Bupati Tegal kembangkan jamu dan apresiasi tim Unsoed - WisataHits
Jawa Barat

Bupati Tegal kembangkan jamu dan apresiasi tim Unsoed

KORANBERNAS.ID, TEGAL — Bupati Tegal Dra Hj Umi Azizah mengapresiasi Tim Pemberdayaan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto yang mendukung Riset Dasar Daya Saing Nasional (PDKN) dengan tema “ekonomi hijau” berupa kegiatan pemberdayaan masyarakat. Warga Desa Kalibakung, Kecamatan Balapulang berupa budidaya tanaman dan produk jamu.














Diharapkan kemitraan antara Unit Pelaksana Teknis Daerah – Wisata Jamu (UPTD WKJ) Kalibakung dengan masyarakat sekitar dan Unsoed terus terjalin, bersinergi dan mandiri dalam pengembangan tanaman dan produk herbal.

“Atas nama Pemkab Tegal, saya mengucapkan terima kasih atas kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh tim PDKN Unsoed di desa Kalibakung. Saya mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan ini sangat bermanfaat,” kata Bupati Umi Azizah saat menutup kegiatan Pemberdayaan Budidaya Tanaman Jamu di UPTD WKJ Kalibakung, Rabu (3/8/2022).







Hadir dalam acara tersebut, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unsoed, Prof. Dr. Rifda Naufalin SP MSi, Ketua Tim Pemberdayaan Unsoed, Dr. Adhi Iman Sulaiman SIP M Si, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal, Dr. Ruszaeni SH M Bapak, Kepala UPTD WKJ Kalibakung Umi Diah Arti S KM, Camat dan Muspika Balapulang, Kepala Desa Kalibakung Mujiyono ST MH dan Peserta Diklat Pemberdayaan Tanaman Jamu.

Pelatihan pemberdayaan tanaman dan produk herbal ini berlangsung dari Jumat (15/7/2022) hingga Rabu (3/8/2022) dalam bentuk teori dan praktik di lapangan, yang diikuti 27 orang. Yakni 15 orang dari unsur PKK, Posyandu dan Kelompok Wanita Tani (KWT) dari generasi muda Desa Kalibakung, 5 orang dari UPTD Klinik WKJ dan 5 orang mahasiswa dari Unsoed.







Umi Azizah meyakini jamu akan terus berkembang dan diminati masyarakat di masa mendatang. Beginilah masalah global dan gaya hidup kembali ke alam atau kembali ke alam menjadi trend saat ini, sehingga masyarakat kembali beralih ke berbagai bahan alami, termasuk pengobatan dengan tanaman obat atau herbal. Namun, masih banyak masyarakat yang belum memiliki informasi yang cukup tentang tanaman obat.







“Ini menjadi tantangan bagi Pemkab Tegal dan WKJ Kalibakung untuk lebih menyebarkan manfaat tanaman obat kepada masyarakat,” kata Umi Azizah.

Ia mencontohkan, pada 1992 ia divonis mengidap penyakit liver. “Hanya masalah waktu sebelum saya dihukum. Karena sangat berat, saya harus istirahat total,” katanya.

Suatu hari dia mendapat informasi dari seorang teman ketika dia memberinya kliping koran tentang jamu di Bogor. Sejak saat itu, Umi Azizah mencoba mengobati penyakitnya dengan obat herbal.

“Singkat cerita, saya minum obat herbal setiap hari. Setiap pagi, siang dan malam saya minum air rebusan yang terbuat dari ramuan herbal, termasuk jahe dan daun diabetes kering. Saya mencampur irisan gula aren. Saya akan memiliki gelas tinggi sekali,” katanya.

Makannya, lanjut Umi Azizah, setiap hari berupa bubur dan telur. “Alhamdulillah sejauh ini saya sehat. Padahal aktivitas saya sangat padat, dari pagi, siang, sore bahkan malam. Saya terus menjaga stamina agar tetap sehat dan semangat melayani masyarakat Tegal. Saya sangat percaya diri dan mantap dalam pengobatan herbal,” kata perempuan kelahiran Tegal, 4 Februari 1960 ini.

Bupati Umi Azizah menegaskan sebagai satu-satunya di Jawa Tengah dan proyek unggulan pemerintah Kabupaten Tegal, UPTD WKJ Kalibakung akan memaksimalkan perannya ke depan.

Selama ini diakui keberadaan UPTD WKJ Kalibakung belum banyak diketahui masyarakat umum dan masyarakat sekitar belum berwenang untuk memenuhi beragam kebutuhan tanaman obat seperti jahe, jahe, kumis kucing, kunyit, kencur. , serai, lengkuas, kapulaga dan sebagainya.

Kebutuhan tanaman obat UPTD WKJ Kalibakung, 65 persen dalam bentuk simpisa atau tanaman obat kering akan dipasok oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat (B2P2TOOT) Tawangmangu-Karanganyar, sisanya 35 persen dibudidayakan sendiri.

Umi Azizah secara khusus mengajak para petani di Kalibakung untuk tertarik membudidayakan tanaman herba dengan memanfaatkan pekarangan rumah atau kebun menjadi lahan pertanian untuk hortikultura dan tanaman herba.

