Deretan masjid di Surabaya yang kerap menjadi tempat wisata religi
Surabaya (beritajatim.com) – Surabaya memiliki beberapa masjid yang sering dikunjungi sebagai tempat wisata religi. Masing-masing masjid ini memiliki ciri khas dan sejarahnya masing-masing.
Beberapa masjid di Surabaya yang sering dikunjungi adalah Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya, Majid Muhammad Cheng Hoo Surabaya dan Masjid Sunan Traffic Light.
Bagi wisatawan yang singgah di Surabaya, masjid ini bisa menjadi alternatif tempat wisata religi. Mengutip dari berbagai sumber, berikut rangkuman masjid-masjid di Surabaya yang kerap dijadikan destinasi wisata religi.
1. Masjid Lampu Lalu Lintas Sunan
Masjid Sunan Ampel didirikan pada tahun 1421 oleh Raden Muhammad Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat dikenal dengan Sunan Ampel. Saat itu Sunan Ampel dibantu oleh Mbah Sholeh, Mbah Sonhaji dan para muridnya. Tempat ini merupakan salah satu tempat ibadah umat Islam tertua di Pulau Jawa.
Pembangunan masjid ini dilakukan di atas lahan seluas 120 x 180 meter persegi di Desa Ampel (sekarang Desa Ampel), Kecamatan Semampir, Surabaya atau sekitar 2 km sebelah timur Jembatan Merah.
Pada tahun 1972, tempat ini ditetapkan sebagai tempat wisata religi oleh Pemerintah Kota Surabaya. Hingga saat ini, Masjid Lampu Lalu Lintas Sunan masih sering dikunjungi untuk beribadah.
Saat bulan Ramadhan tiba banyak sekali perkumpulan yang memenuhi masjid. Jumlah pengunjung bisa mencapai lebih dari 10.000 orang. Jika ingin berkunjung, masjid ini terletak di Jalan Masjid Ampel No. 53, Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya.
2. Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya
Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya sering dikunjungi oleh wisatawan dan orang beriman. Selain sebagai tempat wisata religi, berbagai acara keagamaan digelar di masjid ini.
Tempat ibadah ini dibangun pada 4 Agustus 1995 atas ide mantan Wali Kota Surabaya Soenarto Soemoprawiro. Saat itu, Wakil Presiden Try Sutrisno meletakkan batu pertama dan diresmikan pada 10 November 2000 oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid.
Desain interior Masjid Al-Akbar dan kubah berornamen menjadi salah satu daya tarik utama. Selain itu, ukiran dan pola kaligrafi yang menghiasi masjid ini membuatnya semakin indah.
Bagi yang berminat berkunjung, masjid ini terletak di Jalan Mesjid Agung Timur. No.1, Kel. Pagesangan, Kec. Jambangan, kota surabaya.
3. Masjid Muhammad Cheng Hoo, Surabaya
Nama masjid ini terinspirasi dari karakter Cheng Hoo, seorang muslim yang berlayar dari Tiongkok menuju pantai Afrika. Pada abad ke-15, orang Tionghoa dari Yunnan melakukan ekspedisi ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Mereka mengemban misi ganda seperti berdagang, silaturrahmi dan menyebarkan ajaran Islam di berbagai wilayah nusantara, khususnya di Pulau Jawa. Saat itu, Cheng Hoo disambut dengan tangan terbuka karena menghormati daerah yang dikunjunginya.
Masjid ini didirikan atas prakarsa para sesepuh, penasehat, pengurus Pembina Imam Tauhid Islam (PITI), pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho di Jawa Timur Indonesia, serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya. Masjid ini dibangun pada tanggal 15 Oktober 2001.
Masjid ini merupakan simbol perdamaian bagi umat beragama karena masjid ini merupakan masjid pertama yang menggunakan nama Tionghoa Muslim di Indonesia.
Desain masjid ini nampaknya menarik karena memadukan budaya Cina dan Arab. Warna merah bata, biru dan hijau mendominasi masjid ini. Selain itu, pintu masjid ini menyerupai pagoda dan terdapat relief naga di bagian atasnya.
Lokasi Masjid Muhammad Cheng Hoo berada di Jalan Gading No.2, Ketabang, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya. Ketika Anda singgah di Surabaya, Anda bisa singgah di masjid ini untuk sholat. (Tidur sebentar)
Source: news.google.com