Desa di Bantul ini merupakan satu-satunya desa wisata edukasi ikan hias di Indonesia - WisataHits
Yogyakarta

Desa di Bantul ini merupakan satu-satunya desa wisata edukasi ikan hias di Indonesia

Harianjogja.com, BANTUL– Desa Wisata Kadisoro Nyawiji Dadi Siji (Dewi Kajii) di Dusun Kadisoro, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak, Bantul menggelar Festival Ikan Hias Bantul 2022. Acara berskala nasional yang digelar 23-28 Agustus ini bertujuan untuk mempromosikan Dusun Kadisoro sebagai desa wisata edukasi ikan hias yang disebut-sebut satu-satunya di Indonesia.

Berbagai ikan hias dipamerkan di festival ini, antara lain Molly, guppy, platyKoi, juru masak, hingga ikan hias pemangsa seperti Chana, pemukul bass, dan arwana. Selain menampilkan ikan hias, festival memperebutkan Piala Bupati Bantul ini juga menghadirkan berbagai peluang di Dusun Kadisoro mulai dari makanan hingga kerajinan hingga kesenian.

BACA JUGA: KPK Temukan Bukti Suap Penerimaan Mahasiswa Baru di Rektorat Unila

Wakil Ketua Dewi Kajii Muhammad Gema Ramadhan mengatakan Dusun Kadisoro selalu menjadi sentra ikan hias. Paling lambat sejak tahun 1994 sudah banyak warga yang membudidayakan berbagai jenis ikan hias, bahkan sebagian besar menjadi pembudidaya ikan hias.

“Awalnya dari tahun 1994 kami telah peternak [peternak/pembudidaya] yang mulai membudidayakan ikan hias disini sampai akhirnya bertunas seperti jamur, dan sampai saat ini sudah lebih dari 100 orang, belum lagi banyak komunitas diluar yang kita dukung,” ujar Gema di sela-sela acara. Festival Ikan Hias Bantul 2022Selasa (23/822).

Setelah banyak warga yang menekuni budidaya ikan hias, banyak pecinta ikan dari berbagai daerah bahkan dari luar negeri datang untuk belajar budidaya ikan hias di Kadisoro. Warga kemudian berinisiatif menjadikan Kadisoro sebagai desa wisata. Dewi Wijii didirikan pada tahun 2019.

Saat ini budidaya ikan hias menjadi sumber pendapatan utama warga Kadisoro, karena hasilnya cukup besar. Setidaknya 10.000 ikan hias bisa terjual dalam sebulan dan bisa menghasilkan ratusan juta rupiah. Penjualan dilakukan oleh offline dan on line domestik di luar negeri.

“Kami bekerja sama dengan eksportir di Jawa Barat, ikan hias biasanya dikirim ke Korea, Thailand, Taiwan dan China. Bisa dikatakan budidaya ikan hias sudah menjadi sumber pendapatan utama di Kadisoro, masyarakat di sini bisa hidup dari ikan,” ujarnya.

Selain itu, di Kadosoro, karena sebagian besar masyarakat berada di sana, masyarakat atau pengunjung dapat belajar langsung tentang budidaya berbagai jenis ikan hias. peternak.

Karena popularitasnya sebagai tempat budidaya ikan hias, Kadisoro menjadi satu-satunya desa wisata edukasi ikan hias di Indonesia, ujarnya.

Kepala Biro Pariwisata Bantul Kwintarto Heru Prabowo menegaskan Dewi Kajii memang satu-satunya desa wisata edukasi ikan hias di Indonesia. “Ada sentra ikan hias di Tulungagung, tapi bukan desa wisata. Dewi Kajii adalah desa wisata,” katanya.

Lomba ikan hias yang diadakan oleh warga dan pengelola Dewi Kajii ini sebenarnya bukan satu-satunya. Sebelumnya pernah ada lomba memancing Gapi. Namun, festival kali ini lebih lengkap dan semarak karena dibarengi dengan atraksi wisata berupa festival.

Menurutnya, Dewi Kajii merupakan salah satu destinasi wisata yang perlu diperhatikan yang fokus pada budidaya ikan hias. Tahun ini, Dewi Kajii juga masuk dalam 5 besar terbaik sebagai perintis desa wisata DIY. Ia berharap Dewi Kajii bisa mandiri karena banyak diminati para penghobi ikan hias dari berbagai daerah di luar DIY.

BACA JUGA: Kehabisan Tempat, Ratusan Warga Gunungkidul Tak Bisa Cetak SIM

Festival ini juga menjadi tuan rumah kompetisi memancing molly. Stephanus Kriswanto sebagai salah satu juri kompetisi mengatakan kompetisi molly akan berlangsung besok Minggu (28/822) dan akan mengundang peserta dari berbagai daerah di Indonesia seperti Jakarta, Madura dan Medan dengan target 250 peserta.

Ada persaingan molly Ini pertama kali di DIY. Selain kompetisi memancing molly Juga akan ada kompetisi memancing ikan guppy. Ia berharap kegiatan ini menjadi penyemangat bagi para pembudidaya ikan hias. “Jadi ikan ini layak karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi,” katanya.

Source: jogjapolitan.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button