Dewanti mengklaim indikator keberhasilan selama 5 tahun sebagai Walikota Batu - WisataHits
Jawa Timur

Dewanti mengklaim indikator keberhasilan selama 5 tahun sebagai Walikota Batu

Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko memimpin upacara peringatan HUT Kota Batu ke-21 dan HUT Pemerintah Provinsi Jawa Timur ke-77 yang bertempat di pelataran Balai Kota Among Tani Kota Batu. (MVoice/Pemerintah Kota Batu)

SUARA WARNA – HUT ke-21 kota dan HUT ke-77 Pemprov Jatim digelar pada Senin (17/10) di pelataran Balai Kota Among Tani. Walikota Batu Dewanti Rumpoko ditunjuk sebagai inspektur upacara. Peringatan hari jadi khususnya Kota Batu merupakan momentum untuk mengenang kilas balik capaian pembangunan yang dimotori oleh para pendahulu.

Menurutnya, wajah Kota Batu kini berkembang cukup pesat dan menjadi barometer perekonomian tingkat regional Jatim. Di usianya yang ke-21 sudah banyak perubahan yang signifikan di segala aspek.

Hal ini tercermin dari beragamnya aktivitas dan latar belakang masyarakat yang heterogen. Namun demikian, kekhasan dan kearifan lokal tetap dipertahankan sebagai acuan untuk menentukan arah pembangunan.

Baca juga: Berpredikat sebagai kota pariwisata, PAD Kota Batu sudah bertahun-tahun mandek

Baca juga: 2023: Defisit Fiskal Daerah Kota Batu Rp 70 Miliar

Baca juga: Kota Batu mendapat penilaian tidak memuaskan dari Kementerian Keuangan

Ia mengatakan, Pemkot Batu fokus pada pembangunan terpadu agar kemajuan dan kesejahteraan terwujud. Sebagai visi Desa Berdaya Kota Berjaya sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2017-2022. Kota Batu bertumpu pada tiga sektor unggulan yaitu UMKM, pariwisata dan pertanian.

Ketiganya berperan dalam meningkatkan daya saing daerah sehingga kini muncul sebagai kawasan pariwisata utama di Jawa Timur bahkan di tingkat nasional.

“Tugas kita hanya melanjutkan pembangunan yang telah didorong dan diperjuangkan para pendahulu kita sehingga Kota Batu menjadi kawasan yang sangat istimewa seperti sekarang ini. Jadi, sebagai wujud syukur dan terima kasih, kita harus bertekad untuk terus bekerja dan melakukan yang terbaik,” kata Dewanti.

Peringatan HUT Kota Batu tahun 2022 juga bertepatan dengan berakhirnya masa jabatan Dewanti Rumpoko dan Punjul Santoso sebagai kepala daerah yang berakhir pada bulan Desember. Dewanti menjelaskan, selama masa jabatan 2017-2022, ada tiga strategi utama dalam membangun Kota Batu. Pertama, pelayanan dasar meliputi pendidikan, kesehatan dan pelayanan sosial.

Baca juga: DPRD Kota Batu: Visi desa yang layak di bawah kekuasaan sendiri jauh dari harapan

Baca juga: Sidang Paripurna Pengajuan Masa Jabatan Kepala Daerah Kota Batu Gaduh

Baca juga: 10 Program Prioritas Yang Dihilangkan Dalam Perubahan RPJMD Kota Batu 2017-2022,

Selanjutnya, strategi kedua untuk memperkuat daya saing daerah bertumpu pada sektor unggulan seperti pertanian, pariwisata dan UMKM. Dan strategi ketiga adalah memperkuat kerjasama dan investasi yang didukung dengan penerapan tata kelola yang baik berbasis teknologi informasi.

