ekowisata menengah, sehingga perlu pengembangan lebih lanjut. Selain itu, ada potensi kepiting bakau untuk dibudidayakan sebagai edukasi tambahan bagi masyarakat dan wisatawan. Sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat. Hutan mangrove di kawasan GPMC merupakan hutan yang cocok sebagai kawasan hutan ekowisata mangrove. “Sayangnya, masih belum banyak yang berminat mengunjungi Pantai Tamban. Hal ini didasarkan pada tinggi rendahnya tingkat kesesuaian yang ditentukan oleh tiga variabel yaitu demand, supply dan penunjang kegiatan pariwisata,” jelasnya.

Prof Nuddin Harahap menambahkan hasil penelitian ilmiah ini dibahas dalam Focus (FGD) pada 8 Juni lalu bersama pengelola Ekowisata Bahari GPMC Tamban. Menurutnya, Yonatan Saptoes selaku Kepala Desa Tambakrejo sangat menghargai penelitian di desanya. Kepala desa juga sangat berharap melalui FGD ini dapat mendorong GPMC untuk mewujudkan impiannya dalam pengembangan pengelolaan mangrove. Tidak hanya untuk konservasi, tetapi juga untuk pengembangan ekowisata mangrove.

Tim peneliti UB sendiri berhasil merumuskan strategi pengembangan ekowisata bahari GPMC. Diantaranya pengembangan berbagai atraksi wisata, peningkatan keterampilan manajerial dalam pemanfaatan kemajuan teknologi, dan pengembangan media periklanan. “Perlu adanya sinergi yang terintegrasi, baik dari sisi daya tarik, kebijakan pemerintah daerah, permintaan ekowisata, partisipasi masyarakat, infrastruktur, keamanan dan tata ruang,” jelas Dr. Andriani Kusumawati. “Termasuk juga periklanan dan pemasaran, kapasitas kelembagaan, pengelolaan atraksi, kerjasama dengan pihak luar, kontribusi ekonomi dan pembangunan komunitas,” lanjutnya.

Dengan demikian, penelitian ilmiah dapat memberikan dampak non-akademik bagi masyarakat pesisir Tamban. Secara khusus memfasilitasi perumusan strategi pengembangan ekowisata bahari GPMC Tamban untuk pengembangan ekonomi lokal masyarakat pesisir. Oleh karena itu, mereka memiliki langkah-langkah praktis, prioritas, dan strategis untuk mencapai tujuan tersebut. (*/Tidak)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button