Desa Plumbung mengembangkan edu-ecotourism melalui hutan kota - WisataHits
Jawa Tengah

Desa Plumbung mengembangkan edu-ecotourism melalui hutan kota

RADARSOLO.ID – Desa Plumungan, Kecamatan Karangmalang, Sragen memiliki kawasan pemukiman yang cukup padat. Butuh waktu lama untuk mengelola bank sampah, tapi sekarang sudah mulai berkembang ekowisata Gunakan hutan kota.

Hutan kota Sragen Harmoni Hijau pada awalnya dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sragen. Namun karena berada di kawasan Desa Plumbungan, potensi tersebut juga dimaksimalkan oleh warga setempat.

Sejauh ini, tempat ini telah menjadi tempat yang populer bagi penduduk setempat untuk bersantai. Bisa digunakan untuk santai, olahraga ataupun kegiatan sosial. Seperti lomba berkicau burung, berkemah dan sebagainya.

Untuk itu, pemerintah kelurahan dan warga juga mengembangkan potensi pengelolaan sampah yang sudah lama ada. Yakni program gabungan pengelolaan sampah dan pengembangan wisata di hutan kota Sragen.

Lurah Plumbung Leila Yunia Kartikawati mengatakan, saat ini Pemkot Plumbung bersama DLH dan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bisnis lokal dan pengembangan akademik ekowisata. Yakni wisata alam sekaligus tawaran edukasi.

“Jadi harapan kami, dengan adanya bank sampah yang sudah berjalan, tidak hanya sampah yang diolah. Tapi ke depannya juga akan menjadi destinasi wisata yang mendidik dan menyatu dengan alam,” jelas Leila Radar Jawa Pos SoloJumat (23.12).

Leila menjelaskan, lokasi bank sampah Plumbungan berada di dekat hutan kota. Apalagi saat ini Hutan Kota Plumbungan dijadikan proyek wisata oleh Pemerintah Kabupaten Sragen. Jadi orang tidak hanya datang ke hutan kota untuk mencari perlindungan dan relaksasi. Tapi saya juga datang ke bank sampah untuk belajar.

“Tidak hanya untuk rekreasi, tapi juga untuk mencari ilmu dan pengalaman terkait pengelolaan sampah. Fokus kami saat ini adalah menarik wisatawan untuk edukasi pengelolaan sampah,” jelasnya.

Ditambahkannya, Bank Sampah sudah aktif dalam hal pemilahan sampah. Memilah sampah bukan satu-satunya omzet bagi para manajer saat ini. Kapan ekowisata lancar, bisa jadi tambahan omzet.

“Tujuannya untuk memberdayakan dan mengedukasi masyarakat Plumbungan,” jelas Leila.

Saat ini produk yang dihasilkan adalah barang-barang bekas yang sudah disortir. Sampah yang bisa diolah dan dijual disisihkan untuk ditabung. Setelah dipilah, sampah yang bisa dijual dijadikan pemasukan.

“Ada sampah yang memiliki nilai ekonomi. Dari sisi edukasi akan kami jelaskan mana sampah yang layak jual dan mana yang tidak, sehingga sampah yang bernilai ekonomis tidak dibuang begitu saja,” terangnya. (din/adi)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button