Edukasi konservasi dan pola makan sehat di Pasar Mbaganan Lasem - WisataHits
Jawa Tengah

Edukasi konservasi dan pola makan sehat di Pasar Mbaganan Lasem

REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG – Lasem merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Rembang Jawa Tengah yang hingga kini dikenal memiliki banyak tempat wisata. warisanwisata religi dan wisata kuliner.

Kini ragam destinasi wisata di kawasan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah semakin beragam dengan hadirnya Pasar Mbaganan atau Pasar Rakyat yang menjual berbagai kuliner khas daerah.

Pasar Mbaganan merupakan program pemberdayaan ekonomi ibu rumah tangga yang didirikan untuk meningkatkan perekonomian keluarga di Desa Babagan Kabupaten Lasem dengan mengedepankan budaya kuliner tradisional.

Selain berbasis pemberdayaan ekonomi, Pasar Lembah Desa Babagan juga mengusung konsep edukasi ramah lingkungan dengan aneka makanan sehat.

Agik, anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Sarwoendah Desa Babagan mengatakan, kegiatan pasar di Baganan menerapkan prinsip menjaga alam dan melestarikan lingkungan (bumi).

Untuk masuk dan menikmati suasana Pasar Mbaganan, pengunjung perlu membawa atau mengambil botol plastik bekas (sampah) sebagai tiket masuk. Sampah botol plastik yang terkumpul akan dijual untuk membiayai kegiatan pasar berikutnya di Mbaganan.

“Termasuk menyediakan fasilitas penunjang kawasan seperti tempat sampah, pemasangan lampu ambient dan lain-lain,” ujarnya, Minggu (25/12/2022).

Cara ini, lanjutnya, bertujuan untuk melatih masyarakat agar tidak membuang sampah (plastik) sembarangan, mampu memilah dan membedakan jenis sampah serta untuk keberlangsungan pasar Mbaganan.

Karena sampah plastik yang sering muncul dari sampah rumah tangga merupakan masalah yang nyata, lanjut Agik. “Ini adalah cara kami menanggapi bencana alam dan pemanasan global, secara bertahap menyelesaikan sampah rumah tangga,” katanya.

Selain itu, Lasem adalah sebuah situs web warisan yang akan menjadi cagar budaya nasional. “Dengan begitu, mudah-mudahan Lasem segera ditetapkan sebagai kawasan cagar budaya nasional oleh Kemendikbud,” kata Agik.

Pasar Mbaganan, jelasnya, juga meniadakan media kemasan plastik namun menggunakan lembaran semua untuk mengurangi produksi sampah plastik yang sulit terurai secara alami.

Sementara itu, pedagang kaki lima juga diwajibkan menyajikan aneka menu kuliner tradisional tanpa bahan pengawet, tanpa penyedap rasa, dan rendah kalori. “Dengan mengusung tema ‘Bumi Bersih, Segar dan Sehat’, semoga menjadi ciri khas pasar Mbaganan ini,” ujarnya.

Mardiyono, Kepala Desa Babagan menambahkan, Pasar Mbaganan pertama kali dibuka kemarin, Sabtu (24/12/2022). Dengan diadakannya pasar Mbaganan, perekonomian masyarakat mikro dapat ditingkatkan, apalagi makanan yang dijual adalah makanan sehat.

Saat menyiapkan makanan, mereka harus menggunakan bahan-bahan alami tanpa bahan pengawet agar dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan.

Diharapkan kegiatan ini akan terus berlanjut di masa mendatang dan tidak hanya berhenti sampai disini. Pemerintah Desa (Pemdes) Babagan sangat mendukung inisiatif dan keberadaan pasar Baganan ini.

Karena dapat mengajak warga Babagan untuk lebih mencintai lingkungan dan mencintai diri sendiri dalam hal kesehatan. “Seperti mengurangi penggunaan plastik, membuang sampah pada tempatnya, dan mengonsumsi makanan sehat,” jelasnya.

Sementara itu, Ernitha, salah satu relawan Lasem Heritage Foundation, mengatakan Pasar Mbaganan menyajikan beragam kuliner tradisional, antara lain gethuk goreng, kopang, lemper, nasi bakar, bugis, nasi uduk, nasi jagung, dan aneka minuman tradisional.

Konsep Pasar Mbaganan merupakan hasil kerjasama antara Pokdarwis Desa Babagan, Lasem Heritage Foundation, Kesengsem Lasem dan program #SayaPilihBumi National Geographic Indonesia.

“Kami menyajikan makanan sehat untuk semua orang (inklusif), dari anak-anak hingga lansia semua bisa jajan,” kata Ernitha.

Salah satu pengunjung, Akrom Yuwavfi, mahasiswa salah satu kampus di Rembang, membenarkan keunikan pasar Bagangan, selain konsep ramah lingkungan dan beragam makanan sehat, lokasinya juga menarik. “Karena itu juga di kawasan heritage Lasem dengan arsitektur khas Banna-nya,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button