Yogyakarta

DPKP DIY melaksanakan Program Lumbung Mataram

tanpa judul

Krjogja.com – Yoga – Pemerintah Daerah Yogyakarta melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY mengembangkan Program Lumbung Mataram di Bendung Semin Gunungkidul dan Pengasih Kulonprogo dengan menggunakan alokasi Dana Keistimewaan (Danais). Kedua desa tersebut dipilih sebagai pilot project Desa Mandiri Pangan di DIY yang akan direplikasi di lima desa di Bantul, Kulonprogo dan Gunungkidul pada tahun 2023. Jika replika berhasil dilakukan, akan dilanjutkan lebih luas lagi di desa-desa lain sehingga kemandirian pangan dalam perbaikan rumah terwujud secara masif.

Kepala DPKP DIY Sugeng Purwanto menjelaskan, program Lumbung Mataram didasarkan pada budaya kuno penyediaan pangan masyarakat. Sebelumnya, masyarakat menyimpan beras pada saat panen raya dan membelanjakannya untuk memenuhi kebutuhan saat paceklik. Dari sinilah lahir Lumbung Mataram yang salah satunya diawali dengan pembuatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) seluas 2.000m2 untuk swasembada pangan.

“Program Lumbung Mataram sudah mulai DIY secara masif agar masyarakat bisa hidup dari berbagai jenis tumbuhan. Misalnya di Desa Bending, Tanah Kas Desa (TKD) seluas 1,5 hektar untuk pembuatannya menggunakan agrowisata dan wahana pendidikan pertanian dan peternakan. Ini ditujukan untuk petani Generasi Y yang tertarik dengan konsep pertanian modern masa kini,” ujarnya, Selasa (20/12) di Yogyakarta.

Sugeng menjelaskan, program Lumbung Mataram juga telah dikolaborasikan dengan pariwisata dan digarap dengan pengembangan industri dalam negeri dan UMKM. Hal ini sejalan dengan arahan Gubernur DIY dalam memaksimalkan TKD. Untuk itu, pihaknya mencoba mengawinkan program Lumbung Mataram dengan pemanfaatan TKD. Dengan demikian, terbentuk paket lengkap Lumbung Mataram yang tidak hanya bersifat pedagogik dan wisata, tetapi juga di pimpin dalam bidang pemasaran oleh UMKM sehingga kemandirian benar-benar terwujud.

“Di sana ada pameran, jadi banyak turis yang datang untuk berbelanja. Bersamaan dengan itu, diadakan pula pelatihan demonstrasi berbagai tanaman, ternak kambing, termasuk pembuatan pupuk, aplikasinya dan lain-lain. Jadi konsepnya benar-benar diimplementasikan dalam satu paket Lumbung Mataram,” ujarnya

DPKP DIY selalu berusaha mensosialisasikan program Lumbung Mataram dengan konsep yang lebih luas, namun masih sebatas pemenuhan kebutuhan pangan, perbaikan gaya hidup atau peningkatan pendapatan petani. Selain itu, yang terpenting adalah mengubah citra dan pola pikir kaum milenial untuk merevitalisasi dunia pertanian di desa masing-masing.

“Generasi milenial tidak harus memilih keluar desa untuk bekerja karena mereka bangga bekerja di dunia pertanian. Pemilik lahan tidak harus mengonversi lahan karena bercocok tanam tetap bisa asri, sejuk dan tetap bisa menjadi miliarder. Tujuan kami adalah untuk memaksimalkan generasi milenial di sekitar kita,” ujar Sugeng.

Sugeng menyebutkan inti utama DPKP DIY adalah ketahanan pangan hingga swasembada pangan di daerah, mendorong potensi baru dan mendorong potensi milenial. Sedangkan sektor basisnya adalah pendidikan untuk pariwisata, untuk pengembangan UMKM dan koperasi. Dalam artian pihaknya telah menyediakan bahan baku yang nantinya dapat dikembangkan dan dioptimalkan di berbagai bidang, sektor dan OPD. (ira)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button