Di jalur Pansela Gunungkidul, desa ini sudah porak poranda dan rumahnya sudah berubah menjadi rumah megah - WisataHits
Yogyakarta

Di jalur Pansela Gunungkidul, desa ini sudah porak poranda dan rumahnya sudah berubah menjadi rumah megah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Deretan rumah dibongkar di Jalan Lintas Selatan (JJLS) atau Jalur Pantai Selatan Jawa (Pansela) di Girisubo, Gunungkidul, hanya menyisakan tembok dan reruntuhan. Bagaimana perkembangan JJLS di kawasan ini? Berikut laporan wartawan Harian Jogja Nina Atmasari.

Adi Purwanto, 69, mengumpulkan pecahan genting rumah yang berserakan di puing-puing rumahnya. Dia menyapunya karena atapnya sudah dibongkar. Lantai tetap aman saat diinjak.

BACA JUGA: Ini Daftar Rute Kereta Terindah di Dunia

“Sudah diturunkan, itu hanya pembersihan,” kata Adi Purwanto saat dipukul Tim Eksplorasi Jalur Pansela: Membangun Perekonomian di Pesisir Selatan Jawa di bekas rumahnya yang sudah dibongkar, di pinggir Jalan Raja Tepus Jerukwudel di kawasan Tlasih, Karangawen Girisubo, Gunungkidul, Jumat (22/7/2022).

Rumah Adi Purwanto termasuk di antara puluhan rumah di kawasan yang akan dibongkar akibat pembangunan JJLS. Tanah dibeli pada tahun 2017, dan kini warga mulai menebang kayu dan membongkar rumah. Mereka didukung oleh kontraktor yang akan membangun JJLS. Bekas rumah juga dikumpulkan. Penghuni masih bisa meminta material rumah yang dibongkar.

Hampir semua rumah yang harus dibongkar sudah dibongkar, sehingga warga ditipu oleh pihak desa. Area di ruas jalan tersebut kini menyisakan bekas bangunan berdinding tanpa atap. Reruntuhan rumah berserakan, seperti halnya bekas desa yang ditinggalkan.

Di bagian belakang bangunan bekas berdiri banyak rumah megah, seperti di belakang bekas rumah Adi Purwanto. “Alhamdulillah, saya dulu bisa menukar keuntungan saya sehingga saya bisa membangun rumah di belakangnya. Kami pindah ke sana. Kita juga bisa membeli sapi untuk dipelihara,” katanya gembira sambil menunjukkan rumah cantik di belakang bekas rumahnya.

Ia mengatakan, warga menyambut baik pembangunan JJLS meski harus mengosongkan rumah. Warga menerima kompensasi yang baik, cukup untuk membangun kembali rumah dan bahkan membeli ternak. Sebagian besar warga membangun rumah di lahan mereka tidak jauh dari rumah mereka sebelumnya.

“Hanya orang yang dibebaskan yang berdiri di pinggir jalan. Sebagian besar penduduk masih memiliki tanah di belakang mereka atau di tempat lain yang masih berada di desa ini. Jadi kami tidak bergerak terlalu jauh. Sedikit yang pindah dari daerah itu, tidak jauh,” kata Adi Purwanto.

Menurut dia, warga sekitar berharap setelah jalan tersebut menjadi JJLS, akan ramai dengan kendaraan. Warga bisa mendapatkan keuntungan dengan membuka toko seperti warung. Menurut Adi, jalur tersebut akan menjadi jalur utama warga dari timur menuju wisata pantai di Gunungkidul.

Bangunan komersial pinggir jalan seperti B. warung makan, dihancurkan pada akhir proyek dan saat ini masih dapat digunakan untuk dijual. Handoyo, 41, salah satu pemilik toko kelontong pinggir jalan, masih berdagang.

“Kami masih boleh berjualan di sini, bongkar muat akan dilakukan akhir tahun ini atau awal tahun depan,” ujarnya.

Ia dan keluarganya akan pindah ke Padukuhan Bandung yang masih berada di desa yang sama, sekitar 500 meter dari rumahnya saat ini. Rumahnya di properti itu sudah selesai dan dia berencana untuk menjualnya.

“Rumah saya di sana masih di tengah tebing. Rencananya, JJLS akan lewat di depan rumah. Jadi rumah saya akan berada di tepi jalan bebas hambatan. Nanti kalau JJLS sudah penuh, mudah-mudahan toko saya ramai juga,” ujarnya.

BACA JUGA: Wah! Ribuan keluarga di Gunungkidul termasuk dalam kategori sangat miskin

Berdasarkan informasi dari Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah (Jawa Tengah)-DIY, Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), ruas jalan JJLS ruas Tepus-Jerukwudel II merupakan jalan baru. pembangunan 10.925 km.

Proyek tersebut bernilai Rp 264 miliar dengan masa kontrak terhitung mulai 22 Maret 2022 dan batas waktu serah terima pekerjaan akhir pada 31 Desember 2024. Saat ini progres fisik sudah mencapai 3,1%.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button