Cirebon City Tour Gedung BAT dan Jejak Industri Rokok di Pantura - WisataHits
Jawa Timur

Cirebon City Tour Gedung BAT dan Jejak Industri Rokok di Pantura

Wisata Kota Cirebon kaya akan destinasi sejarah. Kota seluas 37,36 km² ini menyelamatkan sebuah bangunan tua yang menjadi saksi bisu bagaimana industri rokok di Indonesia pernah berjaya.

Desa Lemahwungkuk bertempat di sebuah bangunan bergaya di Jalan Pasuketan art deco biasanya Eropa. Bangunan ini dikenal masyarakat sebagai Gedung Tembakau Inggris-Amerika (BAT), salah satu ikon wisata Cirebon yang paling terkenal.

Gedung ini terletak di sudut perempatan Jalan Pasuketan dan berseberangan dengan Bank Mandiri Kota Cirebon. Kawasan ini memiliki deretan bangunan berusia puluhan tahun yang dibangun sejak zaman kolonial.

Sebagian besar destinasi wisata di Kota Cirebon memiliki lokasi yang strategis. Sehingga wisatawan dapat mencapainya dengan mudah.

Untuk menuju gedung BAT, wisatawan dapat memulai perjalanan dari Stasiun Cirebon menuju gedung dengan menggunakan angkutan umum atau ojek on line. Waktu tempuhnya hanya sekitar 8 menit.

Bangunan BAT telah ditetapkan sebagai situs warisan. Hal ini tidak terlepas dari nilai sejarah bangunan yang merupakan bekas pabrik rokok.

Meski sudah tidak digunakan lagi saat ini, keindahan arsitektur dan cerita masa lalunya menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ditambah dengan kondisinya yang masih terawat, gedung BAT dapat memberikan wawasan baru tentang perjalanan industri rokok di tanah air.

Industri rokok putih di Indonesia

Pabrik rokok Negresco, Bandung pada tahun 1935

Pabrik Rokok Negresco, Bandung 1935 (IndischHistorisch.nl)

Sebelum gedung BAT menjadi tujuan wisata kota Cirebon, pada awalnya gedung ini dimiliki oleh sebuah perusahaan bernama Perusahaan Rokok Indo Mesir. Pada tahun 1923 perusahaan tersebut diambil alih sepenuhnya oleh Tembakau Inggris-Amerika penduduk di Inggris.

Gedung BAT dibangun pada masa penjajahan, yaitu pada tahun 1924. Tahun pembangunannya terlihat jelas pada dinding depan gedung lama. Bangunan ini memiliki nilai sejarah penting terkait dengan industri rokok di Jawa.

Indonesia telah lama memiliki beberapa segmen konsumen rokok. Sejarah membuktikan bahwa rokok kretek mendapat tempat di hati kalangan menengah ke bawah. Sedangkan rokok putih biasanya dikonsumsi oleh masyarakat berpenghasilan tinggi.

Rokok putih adalah rokok yang dibuat tanpa campuran cengkeh. Inilah perbedaan mendasar antara rokok ini dan rokok kretek.

Pada pertengahan tahun 1925-an merupakan perusahaan multinasional asing pertama yang memproduksi rokok putih di Indonesia Tembakau Inggris-Amerika. Mereka melihat potensi pasar rokok putih di nusantara cukup menjanjikan.

Dosen Tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, Thomas Sunaryo dalam bukunya Kretek Pustaka Nusantara mengatakan bahwa usaha patungan Inggris-Amerika dimulai dengan pendirian dua pabrik rokok di Cirebon (1925), sekarang dikenal sebagai Gedung BAT, dan di Surabaya (1928).

Dalam uraiannya, produksi rokok di kedua pabrik itu pada 1931 tak kurang dari dua juta batang. Jadi jumlahnya masih di bawah target. Juga berdasarkan penelitian Van der Reijden yang diterbitkan dalam buku kretek jawa, Total penjualan rokok putih pada tahun itu mencapai 7,1 miliar batang per tahun.

