Dishut Ajak Pemdes Berkolaborasi Penyelesaian Lahan Kritis - WisataHits
Jawa Barat

Dishut Ajak Pemdes Berkolaborasi Penyelesaian Lahan Kritis

Adji Sumarwan, Kepala Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jawa Barat, mengajak pemerintah desa (Pemdes) bersinergi mengubah lahan kritis menjadi ruang terbuka hijau.

INI ADALAH QURAN, Bandung – Adji Sumarwan, Kepala Bidang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Jawa Barat, mengajak pemerintah desa (Pemdes) bekerja sama untuk mengubah lahan kritis menjadi ruang terbuka hijau.

Dijelaskannya, dari sisi anggaran, pemerintah desa mampu menangani lahan kritis di wilayahnya. Karena selain Dana Desa Rp 1 miliar yang dibayarkan setiap tahun oleh pemerintah pusat, juga ada dukungan dari pemerintah provinsi dan pemerintah kota atau kabupaten.

Ia meyakini jika sebagian dukungan anggaran digunakan untuk penghijauan, selain untuk menjaga lingkungan, ini juga bisa menjadi peluang untuk memajukan perekonomian masyarakat, seperti desa liburan yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Namun katanya dilihat dari potensi desanya.

Baca juga: Ridwan Kamil Sengaja Kontrol Pendistribusian BBM BLT dan Siapkan Inspeksi Langkah-Langkahnya

“Jika kepala desa melihat potensi untuk menangani lahan kritis ini, itu akan menjadi penghijauan. Hal ini dapat menjadi peluang usaha untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di desa. Di desa, misalnya, dimungkinkan untuk membuat perkebunan atau pertanian. Anda bisa membuat taman jeruk atau apa saja, membuatnya semenarik mungkin, yang pada akhirnya bisa menjadi tempat wisata. Ujung-ujungnya bisa jadi desa wisata,” ujarnya belum lama ini kepada INILAHKORAN.

“Ini adalah contoh yang kami gunakan untuk membantu kelompok masyarakat di Desa Cidamar, Cidaun, Kabupaten Cianjur Selatan. Di sana digunakan sebagai tambang pasir besi. Karena masyarakat di sana sudah mengetahuinya, mengerti akibatnya. Mereka meminta bantuan kami untuk menanam pinus laut. Tujuannya agar lokasi tersebut tidak lagi digunakan sebagai tempat penambangan pasir besi. Akhirnya pinus tumbuh. Berawal dari masyarakat yang hanya bersantai di sana sambil makan, menjadi tempat wisata hingga saat ini. Bahkan saat pandemi kemarin saat lebaran dibanjiri hingga 15.000 wisatawan. Jika desa lain bisa mengikuti, itu bagus. Selain membantu merehabilitasi lahan kritis, juga membantu perekonomian,” lanjutnya.

Adji juga mendorong 300 konsultan kehutanan yang tersebar di sembilan Kantor Cabang Dinas Kehutanan (KCD) untuk mulai melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada kepala desa untuk membuat desa wisata melalui penghijauan. Selain membantu pemerintah menyelesaikan persoalan lahan kritis, juga membuka peluang usaha bagi masyarakat di desa tersebut.

Baca Juga: Ridwan Kamil Penanggung Jawab Pelestarian Budaya Raih Penghargaan Sebagai Bapak Budaya

“Makanya kami juga mendorong para pendamping untuk sering bermain dengan kepala desa. Mendekati, mensosialisasikan dan mengajak, menggunakan dana desa yang disalurkan oleh pemerintah pusat, provinsi dan kota atau kabupaten untuk melakukan penghijauan sekaligus memaksimalkan potensinya. Apalagi sekarang ini, mungkin seluruh infrastruktur sudah bagus karena program dana desa ini sudah berjalan lama. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk hal lain, salah satunya merehabilitasi negara kritis ini menjadi desa wisata,” ujarnya.(Yuliantono)

Source: www.inilahkoran.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button