Dewanti mengklaim berbagai agenda pembangunan berkelanjutan menunjukkan indikator keberhasilan yang positif. Capaian pelayanan dasar, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2021 adalah 76,28 poin dari sebelumnya 68,66 poin pada tahun 2010. Angka kemiskinan turun 4,09 persen pada tahun 2021 menjadi 6,18 persen pada tahun 2007. Demikian pula indeks rasio Gini dapat diturunkan sebesar 0,33 poin dari sebelumnya 0,39 persen.

“Dengan berkembangnya perekonomian daerah, total produk domestik bruto atas dasar harga berlaku kini telah tumbuh menjadi Rp16,841 triliun dari Rp2,95 triliun pada 2007,” katanya.

Baca juga: Desa Wisata Dampak Positif Upaya Konservasi dan Akar Budaya

Baca juga: Aliansi Malang Raya menilai perubahan RTRW Perda Kota Batu sebagai ancaman habitat

Baca juga: Keunikan tata ruang Kota Batu terancam punah jika tata ruang ditinggalkan

Pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh perkembangan kota Batu yang berubah menjadi kawasan wisata. Jumlah pengunjung meningkat dari waktu ke waktu. Pada 2007, jumlah kunjungan 561,7 ribu wisatawan meningkat menjadi 7,22 wisatawan pada 2019. Kemudian melemah pada 2020 hingga 2021 ketika dilanda gelombang pandemi. Hingga akhirnya berangsur pulih, terbukti dengan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 4,9 juta pada September 2022.

“Dampak pandemi berdampak pada tingginya angka pengangguran terbuka sebesar 6,57. Sebelum pandemi 2019, tingkat pengangguran terbuka adalah 2,26 persen,” kata Dewanti.

Namun, saat pandemi melanda, perekonomian jungkir balik. Pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi sebesar -6,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang selalu tumbuh positif sebesar 6-6,5 persen selama 15 tahun terakhir. Titik balik baru terasa pada kuartal II 2022 yang mencapai hampir 6 persen.

Baca juga: Pengangguran naik 6,5 persen, Disnaker Kota Batu Baka adakan job fair

Baca juga: Dewanti mengerutkan kening saat mendengarkan lakon tentang kota wisata beton

Baca juga: SKD Buat Jalur Zonasi PPDB Runyam, Dewanti: Penegakan Penipuan Bukan Domain Kota Batu

Dewanti mengatakan pembangunan pariwisata memegang peranan yang sangat penting dalam kemajuan suatu daerah. Ada dampak positif yang berkontribusi terhadap peningkatan PDRB, PAD untuk menciptakan lapangan kerja. Hampir 64 persen PAD Kota Batu berasal dari pajak dan retribusi sektor pariwisata.

“Ini diikuti dengan peningkatan pendapatan per kapita. Tahun 2007 hanya Rp 12,1 juta per tahun. Kemudian pada tahun 2021 terjadi peningkatan yang signifikan sebesar Rp 78,46 per tahun. Ini menunjukkan kesejahteraan masyarakat juga meningkat,” jelasnya.

Selain itu, sektor pariwisata berkontribusi terhadap pundi-pundi pendapatan daerah (PAD) Kota Batu. Sisi PAD tercatat sebesar Rp 14,2 miliar dibandingkan posisi APBD 2007 sebesar Rp 354,8 miliar. PAD Kota Batu melonjak hingga Rp 205 miliar dari posisi APBD 2021 sebesar Rp 1,2 triliun. Peningkatan penerimaan PAD, kata Dewanti, sangat penting, terutama dalam hal pendanaan program-program pengembangan masyarakat.

Perkembangan pariwisata juga menarik investor untuk berinvestasi di Kota Batu, terutama dari industri pariwisata dan UMKM. Apresiasi modal adalah mesin pertumbuhan ekonomi daerah. Realisasi investasi pada 2021 mencapai Rp 5,68 triliun dibandingkan 2007 yang tercatat Rp 300 miliar.

“Kontribusinya terhadap produk domestik bruto tahun 2021 atas dasar harga berlaku adalah 34,26 persen. Tahun 2007 kurang dari 15 persen,” kata Dewanti

Source: malangvoice.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button