Jawa Tengah

Dewan Komisi B DPRD Kota Semarang mendukung kunjungan industri dan industri terbuka ke sentra-sentra IKM logam

Aktivitas pekerja di Sentra Industri Kecil (IKM) Pencegahan Logam di Kawasan Industri Wijaya Kusuma, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. (Foto. Kementerian Perindustrian Kota Semarang)

SEMARANG (Sigi Jateng) – Dinas Perindustrian (Disperin) melakukan inovasi untuk merevitalisasi Sentra Industri Kecil (IKM) Logam di Kawasan Industri Wijaya Kusuma, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Salah satu pilihan adalah dengan membuka kunjungan wisatawan untuk melihat langsung proses pembuatan IKM Logam.

Kepala Kementerian Perindustrian Kota Semarang Tri Supriyanto menjelaskan, inovasi tersebut dilakukan secara sadar untuk merevitalisasi sentra IKM logam di KIW Tugu. Kunjungan, kata dia, terbuka untuk wisatawan, rombongan dinas atau study tour oleh sekolah dan universitas.

“Misalnya ada turis yang mau datang, sekarang sudah bisa. Karena kami berkoordinasi dengan pengurus IKM Logam untuk menggunakan kunjungan agar wisatawan bisa melihat langsung proses produksinya, sehingga secara tidak langsung menjadi objek wisata dan bisa mendongkrak perekonomian,” jelasnya, Senin (12/5/2022).

Tri menjelaskan, regulasi untuk pusat IKM saat ini sedang disusun. Tujuannya untuk menghindari kemacetan wisatawan, karena pandemi Covid 19 belum berakhir.

“Nanti akan kami lakukan pengelolaan, termasuk rencana kunjungan agar wisatawan tidak menumpuk,” imbuhnya.

Menurutnya, inovasi ini harus dilakukan agar sentra IKM logam di Kawasan Industri Wijaya Kusuma dapat dikenal masyarakat luas setelah direlokasi dari kawasan Bugangan.

Selain itu, hanya sekitar 60 persen dari 74 kios yang ada yang terisi penuh oleh pelaku IKM. Menurutnya, saat ini para pelaku industri belum mau pindah total karena belum berani berspekulasi pindah ke Kawasan Industri Wijaya Kusuma.

“Masih buka di rumah di daerah Bugangan dan Barito. Kami tidak mau berspekulasi soal istilah, karena pusat IKM ini mungkin belum dikenal. Untuk itu kami tentu perlu berinovasi, sehingga kami ingin pindah dan menempati kios-kios yang sudah ada,” terangnya.

Sementara itu, Joko Susilo, Ketua Komite B DPRD Kota Semarang, mendukung penuh langkah yang diambil Kementerian Perindustrian. Dia juga mendesak pejabat kota untuk membuka keramaian sebelum 14 Februari. Kerjasama dengan pelaku IKM, misalnya dengan pasar Tiban atau pameran produk IKM.

“Inovasi ini perlu dilakukan tidak hanya di sentra-sentra IKM, tetapi juga di tingkat kecamatan dengan membuat sentra-sentra ramai seperti pasar Tiban atau pameran IKM,” ujarnya.

Menurut Joko, IKM perlu terus berkembang di Kota Semarang. Apalagi jika tidak ada pelaku ekonomi, perekonomian kota Semarang tidak akan tumbuh di masa pandemi. Padahal, pertumbuhan ekonomi pada 2021 akan ditopang oleh pelaku ekonomi yang mengembangkan IKM dan UMKM.

“Tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Semarang pada tahun 2021 sebesar 5,61 persen. Kinerja tersebut jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yang mengalami perlambatan, bahkan pada tahun 2020 laju perekonomian kota Semarang minus 1,85 persen. Oleh karena itu, kami terus mendukung perkembangan bisnis di kota Semarang dengan berbagai cara,” imbuhnya. (Mushonifin)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button