Beberapa peraturan telah diberlakukan untuk mengatasi ketimpangan produksi, seperti: B. perbedaan tarif cukai dan peraturan penggunaan mesin baru. Politik mesin memunculkan istilah Rokok Putih Mesin (SPM) yang sebagian besar diproduksi oleh BAT.

Seiring berjalannya waktu, produk rokok yang diproduksi di Gedung BAT Kota Cirebon di bawah tahun 1960 dipasarkan secara luas. Tercantum beberapa nama seperti kartu as ganda dan ikan mas telah didistribusikan ke sejumlah daerah di Indonesia.

Sejarah gedung BAT lama, Kota Cirebon, bekas pabrik rokok bersejarah

Dengan bendera baru dengan nama British American Tobacco (Jawa) Terbatas, Perusahaan memulai bisnis rokok putih yang mengesankan. Menurut website BPCB Banten, gedung BAT di Kota Cirebon akan direnovasi dan diberi sentuhan gaya art deco oleh arsitek FD Cuypers & Hulswit.

Pada tahun yang sama, pabrik rokok putih pertama mereka didirikan di Cirebon. Pada saat itu, BAT dianggap sebagai produsen rokok putih terbesar di Hindia Barat.

Saat gejolak Perang Dunia II berkecamuk, pabrik BAT di Cirebon terkena imbasnya. Pada tahun 1942, semua bisnis, aset, dan kekayaan perusahaan jatuh ke tangan Jepang. Produksi rokok juga harus dihentikan untuk beberapa waktu.

Setelah berakhirnya perang, kondisi pabrik BAT Cirebon perlahan membaik. Setelah kemerdekaan Indonesia, mereka kemudian mengangkat nama baru, yaitu British American Tobacco Manufacture (Indonesia) Limited.

Produksi rokok di gedung BAT Cirebon terus menunjukkan hasil yang memuaskan. Misalnya, sebelum tahun 1960, beberapa produk rokok BAT laris manis di pasaran.

Pada awal tahun 1963 – 1964 pabrik rokok di kota Cirebon kemudian dikuasai dan diambil alih oleh pemerintah Indonesia.

Namun, ketika Undang-Undang Penanaman Modal Asing No 1 Tahun 1967 diundangkan, kepemilikan pabrik ini kembali ke BAT sebagai pemilik asli di bawah rezim Suharto.

Pada tahun 1972, pabrik rokok ini kembali menunjukkan eksistensinya. Hal ini ditandai dengan peningkatan produksi rokok yang masif sementara pabrik BAT lainnya di Surabaya telah menghentikan produksinya.

Sedangkan pada tahun 1979, perusahaan menjual 30% sahamnya kepada masyarakat Indonesia. Sejak itu nama perusahaan diubah menjadi PT BAT Indonesia. Kini gedung BAT yang menjadi ikon wisata di Kota Cirebon ini diyakini sudah dibangun pada tahun 1917. Namun, hampir semua orang beranggapan bahwa pabrik tersebut didirikan pada tahun 1924.

Kemasyhuran gedung BAT Kota Cirebon mulai meredup. Karena beberapa faktor, salah satunya penurunan penjualan, pabrik ini menghentikan produksi rokok secara permanen pada tahun 2010. Seluruh kegiatan produksi dipindahkan ke Jawa Timur.

Gedung milik PT Bentoel Internasional Investama Tbk itu kini kosong. Mesin-mesin produksi disingkirkan, hanya menyisakan ruang yang tidak terpakai.

Mengingat bangunan ini merupakan bangunan heritage, maka kondisi bangunan BAT Kota Cirebon masih terjaga dengan baik. Bangunan yang luasnya sekitar satu hektar ini menjadi ikon wisata kota Cirebon sekaligus monumen bagaimana industri rokok pernah ada dan berkembang pesat di pesisir pantai utara Jawa.

Source: katadata.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button