Cegah pemotongan garis, bangun dua jembatan roda berturut-turut - WisataHits
Jawa Timur

Cegah pemotongan garis, bangun dua jembatan roda berturut-turut

Cegah pemotongan garis, bangun dua jembatan roda berturut-turut

JawaPos.com- Jembatan Penyeberangan Orang Roda Dua (R2) di Jajar Tunggal, Kecamatan Wiyung, Surabaya telah diperbaiki. Dinas Sumber Daya Air dan Jalan Raya (DSDABM) sedang membangun jembatan baru 50 meter dari jembatan lama. Tujuannya agar pengendara tidak memotong jalur kendaraan lain yang melaju satu arah.

Maklum ada dua fasilitas umum di kawasan itu. Yakni SDN Jajar Tunggal III/452 dan Pusat Wisata Kuliner (SWK) Jajar Tunggal. Akibatnya, banyak pengendara yang menyeberang jalan.

Jembatan baru juga dibangun untuk keselamatan warga dan pengendara. Karena jembatan tua itu tepat berada di depan sekolah. Lokasinya tidak jauh dari pintu masuk SWK. Kendaraan khususnya roda dua sering berpindah jalur untuk masuk ke jalur yang akan datang.

Kepala DSDABM Surabaya Lilik Arijanto menjelaskan kondisi lalu lintas di Jalan Raya Wiyung cukup ramai karena merupakan jalur cepat. Menurut analisis dampak lalu lintas (Andalalin) Dinas Perhubungan (Dishub), lokasi jembatan tua itu memang berbahaya. “Untuk itu dibangun agak jauh dari kedua fasilitas umum tersebut,” ujarnya kemarin (2/1).

Warga yang hendak menyeberang tidak langsung memperpendek jalur. Pengendara sepeda motor dapat mengikuti sungai ke utara terlebih dahulu dan mengambil arah yang benar agar lebih aman. Kendaraan perlahan berhenti dan mencapai tepi jembatan baru. “Lebih aman seperti itu,” katanya.

Kepala Dinas Drainase DSDABM Surabaya Eko Juli menjelaskan, pembangunan jembatan dilakukan bersamaan dengan perbaikan pipa. Karya itu satu paket. “Jadi mesinnya kerja ekstra untuk membuat jembatan U-trench,” katanya.

Parit berbentuk U berukuran 2 x 2 meter akan digunakan dalam pembangunan jembatan baru. Empat parit bawah tanah dipasang dan diaspal di atasnya. Juga pembagian jembatan kanan dan kiri. “Itu cukup kuat. Melewati mobil juga kuat tapi tidak bisa karena tidak ada arah untuk belok,” terangnya.

Eko menambahkan, pembangunan jembatan baru juga dibuat lebih tinggi dari jembatan lama. Tujuannya agar penyeberangan tidak kebanjiran saat sungai penuh. “Di yang lama Anda tidak bisa melihat jembatan saat sungai penuh. Sekarang dibuat lebih tinggi. Jadi lebih aman dalam segala hal,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button