Cek Fakta: Tajug Gede Cilodong, ikon baru wisata religi di Purwakarta yang kurang mendapat perhatian
LENSA PURWAKARTA – Kabupaten Purwakarta saat ini memiliki ikon baru di bidang pariwisata. Ikon tersebut bernama Tajug Gede Cilodong. Tajug artinya masjid dalam bahasa Sunda sedangkan Gede artinya besar.
Seperti namanya, masjid besar ini terletak di kawasan yang cukup luas di sekitar kecamatan Bungursari.
Masjid Raya atau Tajug Gede Cilodong dirancang lebih dari arsitektur Nunda. Pembangunan dilakukan sejak pertengahan hingga akhir 2017 atau tahun lalu Dedi Mulyadi menjabat sebagai Bupati Purwakarta.
Baca Juga: Cek Fakta: Taman Sribaduga, Purwakarta Dibangun Optimal dan Sangat Sedikit Terawat
Di bagian dalam masjid dihiasi berbagai ukiran khas Jawa Barat. Ukiran itu konon dari kayu jati pilihan dan sengaja didatangkan dari Gunung Jati Cirebon.
Sebagai ilustrasi, Tajug Gede Cilodong berdiri di atas lahan seluas 10 hektar. Dari 10 hektar tersebut, satu hektar akan digunakan untuk bangunan masjid berlantai dua. Untuk lantai satu dikhususkan untuk fasilitas ibadah yang mampu menampung hingga 2.000 jemaah.
Gedung pertemuan dengan kapasitas 2.000 orang dibangun untuk lantai dua. Tidak hanya itu, ada beberapa taman cantik yang mengelilinginya. Di bawahnya ada suguhan air mancur menari.
Baca Juga: Cek Fakta: Jalan Lingkar Barat Purwakarta, Impian Abah Sahroni Diwujudkan Ide Gila Bupati
Sebagian besar warga Purwakarta pasti bangga karena kini ada ikon baru di kawasan ini. Selain itu, ini adalah lokasi yang sempurna. Karena selain fasilitas khusus untuk pelayanan, pengunjung tempat ini juga bisa sekaligus berwisata, meski hanya untuk selfie.
Dirangkum dari berbagai sumber, penataan kawasan Tajug Gede Cilodong ternyata tidak hanya diarahkan pada fungsi tempat ibadah yang besar. Namun juga mengedepankan nilai pelestarian alam, pendidikan, budaya, pertanian hingga rekreasi. Artinya, lokasi ini merupakan kawasan serbaguna.
Source: news.google.com