Destinasi kunjungan di Labuan Bajo NTT 1,5 juta wisatawan per tahun - WisataHits
Jawa Barat

Destinasi kunjungan di Labuan Bajo NTT 1,5 juta wisatawan per tahun

Peningkatan kunjungan wisatawan kemungkinan akan berdampak pada revitalisasi ekonomi dan penciptaan lapangan kerja

Pengembangan pariwisata di Labuan Bajo sebagai salah satu destinasi wisata prioritas akan terus dilakukan untuk mendukung hadirnya pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo menjadi 1,5 juta wisatawan per tahun.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan tentang pengembangan dan penataan kawasan dan infrastruktur di Labuan dalam kegiatan The Weekly Brief with Sandi Uno, Senin (31/10/ 2022). Bajo diharapkan selesai seluruhnya pada 2024.
“Kami membangun bandara, kami menyiapkan fasilitas dan ini adalah investasi awal. Lebih dari Rp 4 triliun telah dikucurkan untuk penetapan kawasan Labuan Bajo dan sekarang sudah bisa kita nikmati fasilitasnya,” kata Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Penataan yang diterapkan sejak tahun 2020 antara lain penempatan bandara, pelabuhan peti kemas, pelabuhan wisata, waterfronts, homestay, pengembangan SDM dan produk kreatif dan kreatif untuk event.
Dalam waktu dekat, setelah KTT G20, penerbangan internasional langsung dari Singapura, Australia dan Kuala Lumpur ke Labuan Bajo juga akan dibuka. Labuan Bajo juga akan menjadi destinasi unggulan MICE (Meeting, Incentive, Conference, Exhibition) dan mengembangkan wisata yacht dan wisata minat khusus.
“Saya baru saja kembali dari Labuan Bajo bersama Menteri Kesehatan Singapura Mr Ong Ye Kung dan menunjukkan Labuan Bajo. Ia baru pertama kali ke sana dan sangat terkesan dengan keindahan dan keunikan Labuan Bajo. Inilah potensi destinasi wisata terbaik tidak hanya di Indonesia dan Asia Tenggara tetapi juga di seluruh dunia,” ujarnya.

“Kami menargetkan Labuan Bajo selesai dan siap diluncurkan pada 2024, transisi dari pariwisata kuantitas ke pariwisata berkualitas, dan nanti targetnya 1,5 juta kunjungan wisatawan per tahun. Labuan Bajo juga menjadi tujuan ekonomi sirkular serta pengembangan pariwisata hijau dan ekowisata dengan menggunakan energi baru dan terbarukan,” kata Sandiaga, Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif.
Untuk tarif masuk Taman Nasional Komodo, pemerintah sebelumnya memutuskan untuk menundanya hingga Januari 2023. Para pemangku kepentingan pariwisata dan industri kreatif di Labuan Bajo juga menyuarakan aspirasi mereka untuk mengurangi biaya konservasi, yang sebelumnya menjadi dasar untuk menaikkan biaya masuk Taman Nasional Komodo, dan taman tersebut dapat menjadi pilihan yang dapat dipilih wisatawan.
“Kami menghadapi keputusan politik biaya pemeliharaan dan kami sudah menyaring (masukan dari peserta kreatif) dan pada dasarnya harapannya akan disiapkan sistem atau skema opsional yang tidak mengacu pada sistem wajib tetapi memberikan opsi atau skema. dasar sukarela untuk biaya perawatan tambahan,” kata Sandiaga.
Usulan itu, kata Sandiaga, akan segera dikoordinasikan dengan pihak terkait untuk dikaji.
Menparekraf Sandiaga mengaku telah mendengar langsung dari para pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo bahwa mereka belum menerima pemesanan dari wisatawan setelah 1 Januari 2023.
“Itu perlu dipelajari dan disosialisasikan, masih ada dua bulan lagi, tetapi kami ingin para pemain di sektor kreatif dan kreatif dapat memastikan bahwa paket yang ditawarkan adalah paket yang sesuai dengan kekuatan pasar, daya beli masyarakat. dari pasar. Tahun depan ada ancaman resesi, ada ancaman perlambatan ekonomi, harus kita perhitungkan agar kunjungan wisatawan ke Labuan Bajo tidak terpengaruh. Nanti kita finalkan, nanti kita diskusikan dengan teman-teman di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta di Pemda dan Pemprov TN Komodo,” kata Menparekraf Sandiaga.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Presiden dan Direktur Badan Otoritas Flores Labuan Bajo (BPOLBF), Shana Fatina, mengatakan para pemangku kepentingan pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo sebagian besar merekomendasikan untuk mempertimbangkan kembali (kenaikan biaya Taman Nasional Komodo) dan kemudian sistem Opsi dapat dibuat. Wisatawan dapat memilih apakah akan memberikan kontribusi yang lebih tinggi terhadap biaya konservasi atau tidak.


“Karena keterkaitan itu, masih banyak calon wisatawan yang ragu untuk memutuskan datang ke Labuan Bajo hingga tahun depan. Pilihan dari karyawan, masyarakat, baik pelaku industri maupun masyarakat secara langsung, mereka menyarankan jika bisa dijadikan optional, agar kita bisa bangkit dulu, pulih dari pandemi, kemudian melihat mekanismenya dan tidak menutup peluang bagi teman-teman yang ingin berkontribusi lebih untuk pelestarian alam dengan kegiatan. Tapi tidak wajib, hanya opsional saja,” kata Shana Fatina.
Sejumlah pejabat Eselon I dan II Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif turut hadir dalam kesempatan tersebut, baik secara online maupun offline.

Naskah dan foto: Kemenparekraf / doc Star In

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button