Di tangan Anda! Warga Bandung Barat menemukan patung kepala raksasa - WisataHits
Jawa Barat

Di tangan Anda! Warga Bandung Barat menemukan patung kepala raksasa

Warga Bandung Barat

Warga kawasan Hutan Maribaya, Kabupaten Bandung Barat dikejutkan dengan ditemukannya patung mirip kepala dan pahatan relief di kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda. Kepala arca ini cukup besar, berdiameter sekitar 3 meter, dan ditumbuhi lumut.

Patung berbentuk kepala manusia itu terlihat menyeringai dan memiliki tiga gigi besar yang mencuat. Teksturnya juga lengkap, ada mata, hidung, mulut dan telinga. Lokasinya berada di bawah tebing tak jauh dari objek wisata Air Terjun Curug Omas.

“Patung kepala dan relief pahatan ini saya temukan saat sedang menangkap lebah,” kata warga yang menemukannya, Koswara, 42, warga Kampung Maribaya, Desa Langensari, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (20/12).

Menurutnya, tempat ditemukannya arca dan relief itu dikenal dengan nama Berda sejak kakek buyutnya, yakni kawasan bubut dan batu kuda yang menggumpal. Ia tidak menyangka istilah tersebut sebenarnya merujuk pada patung kepala berbentuk manusia yaitu mesin bubut dan ukiran manusia menunggang kuda yang kemudian dijuluki Kuda Lumping Batu.

Jika dari kejauhan patung tersebut terlihat karena tertutup semak belukar dan pohon bambu. Selain itu, seluruh permukaan patung seluruhnya ditumbuhi rumput liar. Patung itu tidak memiliki struktur tubuh penuh karena hanya kepalanya.

Sedangkan tempat ditemukannya relief tersebut berada di lereng yang terjal sekitar 500 meter dari tempat ditemukannya arca tersebut. Ukiran tersebut berisi sosok manusia dengan kuncir rambut yang mengenakan selendang dan menunggangi hewan mirip kuda.

Koswara mengaku tidak mengetahui kapan dan siapa yang membuat patung dan ukiran tersebut. Baik kakeknya maupun orang tuanya tidak pernah memberi tahu siapa yang membuat kedua benda tersebut. Juga, patung dan ukiran berada di tengah hutan belantara.

“Almarhum ayah saya sering membawa saya ke daerah ini ketika saya masih kecil, dan memang tempat itu bernama Bubutaan. Mungkin karena ada patung yang bentuknya buta dan batu kuda yang mengamuk itu ada bekasnya,” jelasnya.

Berasal dari cerita orang tuanya, patung dan pahatan relief ini pada awalnya sering digunakan sebagai tempat meditasi atau meditasi. Dupa, rokok atau sesaji berupa kelapa muda banyak dijumpai di lokasi. Namun, kini aktivitas tersebut tidak pernah ditemukan lagi.

“Katanya di daerah Bubutaan dulu sering ditemukan kemenyan, tapi sekarang sudah jarang,” ujarnya. (baik)

Dikutip dari: Okezone.id

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button