Dingin! Penjual Belalang ini berbicara banyak bahasa asing, dari Inggris hingga Spanyol | RADAR BOGOR - WisataHits
Jawa Barat

Dingin! Penjual Belalang ini berbicara banyak bahasa asing, dari Inggris hingga Spanyol | RADAR BOGOR

BOGOR RADAR BOGORSekilas, Nanang Sukandar, salah satu pedagang cincau yang biasa nongkrong di Jalan Pajajaran, tidak ada yang istimewa. Tampak sederhana di samping gerobak rumput dan jeli yang didominasi warna hijau.

Namun, di balik kesederhanaannya, Nanang ternyata memiliki kemampuan yang luar biasa. Berbagai bahasa asing ia kuasai. Ini termasuk Inggris, Jerman, Belanda, Jepang dan Spanyol.

Nanang tidak segan-segan menyambut pembeli dengan keahliannya. Hal ini tentu saja membuat para pembeli bingung, takjub dan kagum padanya. Tak jarang banyak pembeli yang duduk bersamanya dan mengobrol sambil makan cincau.

Nanang mengatakan, keterampilan ini diperolehnya sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu dia diajari berbagai bahasa asing oleh salah satu tetangganya.

Baca Juga: Menpan-RB Datang ke Kota Bogor dan Ajak Seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia Miliki MPP

“Waktu saya kecil, ada tetangga yang bekerja sebagai dosen di Akademi Bahasa Asing (ABA). Saya banyak belajar darinya,” kata Nanang saat disambar Radar Bogor, Jumat (16/9/2022).

Ketertarikannya pada dunia internasional menjadi pendorong utama baginya untuk memperdalam bahasa asingnya. Saat remaja, Nanang sering mengunjungi Kebun Raya Bogor (KRB) yang saat itu sering dikunjungi turis asing. Kesempatan ini ia gunakan untuk melatih kemampuan bahasa asingnya.

Nanang mengatakan salah satu motivasinya menguasai bahasa asing adalah karena mengidolakan proklamator Republik Indonesia, Soekarno. Ia sangat mengagumi karakter Soekarno yang banyak menguasai bahasa asing dan sering berpidato dalam bahasa asing.

Berkat kemampuannya ini, Nanang telah menerima beberapa tawaran pekerjaan, dari menjadi guru sukarelawan hingga menjadi juru bicara seorang kenalan.

Tawaran itu dilakoninya, namun tak bertahan lama. Nanang mengaku lebih suka berjualan cincau, sehingga sering bertemu dengan orang lain yang berbeda latar belakang.

“Saya merasa tidak nyaman dan bosan, saya lebih menikmati pekerjaan ini. Saya bisa berkomunikasi dengan banyak orang yang berbeda latar belakang, suku, ras, agama,” kata pria kelahiran 1965 itu.

Nanang mengatakan orang asing seperti Jerman, Australia, Amerika dan Denmark sering dikunjungi saat berjualan. Selain kesempatan untuk melatih kemampuan bahasa seseorang, pertemuan seseorang dengan orang asing juga membawa manfaat materi yang lebih besar. Karena mereka membayar cincau di atas harga normal.

Baca Juga: Korban Pergeseran Lahan Bojong Koneng Meluas Jadi 275 Rumah

Sebelum menjadi penjual permen karet, ia menggunakan kemampuan bahasa asingnya untuk menjadi pemandu wisata. Dia bekerja sebagai pemandu wisata dari usia 20 hingga 35 tahun. Pengalamannya berkeliling Indonesia juga memungkinkannya berbicara bahasa daerah seperti Jawa, Batak, dan Madura.

Diakuinya, selain sains dan filsafat, sastra sebenarnya adalah bidang favoritnya. Koleksi buku Nanang bahkan sudah mencapai 100 buku.

“Ada banyak buku yang saya suka, sastra seperti Sayap Patah karya Khalil Gibran. Selain itu, saya juga menyukai puisi Inggris, Jerman, dan Belanda,” tambah Nanang.

Hobinya membaca memberikan Nanang wawasan yang luas. Ia sering berbicara tentang sejarah Indonesia dan hal-hal ilmiah lainnya. Nanang juga memiliki daya ingat yang luar biasa, ia sangat pandai mengingat plat nomor berbagai daerah di Indonesia.

Dengan lebih mengembangkan bidang bahasa, Nanang berharap generasi muda Indonesia dapat menggali kemampuan dan wawasan bahasa sehingga dapat menjadi diplomat yang cerdas ke negara lain. (cr1)

Editor: Rany

Source: www.radarbogor.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button