Duta Besar Belanda yang memiliki ikatan sejarah yang kuat ini menjajaki potensi wisata di Depok - WisataHits
Jawa Barat

Duta Besar Belanda yang memiliki ikatan sejarah yang kuat ini menjajaki potensi wisata di Depok

Sejumlah peninggalan sejarah Belanda di Kota Depok yang menjadi peradaban antara lain Stasiun Depok Tua, gedung-gedung di sekitar Jalan Pemuda dan Rumah Cimanggis.

Depok, Jawa Barat (ANTARA) – Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns mengatakan pihaknya ingin bekerja sama dengan Pemerintah Kota Depok, Jawa Barat, untuk menggali potensi wisata sejarah di kawasan Depok Lama.

“Saya sudah dua kali mengunjungi Kota Depok, suatu kehormatan besar karena Belanda dan Depok memiliki hubungan yang kuat dengan peninggalan sejarah,” katanya dalam keterangan yang diterima di Depok, Jawa Barat, Minggu.

Menurut Grijns, pihaknya ingin meningkatkan hubungan dengan Pemkot Depok guna menggali potensi wisata sejarah.

Ia pun mengajak sektor pariwisata, akademisi dan masyarakat untuk berkolaborasi mengembangkan potensi wisata sejarah di Depok.

“Kami ingin semua pihak memiliki peran untuk membuat peninggalan sejarah menjadi lebih menarik,” ujar duta besar kelahiran 1962 di kota Bogor, Jawa Barat dan fasih berbahasa Indonesia itu.

Ia berharap rencana ini bisa terwujud sehingga masyarakat Kota Depok bisa bangga memiliki tempat khusus yang bisa digunakan untuk wisata sejarah Belanda.

Dubes Grijns didampingi Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono mengunjungi rumah Cimanggis yang merupakan peninggalan asli Belanda.

Imam Budi mengatakan pengembangan kawasan Depok Lama akan dilakukan melalui kerjasama, revitalisasi dan elaborasi kota saudara antara Kota Depok dengan kota-kota di Belanda hingga menggelar Festival Budaya Belanda di Depok yang mengangkat kegiatan Festival Drama Depokkers (Sebuah Kisah Kolonial Terurai) di Belanda.

Menurutnya, untuk mencapai peningkatan peninggalan sejarah Belanda perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari masyarakat, akademisi, elemen masyarakat maupun dari media massa.

“Tentunya untuk meningkatkan potensi cerita Belanda ini, kami membutuhkan bantuan semua pihak agar keberadaannya dapat terus dikenal dan dipertahankan,” ujarnya.

Imam Budi menambahkan sejumlah peninggalan sejarah Belanda yang menjadi peradaban di Kota Depok antara lain Stasiun Depok lama, gedung-gedung di sekitar Jalan Pemuda dan Rumah Cimanggis.

Selain itu, terdapat pula beberapa peninggalan lain berupa hutan besar, 23 danau, dan tiga sungai besar.

Ketua DPRD Depok TM Yusufsyah Putra mendukung pembangunan kota bersejarah Depok.

Perhatian dan keseriusan yang ditunjukkan pemerintah kota bersama pemerintah kota dan warganya dalam pelestarian dan pengembangan cagar budaya, khususnya rumah Cimanggis dan kawasan Depok lama patut diapresiasi.

Sementara itu, pakar sejarah Cornelis Chastelein Foundation (YLCC) Boy Loen mengungkapkan optimisme atas inisiatif Pemkot dan DPRD Depok untuk berkolaborasi dengan kampus-kampus dari UI, UIII, IPB, Trisakti hingga alumni Rotterdam Belanda untuk berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan tersebut. potensi cagar budaya kawasan Depok Lama.

Sebagai generasi ke-8 Kaoem Depok atau akrab dipanggil “Dutch Depok” dari marga Loen, Boy Loen (72) menuturkan, Depok Belanda memiliki perkebunan yang luas sepanjang sejarah dan menjadi orang kaya karena memiliki berbagai aset warisan Cornelis Chastelein, yang pada abad ke-17 adalah seorang tuan tanah yang kaya dan baik pada zamannya.

Namun, seiring berjalannya waktu ada kondisi yang menyebabkan beberapa aset bersejarah tersebut mati atau berpindah tangan karena pemilik aslinya menjualnya.

Hal ini berpotensi kehilangan nilai sejarah atau aset yang menjadi bagian dari identitas suatu daerah.

“Mudah-mudahan inisiatif baik dari pemerintah kota dan peneliti UI ini dapat direalisasikan selangkah demi selangkah dan mendapat dukungan yang konstruktif dari semua pihak yang terlibat,” ujarnya.

Baca juga: Pemkot Depok Bahas Pemandangan Kota Bersejarah dengan Pakar Belanda
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Daerah Belanda Depok

Reporter: Feru Lantara
Editor: Klik Dewanto
HAK CIPTA © ANTARA 2022

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button