Dua desa wisata di Sulawesi Selatan dikunjungi Mas Menteri Sandi Uno - WisataHits
Yogyakarta

Dua desa wisata di Sulawesi Selatan dikunjungi Mas Menteri Sandi Uno

Posting dilihat: 30

MAKASSAR // reformactual.com – Kunjungan (kunjungan) Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Menparekraf/Kepala Dewan Ekonomi Kreatif Indonesia) Sandiaga Salahuddin Uno Kabupaten Bantaeng dijadwalkan berlangsung pada Rabu, 7 April hingga September 2022. sapaan akrab Mas Menteri, akan berkunjung ke Kabupaten Tompobulu.

Kemudian jelajahi Desa Wisata Campaga. Merupakan satu dari empat desa wisata di Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) yang masuk dalam 50 Besar ADWI 2022 (Penghargaan Desa Wisata Indonesia) 2022. Tiga lainnya adalah Desa Wisata Barania di Kabupaten Sinjai, Desa Wisata Kambo di Kota Palopo dan Desa Wisata Matano Iniaku di Kabupaten Luwu Timur.

Desa Wisata Barania akan dikunjungi lusa, Kamis 8 September 2022. Jadwal yang masih bisa diramalkan mengacu pada kehadiran tim juri ADWI 2022 yang sudah berada di destinasi kunjungan desa wisata.

Sedangkan dua desa wisata di Sulawesi Selatan belum direncanakan. Diketahui, sejauh ini Mas Menteri telah mengunjungi 33 dari 50 desa wisata yang lolos ke final ADWI 2022 untuk evaluasi berkas.

Kunjungan pertama Desa Wisata Keris Aeng Tongtong di Pulau Madura, Desa Aeng Tong-tong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur pada tanggal 24 Mei 2022. Terakhir pada tanggal 31 Agustus 2022 mengunjungi Sandi Uno, salam lain dari Mas Menteri, Acara tersebut diadakan di Desa Wisata Tepus, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

*ADWI Lanjutan 2021*

Review ADWI 2021, malam puncak ADWI akan digelar di Jakarta pada 7 Desember 2021. Tahun ini diperkirakan bertepatan dengan Hari Pariwisata Sedunia yang diperingati setiap tanggal 27 September.

Artinya, sisa 17 desa wisata tidak dikunjungi. Rencana kunjungan dua desa wisata di Sulsel di kawasan Bantaeng dan Sinjai pekan ini mengurangi sisa desa wisata yang akan dikunjungi menjadi 15 desa wisata.

Sejak ADWI dibuat, Sandi Uno telah bekerja untuk memastikan bahwa semua desa liburan yang memenuhi syarat untuk 50 besar dikunjungi. Kembali mengulas liputan AMBAE tentang kunjungan ADWI 2021 ke Desa Wisata Kole Sawangan, Kabupaten Tana Toraja, Desa Wisata Lembang Nonongan, Kabupaten Toraja Utara dan Desa Wisata Ara, Kabupaten Bulukumba.

“Penghargaan Desa Wisata, semangat revitalisasi pariwisata Indonesia, menebar kreativitas unggulan desa wisata. Tahun ini, Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif mempersembahkan Penghargaan Desa Wisata (ADWI 2022) dengan tema “Indonesia Bangkit,” tulis Sandi Uno melalui situs resmi ADWI.

ADWI sekali lagi mengutip narasi Jaringan Desa Wisata (Jadesta) dan mengakui komunitas penggerak sektor pariwisata untuk mempercepat pembangunan desa dan mendorong transformasi sosial, budaya dan ekonomi desa. Dukungan pemerintah daerah berkomitmen terhadap pengembangan desa wisata untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, menghilangkan kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya, serta memajukan budaya.

ADWI telah menjadi katalis bagi semangat baru masyarakat untuk terus berprestasi, mempromosikan pilihan potensial dan mempromosikan harmonisasi antara pemerintah daerah, pemerintah desa, masyarakat desa dan aktivis pariwisata.

Sandi Uno menandatangani prasasti peresmian desa liburan dalam kunjungannya ke ADWI 2021. Berikut plakat dan piagam penghargaan sesuai kategori yang diraih desa.

Ada tujuh kategori yang akan dilombakan, meski sebenarnya ADWI bukanlah kompetisi melainkan wadah untuk membangun dan mengembangkan desa liburan. Pertama penilaian Daya Tarik Pengunjung, kemudian Homestay, Digital dan Kreatif, Souvenir, WC Umum, CHSE (Kebersihan, Kesehatan, Keamanan dan Kelestarian Lingkungan) dan terakhir terkait Kelembagaan Desa.

