Diharapkan dapat menggenjot perekonomian • Radar Jogja
RADAR JOGJA – Benteng Keraton Jogja atau Margi Inggil di sisi timur Plengkung Tarunasura Wijilan akan direvitalisasi. Diharapkan dengan selesainya revitalisasi bangunan cagar budaya di kawasan Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta dapat mendongkrak perekonomian sekitar.
Panembahan Lurah Murti Buntoro mengatakan, sepengetahuannya, revitalisasi Margi Inggil merupakan kewenangan Keraton Yogyakarta. Diakuinya, hanya pejabat daerah yang terlibat dalam program keraton. “Apalagi kita warga Jogja tidak bisa lepas dari keraton,” ujarnya saat ditemui di kantornya kemarin (20/9).
Namun, Murti berharap revitalisasi Margi Inggil akan memperkuat posisi Keraton Yogyakarta. Penegasan kerajaan yang didirikan pada tahun 1755 M sebagai pusat kebudayaan. Sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung ke Kota Gudeg. “Sehingga keberadaan pengembangan Margi Inggil dapat mendukung pariwisata di lokasi tersebut,” ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, Margi Inggil dulunya merupakan jalan yang dipatroli oleh kereta kuda milik Keraton Yogyakarta. Revitalisasi dapat menciptakan atraksi budaya baru yang menarik wisatawan. “Ini memungkinkan wisatawan untuk fokus pada Margi Inggil. Daerah sekitarnya tentu mendapatkan semacam mandi ekonomi, ”katanya.
Murti menyatakan bahwa kawasan yang dicakup oleh Plengkung Tarunasura Wijilan adalah kawasan kuliner. Jalan Wijilan merupakan kawasan yang menjadi terkenal sebagai pedagang kaki lima yaitu Gudeg. “Semoga pariwisata lokal bisa berkembang. Di sana (Jalan Wijilan, red.) ada UMKM atau ekonomi menengah ke bawah,” jelasnya.
Ditunjukkan pula bahwa masyarakat Panembahan tidak hanya memiliki potensi kuliner tetapi juga potensi ekonomi di bidang kerajinan. Antara lain berupa batik dan souvenir. “Saat ini masih di kotamadya, belum dicoblos,” katanya. (gemuk/malas)
Keraton Besar Jogja Benteng Yogyakarta
Source: radarjogja.jawapos.com
