Jawa Timur

Ciptakan rasa minuman yang belum pernah ada sebelumnya melalui mixology

Harus artistik, punya cerita dan mengandung filosofi

Belakangan ini, anak muda Tanah Air sedang tergila-gila dengan tren minuman bercita rasa makanan. Smoothie rasa cheesecake, misalnya. Atau es kopi rasa kue yang biasa diminum balita. Apakah itu benar-benar minuman atau makanan?

DI Tangan dingin Omar Siarief, minuman rasa Onde Onde bisa sangat nikmat. Juga minuman dengan rasa bubur ayam. Mixologist, profesi Omar, memang luar biasa. Campuran bahan yang berbeda dapat diubah menjadi kreasi baru yang rasanya belum pernah ada sebelumnya. Insting dan indra perasa mereka adalah kunci kepintaran mereka.

Mixology adalah studi tentang pencampuran bahan minuman yang berbeda untuk menciptakan rasa baru yang unik. Bukan sekedar minuman pelepas dahaga yang ditelan lalu hilang setelah turun ke tenggorokan, tapi ada nilai-nilai tertentu dari minuman tersebut. Karya-karya baru ini dibuat semenarik mungkin, memiliki cerita dan mengandung filosofi.

Omar mengatakan bahwa pada dasarnya siapa saja bisa menjadi mixologist. Menurut pria asal Surabaya ini, kehidupan sehari-hari erat kaitannya dengan campuran ini dan itu. Sederhananya, pencampuran dua atau lebih bahan minuman dalam sebuah hidangan sudah bisa disebut sebagai mixology. SUHU: Omar Siarief menyiapkan mocktail khasnya. (INSTAGRAM)

“Untuk menjadi mixologist, harus ada elemen level berikutnya. Yakni, membuat bahan sendiri. Siapapun mungkin bisa membuat minuman. Namun, tidak semua orang mampu membuat minuman dengan konsep,” kata pendiri Cafe Fisixty saat ditemui Jawa Pos 21 Juni lalu.

Mixology biasanya didominasi oleh dua jenis minuman, cocktail dan mocktail. Perbedaannya adalah koktail berbasis alkohol. Sementara mocktail mengeksplorasi rasa jus buah, rempah-rempah dan bahan non-alkohol lainnya.

Bagaimana dengan tren saat ini? Moktails, yang memiliki pangsa pasar lebih besar, jelas meroket. Di berbagai kafe, menu mocktail adalah suatu keharusan. Namun, tidak semuanya disajikan dengan gaya mixologist. Bahkan tidak sedikit yang hanya mencampur sirup yang sudah jadi.

Di kafe milik Omar di kawasan Gunung Anyar, masyarakat dikenalkan dengan mixology. Saat pengunjung datang, pria kelahiran 19 Januari 1982 itu tidak menawarkan menu. Layaknya seorang dokter, Omar mencoba mendiagnosis pengunjung. Jadi dia nanti bisa meracik minuman yang pas untuk tamunya. Salah satu yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan sesuai dengan suasana hati mereka.

“Pengunjung datang untuk menggambarkan gejalanya, lalu kami sajikan minuman sebagai obat. Jadi mari kita bertanya dulu, apakah Anda ingin kopi atau tidak? Apa karakter minumannya? Bunga? buah? Atau yang lain?” kata pemenang Virtual Latte Art 2018.

Setelah sesi tanya jawab berakhir, Omar langsung meracik obat untuk para pengunjung kafenya. Menurutnya, cara termudah adalah dengan mengikuti standar 321, yang meliputi rasa, karakter, dan highlight hint. Semakin pintar dan sensitif seorang mixologist menjaga memori rasa, semakin liar keinginan orang bisa diwujudkan dalam bentuk minuman.

Pengalamannya di dunia bartender, barista dan sekarang mixologist telah membuat Omar memiliki banyak pengalaman. Dia tahu bagaimana menciptakan rasa yang seimbang. Atau mengakali rasa sehingga muncul karakter unik. Latihan menciptakan master.

Omar kemudian berbicara tentang mocktail bunga mawar. Bunga ini memiliki karakter yang lemah. Oleh karena itu, untuk menghasilkan ramuan yang unik, bunga mawar harus disandingkan dengan bahan dominan lainnya. Ahli mixologi harus dapat menemukan karakter bunga lain yang lebih kuat tetapi tidak mengalahkan karakter mawar. Sebaliknya, itu membuat karakter mawar semakin liar.

“Anda harus mengingat semua aroma dasar. Ini adalah salah satu poin terpenting ketika Anda mulai mencampur. Kenali perlengkapan Anda, kenali alatmudan Ketahui bahan-bahan Anda” dia memesan.

Setelah penikmat mocktail terbiasa dengan rasa yang diperkenalkan oleh bartender, di sinilah ujian sebenarnya dimulai. Menurut Omar, pengunjung akan meminta sesuatu yang lebih eksperimental. Bermain dengan rasa yang lebih kompleks seperti pahit atau pedas atau kaya rempah-rempah.

“Kalau begitu instingnya bekerja. Mixologist juga bisa menggunakan roda rasa sebagai ilustrasi untuk menentukan rasa yang diinginkan,” katanya.

Bukan mixologist kalau sajian minuman uniknya biasa-biasa saja. Untuk mengimbangi rasa yang luar biasa dari minuman yang diseduh, mixologist juga akan mengemas karyanya dengan cara yang menarik. Hiasan pada gelas saji memainkan peran penting. Omar mengatakan Garris terbelah menjadi dua. Yaitu apa yang bisa dimakan dan hiasannya saja.

“Kalau bisa dimakan, pasti ada kaitannya dengan bahan minuman yang digunakan. Misalnya, minuman dasarnya adalah rasa stroberi, tetapi hiasannya adalah mangga. Ya tidak nyambung,” ujarnya. PERAWATAN UNIK: Rizkia Meutia Putri meracik mocktail berbahan dasar teh pada kompetisi mixology di Surabaya. (ROBERTUS RISIKO/JAVA POS)

Source: www.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button