*Dukungan Pemprov Sulsel untuk Desa Wisata*

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan mendorong kemajuan dan perkembangan desa wisata di Sulawesi Selatan dan melakukan berbagai terobosan. Bahkan melahirkan inovasi-inovasi yang diyakini tidak ada di daerah lain di Indonesia.

KKN Tematik Desa Wisata merupakan program strategis Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan (Disbudpar Sulsel). Program yang disingkat KKNTDW ini digagas langsung oleh Kepala Dinas, Muhammad Jufri, pada awal masa jabatannya sekitar September 2021.

Dipimpin oleh Sektor Pengembangan Sumber Daya Pariwisata (BPSDP) sebagai Leading Sector. Bersama seluruh rekannya, Bruno S. Rantetana yang menjadi ketua jurusan, tampak membombardir kabupaten dan kota dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sulawesi Selatan.

Pria yang akrab disapa BSR ini membawahi 3 subkoordinator yang bersedia mendampingi dan mendampinginya dalam pelaksanaan program pengembangan desa wisata di 24 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan. Mereka adalah M. Ibrahim Halim selaku Sub Koordinator Bidang Promosi Masyarakat, Kirana Halim selaku Sub Koordinator Bidang Peningkatan Keterampilan SDM Pariwisata dan Erni Mappiare selaku Sub Koordinator Bidang Kerjasama.

Menyelenggarakan KKN (Kerja Nyata) dengan misi memperkuat pariwisata, budaya dan industri kreatif bagi pengelola dan masyarakat sekitar desa wisata. Sejauh ini, 72 perguruan tinggi swasta (PTS) telah mengikatkan diri pada MoA (Memorandum of Agreement) dengan Disbudpar Sulsel dengan MoU (Memorandum of Outstanding).

Ditambah lagi perguruan tinggi negeri (PTN) yang mencapai belasan, terutama yang kampusnya berpusat di Kota Makassar. Misi yang ditargetkan akan disusun, dibimbing dan terukur oleh Kepala Disbudpar Sulawesi Selatan dan diharapkan dapat menjadi mesin sekaligus motivator untuk mewujudkan desa wisata yang berkelanjutan.

Belum lagi desa wisata yang diharapkan muncul lebih banyak dari yang sudah ada. Tidak hanya di wilayah desa, karena desa liburan tidak mengenal wilayah administrasi.

Kelahiran dan perkembangan juga dapat terjadi di wilayah desa, seperti Desa Wisata Campaga di Desa Campaga, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng, dan juga Desa Wisata Kambo di Desa Kambo, Kecamatan Mungkajang, Kota Palopo. Meski demikian, dalam praktiknya, Kemenparekraf/Baparekraf RI cenderung menyebutnya sebagai desa wisata karena keberadaannya di wilayah Kelurahan.

Pelaksanaan KKNTDW belum membuahkan hasil, bukan berarti program ini gagal. Fokusnya adalah pada peningkatan kualitas dan penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).

“Misalnya mahasiswa jurusan ekonomi, nanti KKN di desa wisata, adik-adik kita membantu pengelola desa wisata dan juga UKM. Buat aplikasi keuangan, aplikasi pembayaran, ajari mereka metode dan strategi akuntansi untuk mengelola keuangan. Mata kuliah lain misalnya ilmu komputer, mungkin teman-teman di kampung liburan yang menjadi lokus (lokasi fokus), diajari mengajukan lamaran untuk promosi pariwisata,” jelas Jufri yang bergelar guru besar itu, Selasa 6 September 2022. _

Selain KKNTDW, BPSDP juga melakukan pelatihan intensif, special advice (saran ahli) dan pendampingan. Itu cenderung menuai hasilnya lebih cepat.

Misalnya Kabupaten Luwu Timur yang kini memiliki 61 desa wisata. Tahun lalu hanya berhasil mendaftarkan 1 desa wisata di aplikasi Jadesta milik Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif Republik Indonesia.

Kunjungan menteri kali ini juga membuka ruang bagi desa liburan lainnya untuk terus berbenah. Selain itu, baik Sandi Uno maupun tim juri ADWI mengatakan Jufri akan lebih banyak memberikan masukan, saran dan kritik yang membangun daripada sekedar menilai hasil akhir tahap pemenangan ADWI 2022.

Agus

Source: reformasiaktual.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button