Burung langka di Kabupaten Probolinggo kembali menarik perhatian pemerhati internasional - WisataHits
Jawa Timur

Burung langka di Kabupaten Probolinggo kembali menarik perhatian pemerhati internasional

Tata kelola destinasi wisata, pelatihan bisnis dan pemasaran.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Disporapar menawarkan kursus pelatihan tentang tata kelola, bisnis, dan pemasaran destinasi pariwisata

Kabupaten Probolinggo, Bhirawa.
Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Probolinggo memberikan pelatihan selama tiga hari tentang tata kelola destinasi, ekonomi dan pemasaran di destinasi pariwisata. Sebanyak 40 pengelola destinasi wisata Kabupaten Probolinggo mengikuti kegiatan yang bertempat di Hotel Nadia Desa Sapikerep Kecamatan Sukapura.

Terdiri dari unsur pengelola desa wisata dan Pokdarwis Ngadisari, Wonotoro, Jetak, Ngadas, Wonokerto, Ngepung, Lumbang, Guyangan, Andungbiru, Puncaksari, Bukit Dami, Binor Harmony, Bremi Eko Park, Marbagong Water Park Manager, Ayu Rizky Waterpark Manager, Lava Manager Hill, pengelola Tirto Ageng dan pengelola Baper.

Selain menerima materi dari narasumber dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, kegiatan ini juga diisi dengan kunjungan lapangan ke Desa Wisata Stroberi Lumbung di Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.

Nurahman, Kepala Disporapar Destinasi dan Industri Pariwisata Kabupaten Probolinggo, Kamis (17/11) mengungkapkan, kegiatan ini bertujuan untuk membangun pengetahuan, motivasi dan kemampuan pengelola daya tarik wisata dan desa liburan dalam peningkatan kepemimpinan, bisnis dan pemasaran di destinasi wisata.

“Tujuannya agar mereka mengetahui dan memahami pentingnya tata kelola destinasi, bisnis dan pemasaran, mengetahui dan memahami pentingnya tata kelola destinasi, manajemen bisnis dan pemasaran, serta mengetahui dan memahami komponen dan faktor penting dalam pembangunan dan pelaksanaan tata kelola, pengelolaan usaha dan pemasaran destinasi pariwisata,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Disporapar Kabupaten Probolinggo Sugeng Wiyanto mengatakan pengelolaan, usaha dan upaya pemasaran di destinasi wisata menjadi tanggung jawab bersama. Pengelolaan, pengoperasian dan pemasaran potensi wisata di daerah tujuan wisata harus ditanggapi secara serius.

“Ini menjadi tanggung jawab kita semua termasuk pengelola, pemerintah dan masyarakat untuk mendukung terciptanya iklim yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan pariwisata serta terwujudnya Sapta Pesona yaitu Aman, Tertib, Indah, Bersih, Indah, ramah dan berkesan dalam memajukan pembangunan daerah melalui pariwisata dan memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat sekitar dari sektor pariwisata,” ujarnya.

Dengan adanya kegiatan ini, Sugeng berharap dapat memperoleh dukungan dan peran serta dalam meningkatkan pengelolaan dan pemasaran di destinasi wisata sehingga dapat memberikan pelayanan yang baik kepada wisatawan dengan rasa aman dan nyaman di destinasi wisata dengan tetap mematuhi protokol kesehatan saat melakukan kegiatan wisata.

“Kami berharap seluruh peserta ini bersama-sama mengimplementasikannya di kawasan-kawasan potensi wisata yang dikelola, sehingga dapat terwujud sebuah destinasi yang bersih, indah, sehat dan aman,” ujarnya.

Ia mengatakan, kekayaan dan keanekaragaman hayati Kabupaten Probolinggo kembali menarik kehadiran pengamat burung dari mancanegara. Setelah birder dari Belanda dan Jerman sebelumnya singgah di kawasan mangrove kabupaten Gending, kali ini giliran David Barnett (70) dari Afrika Selatan yang mencoba melihat beberapa burung endemik Jawa di Probolinggo yang status konservasinya tertanggal. Terancam punah.

Kali ini, David Barnett didampingi oleh dua Birding tour operator, yakni Oka Dwi Prihatmoko dari Birding Indonesia-Bali dan Waskito Kukuh Wibowo dari Birdpacker Indonesia-Malang.

Setidaknya ada dua spesies burung endemik Jawa yang masuk dalam daftar birders dan semuanya masih bisa ditemukan di Probolinggo. Di antaranya kacamata Jawa (zosterop flavus) atau mata putih Jawa dan bubut Jawa atau kaukal Jawa.

Mendapat hasil, kehadiran ketiga pengamat burung ini juga dikawal oleh dua komunitas lokal probolinggo. Yakni komunitas fotografer satwa liar Probolinggo (05:00_Wildlife Fotografi) dan juga para Pelindung Rimba & Satwa Liar Indonesia (Perisai).

Sebagai titik pengamatan, mesin bubut Jawa dipusatkan di lokasi hutan tanaman Kesambi milik Perhutani di Desa Bhinor, Kabupaten Paiton. Sedangkan untuk menonton Jawa Kacamata, mereka harus pindah ke salah satu kawasan mangrove di Desa Asembagus, Kecamatan Kraksaan, ujarnya.

Saat mengamati dan mengumpulkan dokumentasi, David Barnett mengaku sangat senang. Pasalnya, dua spesies burung langka yang sudah lama masuk dalam daftar pencariannya akhirnya bisa ditemukan dalam wisata birdwatching ini. “Saya pikir ini adalah perjalanan terakhir saya ke luar negeri. Saya sangat senang satu per satu burung endemik Jawa target yang saya cari akhirnya ditemukan dan tertangkap,” kata David.

Hal senada juga diungkapkan Oka Dwi Prihatmoko, meski sebelumnya miskin pengawasan birding trips, kelompoknya belum pernah menangkap keberadaan burung mungil Jawa bermata putih itu di habitat aslinya.

Jumlah populasi yang semakin terancam punah dan semakin terancam oleh hilangnya habitat membuat mereka sangat sulit ditemukan, akunya. Karena itu, perjalanan ini juga memiliki kesan tersendiri baginya. “Burung langka ini hanya ada di Jawa dan alhamdulillah masih ada di Probolinggo. Banyak pengamat burung mancanegara yang hanya ingin datang ke Jawa untuk melihat burung endemiknya, salah satunya burung Pleci,” ujarnya.

Saat ditanya mengenai potensi keanekaragaman hayati di wilayah administrasinya, Sekretaris Desa Asembagus Rofi’i mengaku sangat mendukung kegiatan konservasi semacam ini. “Bentuk nyata dukungan kami adalah adanya kelompok masyarakat pecinta alam yang memiliki misi untuk merawat dan melestarikan kawasan mangrove di wilayah kami. Ke depan, kami akan segera menyusun peraturan desa untuk melindungi mangrove dan satwa liar,” imbuhnya.[wap.ca]

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button