Dampak Kenaikan BBM, PHRI DIY Minta Rabat Pajak - WisataHits
Yogyakarta

Dampak Kenaikan BBM, PHRI DIY Minta Rabat Pajak

Yogyakarta, IDN Times – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengajukan permohonan rabat atau keringanan pajak kepada pemerintah daerah setempat. Hal ini didasarkan pada dampak kenaikan harga BBM yang telah merembet ke sektor pariwisata khususnya hotel dan restoran DIY.

Ketua PHRI DIY Deddy Pranawa Eryana mengatakan para pengusaha membutuhkan potongan harga atau tax break ini setidaknya sampai usahanya stabil, setelah baru pulih dari pandemi COVID-19.

“Kami berharap ada solusi dari pemerintah kota/kabupaten agar bisa mendapatkan keringanan pajak hotel dan restoran sehingga bisa memberikan diskon kepada konsumen. penjualan besar Hotel atau restoran dan lainnya,” kata Deddy, Rabu (20 September 2022).

1. Sepertiga dari pesanan tertunda

Dampak Kenaikan BBM, PHRI DIY Minta Rabat Pajak Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eryono. (Instagram.com/deddypranowo)

Deddy mengatakan, dampak kenaikan harga BBM di sektor perhotelan sudah terasa selama sepekan setelah arahan tersebut diterapkan. Ia mengklaim hotel bintang 2 ke bawah rata-rata mengalami kerugian akibat pembatalan pemesanan.

Pembatalan reservasi kamar hotel merupakan imbas dari biro perjalanan yang banyak menerima penundaan perjalanan dari wisatawan akibat harga transportasi yang juga didorong oleh kenaikan harga BBM.

“Efeknya dirasakan banyak travel agent seminggu setelah kenaikan harga BBM Menggugurkan atau tunda karena peserta tour tidak mau biaya pariwisata (transportasi) naik,” kata Deddy.

“Khususnya dengan dua bintang ke bawah, reservasi sesuaiMenggugurkan atau tertunda sekitar 20 sampai 30 persen atau hanya 30 sampai 50 persen saja,” lanjutnya.

Baca Juga: PHRI Gelar Tur Sepeda untuk Tingkatkan Jumlah Wisatawan di Jogja

2. Selamat atas MICE dan Acaranya

Dampak Kenaikan BBM, PHRI DIY Minta Rabat Pajak Kegiatan Jogja International Travel Market (JITM) ke-13 digelar pada Selasa (13/9/2022) di Royal Ambarrukmo Yogyakarta. (IDN Times/Herlambang Jati Kusumo).

Sementara itu, hotel bintang tiga ke atas terselamatkan dari situasi ini berkat kegiatan pemerintah dan lembaga rapat, Insentif, Kongres, dan Pameran (MICE) swasta, menurut Deddy.

Alhasil, PHRI pun harus turun tangan untuk memikat para pemudik kembali melakukan swadaya dengan berbagai acara. Untungnya, PHRI DIY tidak sendirian dalam menggairahkan wisata ini.

“(Occupancy) naik signifikan rata-rata 60 sampai 70 persen, setelah banyak event DIY seperti JBR (Jogja Rendezvous Bike) 2022, PHRI Bike Tour, KAI Bike dan lain-lain, yang terakhir tingkat okupansi rata-rata 70 sampai 85 persen” , jelasnya.

3. Dilema Kenaikan Biaya Layanan

Dampak Kenaikan BBM, PHRI DIY Minta Rabat Pajak Ilustrasi hotel (IDN Times/Anata)

Cara-cara di atas untuk Deddy saat ini merupakan solusi yang cukup masuk akal. Mengingat pelaku bisnis perhotelan dan restoran berada dalam dilema ketika memberlakukan kenaikan service charge.

Menaikkan biaya pelayanan menjadi dilema bagi pelaku usaha karena saat ini diyakini daya beli masyarakat akan menurun akibat kenaikan harga BBM. PHRI saat ini sedang merumuskan solusi terbaik untuk meringankan beban operasional tersebut.

“Memang benar daya beli masyarakat saat ini sedang menurun. Ini adalah dilema besar bagi kami, PHRI, karena biaya operasional juga meningkat karena kenaikan bahan baku dan faktor lainnya, sementara kami menyesuaikan harga kamar, makanan dan minuman dengan kenaikan harga atau mengurangi okupansi hotel atau restoran. Sementara kalau tidak naik, akan menjadi beban kita juga,” pungkasnya.

Baca Juga: Inflasi DIY 5,47 persen, Lebih Tinggi dari Standar Pusat

Source: jogja.idntimes.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button