Selain untuk menjaga keanekaragaman hayati dan melestarikan kearifan lokal, membudidayakan tanaman jamu atau empon empon ini juga dapat mendatangkan manfaat ekonomi melalui penjualan bahan baku tanaman jamu maupun yang sudah berbentuk Simplisia.

“Untuk itu saya meminta kepada WKJ Kalibakung untuk dapat menerima dan membeli hasil panen dari mitra binaan ini sehingga kami bergantung pada pasokan bahan jamu yang berasal dari sejumlah pasar tradisional di Solo seperti Pasar Gede atau petani di Karanganyar akan bisa dikurangi,” ujarnya.

BIRU

Bupati Umi Azizah juga menegaskan UPTD WKJ Kalibakung selama ini belum berkembang karena regulasi yang ada tidak mendukung, maka WKJ tersebut akan diubah menjadi Badan Layanan Usaha Daerah (BLUD) mulai tahun 2023 dan seterusnya.

Dengan berubahnya status menjadi BLUD dan berkembangnya jaringan dengan mitra usaha, WKJ optimis dapat maju dan membawa manfaat bagi masyarakat, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani yang menanam tanaman obat. WKJ membeli produk dari fasilitas tersebut tanpa harus mengirimkannya dari luar Kabupaten Tegal.

Umi Aziah berharap LPPM Unsoed dapat terus memantau dan mendukung proses tersebut melalui Tim Pemberdayaan Unsoed. “Karena prinsip yang saya pegang dari pendekatan pemberdayaan masyarakat ini adalah bahwa keberhasilan pemberdayaan di komunitas ini tidak bisa diukur selama dukungan masih ada, tetapi setelah tidak ada yang membantu.” dia berkata.

Artinya pemberdayaan masyarakat yang baik diterjemahkan menjadi kemandirian masyarakat yang mendukungnya. Dan itu memakan waktu lama karena menyangkut banyak aspek, terutama dalam hal mengubah pola pikir, seperti meningkatkan kesadaran, menggunakan teknologi tepat guna, menata kelembagaan, bahkan menciptakan kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.

“Saya juga berharap kerjasama dengan Unsoed ini tidak hanya sebatas pemberdayaan masyarakat, tetapi juga dapat dilanjutkan ke jenjang selanjutnya,” ujarnya.

Misalnya pendampingan proses bisnis WKJ Kalibakung agar eksistensinya lebih dikenal di bidang kesehatan masyarakat dan menjadi rujukan pengobatan penyakit melalui pemanfaatan bahan herbal yang dikembangkan secara ilmiah.

“Jangan sampai popularitas pengobatan alternatif seperti perdukunan yang belakangan viral setelah teknik pengobatan yang diduga menggunakan teknik magis dibongkar oleh dukun merah,” kata Umi Azizah.

Ketua Tim Pemberdayaan Unsoed, Dr. Adhi Iman Sulaiman SIP MSi, melaporkan bahwa peserta mendapatkan materi teori dan praktek selama pelatihan. Secara teori, peserta mendapatkan pengetahuan tentang jenis tanaman obat keluarga, minuman herbal, simplisia herbal (bahan herbal kering), dan tips melaporkan produk dan kawasan wisata yang berkualitas sebagai promosi pemasaran.

Materi hands-on antara lain peserta membuat produk jamu, minuman dan serbuk jamu, sabun cuci tangan dan sabun lantai dari jamu, membuat produk serbuk jamu Simplicia, fotografi dan membuat video promosi untuk disebarluaskan ke media massa dan media sosial seperti Instagram dan Facebook.

Para pengajar kegiatan ini mengundang orang-orang yang berkompeten di bidangnya. Yakni dari Klinik WKJ Kalibakung, Ketua Perhimpunan Profesi Kesehatan Tradisional Jamu Nasional (PP Kestrajamnas), Fakultas Farmasi Unsoed, Fakultas Pertanian Unsoed, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (B2P2TOOT) dan wartawan.

Adhi menjelaskan, tujuan Kegiatan Pemberdayaan 2022 ini untuk meningkatkan motivasi dan inspirasi bagi peserta tentang manfaat tanaman dan produk herbal setidaknya untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan kelompok sebagai kemandirian kesehatan. Kedepannya bertujuan menjadi mitra yang mensuplai WKJ Kalibakung dengan bahan herbal yang dapat menambah nilai ekonomi usaha masyarakat.

“Kemudian tujuan lainnya adalah membentuk kelompok kelembagaan budidaya dan hasil tanaman di masyarakat yang perlu berkelanjutan,” ujarnya.

Empat hektar tanah

Kepala Desa Kalibakung Mujiyono ST MH menambahkan, pihaknya akan sangat mendukung dan melanjutkan program pembudidayaan dan pemberdayaan produk tanaman jamu dalam kegiatan Kalibakung PKK, Posyandu dan WKJ.

“Kami bertekad akan melanjutkan pemberdayaan ini. Dan kami telah menyiapkan lahan seluas empat hektar untuk ditanami petani untuk mendukung budidaya tanaman obat ini,” kata Mujiyono.

Mujiyono juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 20 juta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa atau APBDes untuk membantu ibu-ibu PKK membuat minuman dan makanan olahan dari jamu setelah mengikuti kegiatan pemberdayaan ini. “Terima kasih kepada tim Unsoed,” ujarnya.

Source: koranbernas.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button