Desa Sumbung melestarikan 2 peninggalan masa lalu dan melestarikan tradisi Ngluri Bekti - WisataHits
Jawa Tengah

Desa Sumbung melestarikan 2 peninggalan masa lalu dan melestarikan tradisi Ngluri Bekti

BOYOLALI – Aksi pelestarian situs Tepak Nata PB X dan Susuhangin dilakukan warga Desa Sumbung, Kecamatan Cepogo pada Minggu (28/08). Kegiatan adat tradisi Ngluri Bekti Hangreksa Tepaknata Susuhangin berlangsung meriah. Mulai dari anak-anak hingga dewasa.

Warga Desa Sumbung kompak menggelar acara budaya. Dimulai dengan karnaval budaya dari rumah warga hingga ke lokasi. Aneka jajanan tradisional dan lain-lain dibawa ke tempat yang berjarak dua kilometer itu. Warga kemudian menggelar ritual ziarah di situs Tepak Nata. Suasana suci terasa dengan dinginnya kabut. Pasalnya, kondisi lereng Merapi-Merbabu mendung.

Menurut ritual ziarah, warga kemudian berebut jajanan tradisional. Dalam acara pemberkatan Ngalap ini warga percaya jika mendapatkan makanan yang dilombakan maka makanan anda akan berlimpah. Tidak hanya itu, sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki yang diterima masyarakat.

“Ritual Ngluri Bekti Hangreksa Tepaknata Susuhangin ini diselenggarakan oleh masyarakat Dukuh Sendang, Pusat Kebudayaan Pratjimoharjo, Kota Anagata Merapi dan kelompok masyarakat yang peduli dengan Tepak Nata,” kata panitia acara Sarsito.

Kegiatan ini merupakan ritual pembersihan dan pemberkatan tempat. Namun dibalut dengan ritual dan seni budaya. Melalui pertunjukan seni budaya ini, sekaligus sebagai bentuk upaya mengembalikan keberadaan dan tujuan destinasi wisata berbasis kearifan lokal. Juga Jejak Nata atau jejak kaki di batu ini merupakan peninggalan PB X.

“Kami bersyukur acara ini mendapat respon positif dari masyarakat. Pemukul nata ini berbentuk dua batu dengan bekas jejak kaki manusia di atasnya. Orang-orang percaya bahwa jejak kaki itu adalah jejak kaki Pakubuwono X. Menurut kepercayaan, Sinuhun PB X sempat mampir atau berkunjung ke kawasan ini saat itu,” jelasnya.

Lokasi Tepak Nata sendiri berada di pinggir jalan menuju Dusun Sendang, Desa Sumbung, Cepogo. Lebih tepatnya berada di pinggir lahan pertanian warga yang ditumbuhi beberapa pohon besar. Sedangkan Susuhing Wind adalah lubang di tepi ngarai yang selalu mengeluarkan angin. Ia berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi kelestarian kedua situs keramat tersebut. (rgl/bendungan)

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button