Desa-desa di Kabupaten Lamongan terus meningkatkan sektor pariwisata - WisataHits
Jawa Timur

Desa-desa di Kabupaten Lamongan terus meningkatkan sektor pariwisata

Lamongan, Bhirawa
Masih dalam momentum HUT RI ke-77, desa-desa di Kab Lamongan bangkit menggerakkan sektor pariwisata. Karena berbagai perayaan, dengan tetap menghormati lokalitas desa, ternyata antusiasme warga tumbuh dengan sendirinya. Hal ini sejalan dengan misi Pemerintah Kabupaten untuk terus memanfaatkan dan mengembangkan desa wisata.

Setelah Festival Bengawan Solo di desa Kendal atau yang biasa disebut Kendalifornia, kini ada festival layang-layang naga dan perahu tradisional dayung di desa Tejoasri. Bupati Lamongan Yuhronur Efendi kepada wartawan Minggu (28/8) mengatakan festival di desa ini diharapkan menjadi agenda tahunan Lamongan.

Diikuti peserta dari bekas kediaman Bojonegoro dengan juri independen dari berbagai daerah, Pak Yes menyambut kedatangan tamu dari berbagai daerah. “Alhamdulillah hari ini sungguh luar biasa, lomba atau kejuaraan layang-layang ini diikuti oleh bekas kediaman Bojonegoro, peserta dari berbagai daerah dan juri independen dari berbagai daerah juga. Untuk itu saya ucapkan selamat datang di Kabupaten Lamongan,” ujar Pak Yes yang saat itu ikut menerbangkan layang-layang di Lapangan Centong, Desa Laren, Kecamatan Laren Lamongan.

Dikatakannya, ke depan bisa digelar sebagai event tahunan dan diikuti peserta dengan cakupan wilayah yang lebih luas untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke Lamongan. “Semoga ini menjadi acara yang sangat sukses dan menjadi program tahunan sekaligus wahana bagi para penggemar layang-layang dari bekas kediaman Bojonegoro bahkan Jawa Timur,” harap Pak Yes.

Layang-layang yang dimaksud adalah layang-layang khusus yang berbentuk layang-layang. Saat terbang tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, perlu lebih banyak orang agar layang-layang tidak macet dan bisa terbang lebih tinggi. Tentunya karena ukurannya yang relatif besar dan terdiri dari kepala dan ekor, maka tingkat kesulitan terbangnya lebih tinggi dari layang-layang biasa pada umumnya.

Terbang di langit Lamongan, teknik tarik tambang layang-layang ini memiliki filosofi bahwa ketika kita memilih untuk mencapai cita-cita yang luhur, pada hakikatnya kitalah yang mengendalikan hidup kita. Semakin tinggi layang-layang, semakin kencang angin bertiup, semakin sejahtera hidup kita, semakin banyak cobaan yang akan kita hadapi. Kita belajar dari filosofi menerbangkan layang-layang dan diajak untuk mengendalikan diri dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip hidup, seperti tuntutan agama dan mengingat Tuhan.

Di Desa Tejoasri, Kecamatan Laren, Desa Bengawan Mati telah dikembangkan menjadi potensi wisata perahu dayung tradisional untuk menghidupkan kembali Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77.

Festival ini, lanjutnya, tampak disambut hangat oleh antusias masyarakat sekitar tempat diadakannya kompetisi tersebut. Karena ide awal Bupati adalah menimbun di sini, kami ingin mengembangkannya menjadi desa wisata. Sekarang baru pertama kali ke sana untuk mengembangkan Tejoasri menjadi desa wisata di Bengawan,” kata Yusuf, lurah yang pernah menjadi reporter SBO Tv Surabaya.

Ia menjelaskan, hal ini memicu minat para pendayung perahu tradisional dari berbagai daerah untuk ikut ambil bagian. Karena meskipun kami menyiapkan hanya untuk warga desa, acara ini hanya terbatas untuk peserta dari 4 dusun yang ada di desa Tejoasri.

“Total ada 16 tim, 8 tim wanita dan 8 tim pria, dan satu tim terdiri dari 4 orang, 3 pendayung dan 1 drummer. Itu kami imbangi karena ada 4 dusun di sini, jadi masing-masing dusun mengirimkan 2 tim putri dan 2 tim putra,” imbuhnya.[aha.yit.ca]

Source: www.harianbhirawa.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button