Dirjen Surati Pemkab Grobogan berharap KA Kalijaga beroperasi kembali, ini alasannya - WisataHits
Jawa Tengah

Dirjen Surati Pemkab Grobogan berharap KA Kalijaga beroperasi kembali, ini alasannya

Dirjen Surati Pemkab Grobogan berharap KA Kalijaga beroperasi kembali, ini alasannya

KASAR – Tahun 2014 s/d 2019 Kabupaten Grobogan telah mendapatkan KA Kalijaga Subsidi untuk Stasiun Semarang Poncol – Stasiun Solo Balapan. Kehadiran kereta api ini mempromosikan pariwisata di kota Swieke. Tapi kereta tidak berjalan sekarang. Pemerintah Kabupaten Grobogan berharap kereta tersebut bisa beroperasi kembali.

Kepala Prasarana dan Prasarana Perekonomian Bappeda Grobogan Candra Yuliapasha mengatakan tidak beroperasinya KA Kalijaga membuat sejumlah destinasi wisata lesu. Pada 17 Februari 2020, Bupati Grobogan menyurati Dirjen Perkeretaapian untuk membuka kembali KA Kalijaga, namun tidak ada tanggapan.

“Kami sudah berkali-kali mengusulkan pengaktifan kembali. Baik di forum maupun surat, namun tetap tidak ada jawaban. Kami menanyakan kepada PT KAI Daop 4 Semarang, namun jawabannya KA Kalijaga di bawah pengawasan Daop 6 Jogjakarta berdiri,” jelasnya. .

Sedangkan Bappeda Grobogan belum berkoordinasi dengan Daop 6 Jogjakarta. “Alasan lain saat itu KA Kalijaga masuk subsidi dan statusnya pesanan dari pemerintah pusat. Namun, menurut informasi internal PT KAI, KA Kalijaga sudah tidak ada lagi di peta perjalanan atau jadwal KA Gapeka. Karena subsidi, kita harus bersaing dengan KA lain, terutama KA lokal seperti Jabodetabek, Pramek dan lain-lain,” ujarnya.

Tidak beroperasinya kereta api ini juga berimbas pada penurunan ekonomi masyarakat Grobogan, khususnya sektor pariwisata potensial seperti Candi Joglo, Bledug Kuwu, Situ Purbakala Banjarejo.

Wisatawan rata-rata datang dari Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kendal, Salatiga. Bahkan, tercatat jumlah pengunjung tempat wisata tersebut mencapai 50.000-60.000 selama Januari hingga November 2019, yang sebagian besar menggunakan kereta api Kalijaga.

“Sejak KA Kalijaga berhenti beroperasi, pengunjung hanya 200 sampai 300 orang,” keluhnya.

Penurunan jumlah wisatawan ini tentunya berimbas pada penurunan perekonomian masyarakat Kabupaten Grobogan, khususnya di sektor pariwisata. “Itu moda transportasi yang paling diminati saat itu karena harganya relatif murah, Rp 10.000. Keberangkatan pukul 08.00 Kereta ini sering digunakan sebagai kereta wisata, di mana rombongan pelajar dan masyarakat umum sering mengisi gerbong tersebut,” ujarnya.

Padahal KA Kalijaga diganti dengan KA Joglosemarketro jalur Solo-Tegal-Purwokerto-Solo-Semarang. Keberadaan KA Joglosemarkerto yang relatif mahal kurang diminati wisatawan.

“Karena tidak ada subsidi. Harga tiket KA Joglosemarketro lebih mahal dari KA Kalijaga. Untuk KA Joglosemarketro mulai dari Rp 65.000 untuk Ekonomi dan Rp 95.000 untuk Eksekutif,” jelasnya. (intern/ Zen)

Reporter: Intan Maylani Sabrina

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button