BUMDes butuh lirik grosir - Hello Semarang - WisataHits
Jawa Tengah

BUMDes butuh lirik grosir – Hello Semarang

Halo Semarang -Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) harus mencari untung atau untung. Namun, kehadiran BUMDes jangan sampai merusak usaha warga yang sudah ada.

Hal itu belum lama ini disampaikan Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Bambang Kusriyanto dalam forum diskusi kelompok di Kompleks Agrowisata Kuncen Desa Polobogo, Getasan.

Bambang hadir secara virtual dalam diskusi dengan pengurus BUMDes dari seluruh Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

“Jangan lupa prinsip pemerintahan desa adalah pelayanan langsung kepada masyarakat. Jadi BUMDes jelas ada untuk orientasi sosial. Itu untuk keuntungan PAD, tapi jangan sampai merusak jerih payah warga yang sudah ada,” kata Bambang, seperti dilansir Antara. dprd.jatengprov.go.idkemarin.

Bambang ingat. Pembentukan BUMDes di setiap desa tidak boleh hanya sekedar gaya atau mengikuti euforia.

Mengingat amanah anggaran desa yang tidak sedikit dan kondisi masyarakat yang menunggu peningkatan kesejahteraan, kehadiran BUMDes diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

Hal senada juga diungkapkan oleh Edy Sukarno, Direktur Pelayanan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Semarang.

Ia menyarankan agar pemerintah desa membentuk BUMDes yang bergerak di sektor grosir dan mendukung usaha mikro di masyarakat. Sehingga dapat tercipta sinergi dengan usaha dan potensi masyarakat yang ada di desa.

“Jadi grosir atau grosir bisa di BUMDes, atau bisa juga BUMDes sebagai pemasaran industri rumahan. Jadi mari kita angkat bersama. Atau bangun pariwisata di desa kalau mau, karena dengan begitu semua daerah bisa maju bersama-sama,” ujarnya.

Anggota DPRD Kabupaten Semarang, Rizka Dwi Prasetyo, juga mengajak pemerintah desa melakukan pemetaan potensi yang baik.

Menurutnya, pembentukan BUMDes yang disertai dengan perencanaan yang matang akan membawa manfaat besar bagi BUMDes itu sendiri dan masyarakat luas.

“Jadi kalau mau memajukan usaha bersama harus memperhatikan kemauan dan keterampilan mereka. Karena kekuatan periklanan tidak seperti kekuatan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke mulut. Jadi gunakan teknologi untuk mengedit, tetapi teknologi yang membuat mereka viral prinsipnya masih sama, dari testimonial hingga testimonial yang dipublikasikan. Kalau bagus, diceritakan dengan baik, akan ada penguatan, apalagi kalau di bidang pariwisata,” kata pria kelahiran Getasan itu. (HS-08).

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button