BUMDes berperan dalam mendorong pengembangan desa wisata - WisataHits
Jawa Timur

BUMDes berperan dalam mendorong pengembangan desa wisata

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar (tengah) membahas berbagai perkembangan penggunaan Dana Desa di Ngopi bersama Menteri Gus di Kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Jakarta, Kamis (11/8/2022). STEFANUS OSA TRIYATNA

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar (tengah) membahas berbagai perkembangan penggunaan Dana Desa di Ngopi bersama Menteri Gus di Kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Jakarta, Kamis (11/8/2022).

JAKARTA, KOMPAS – Penggunaan dana desa untuk membangun usaha seperti B. desa wisata, harus dilakukan oleh Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes. Pada prinsipnya, desa tidak boleh melakukan bisnis apa pun. Jika desa ingin melakukan kegiatan ekonomi yang dapat menghasilkan pendapatan, maka harus dilimpahkan kepada BUMDes.

Hal itu diungkapkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Abdul Halim Iskandar dalam acara “Minum Bersama Gus Menteri” di Kantor Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Jakarta, Kamis (11/ 08/2022).

Halim mengatakan desa wisata merupakan salah satu ikon percepatan pemulihan ekonomi nasional di tingkat desa. Ada perputaran uang yang bisa dihasilkan, termasuk kerugian yang dipertaruhkan, maka pengelolaannya harus di bawah pengawasan BUMDes.

Halim mengatakan banyak desa yang berimprovisasi untuk membangun desa wisata. Pada saat yang sama, ia mengingatkan bahwa pola pikir untuk membangun desa liburan harus tentang dampak dan bukan pola pikir tentang bagaimana mencapai suatu tujuan.

“Desa wisata harus mengandalkan potensi alam. Tujuannya adalah untuk memperbaiki lingkungan. Bukan terciptanya desa wisata, tapi efek perbaikannya saja. Padahal, membangun desa wisata itu mudah. Karena kita memiliki alam yang indah, kita perlu berpikir matang-matang bagaimana alam yang baik itu bertahan,” kata Halim.

Ia mencontohkan keberadaan air terjun dan waduk. Untuk memastikan bahwa reservoir tidak mengering, hulu harus dirawat. Perlu diperhatikan keberadaan waduk masih bisa mengairi sawah. Penggunaan air perlu dikelola dan lingkungan perlu dikelola dengan baik bersama penduduk desa. Ketika semuanya selesai, ternyata menjadi indah dan menarik banyak orang, dan ada perdagangan yang menggerakkan ekonomi penduduk desa, di sana desa wisata akan terwujud.

Akomodasi terpadu dengan pemukiman warga di Desa Tosari, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (16/6/2018).  Lonjakan wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membuat desa-desa di sekitarnya ramai dengan penginapan, warung, dan persewaan kendaraan.COMPASS/AGUS SUSANTO (AGS)

Akomodasi terpadu dengan pemukiman warga di Desa Tosari, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu (16/6/2018). Lonjakan wisatawan yang berkunjung ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru membuat desa-desa di sekitarnya ramai dengan penginapan, warung, dan persewaan kendaraan.

“Harapan saya dampak dari kegiatan masyarakat desa untuk melestarikan alam dan menjaga kebaikan alam menjadi desa wisata. Pola pikir ini sangat perlu ditekankan agar desa wisata menjadi permanen. Karena jika desa wisata sengaja dibuat hanya sebagai destinasi ekskursi, tentu tidak akan bertahan lama,” kata Halim.

Halim menegaskan bahwa desa wisata yang dibangun atas dasar cinta lingkungan dan segala upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan tentunya akan menjadi paradigma yang akan menjadi cara hidup yang alami. Karena sedang tren, sekarang bukan saatnya berlomba membangun desa wisata, tapi untuk perhatian, perbaikan dan pelestarian lingkungan. Lingkungan yang asri, menyenangkan dan nyaman akan langsung menarik minat masyarakat untuk menikmatinya.

Kemendesa PDTT juga akan membantu mempromosikan desa wisata di seluruh Indonesia melalui aplikasi Desa Wisata Nusantara. Namun, aplikasi ini hanya mendorong transaksi, tetapi tidak memfasilitasinya. Desa liburan dikelola secara eksklusif oleh BUMDes. Bukan pihak swasta yang hanya menggunakan bahasa desa wisata. Pasalnya, desa liburan yang dibangun oleh swasta berada di bawah kewenangan Kementerian Pariwisata dan Industri Kreatif.

tujuan teratas

Berdasarkan data Kemendesa PDTT, rencana penggunaan dana desa untuk desa wisata pada 2022 mencapai Rp 326,36 miliar. Hingga saat ini, telah dikelola 5.037 BUMDes pariwisata terkait pengelolaan desa wisata.

Kompas Travel Fair 2022 yang diselenggarakan setiap hari oleh Kompas bekerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk pada 9-11 September 2022 di Plenary Hall Jakarta Convention Center kembali menampilkan pilihan destinasi wisata dalam dan luar negeri. Namun, pameran wisata ini juga menampilkan pilihan destinasi wisata unggulan baru, yaitu Desa Wisata. Kemendesa PDTT juga dimeriahkan dengan menampilkan sejumlah desa wisata di Tanah Air.

Kompas Travel Fair 2022 menargetkan transaksi Rp 70 miliar dengan 10.000 pengunjung. Sebelumnya, travel fair Kompas ditiadakan pada 2020 dan 2021. Sebelum pandemi, Kompas Travel Fair 2019 menghadirkan sekitar 50.000 pengunjung dengan nilai transaksi Rp 107 miliar.

Salah satu pengembangan desa wisata yang dikelola warga terus berkembang, seperti di Desa Danurojo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (11/11/2018).  Perkembangan desa wisata menggeser perekonomian masyarakat sekitar dari warung makan, oleh-oleh desa hingga pengelolaan lahan parkir.COMPASS/P RADITYA MAHENDRA YASA

Salah satu pengembangan desa wisata yang dikelola warga terus berkembang, seperti di Desa Danurojo, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (11/11/2018). Perkembangan desa wisata menggeser perekonomian masyarakat sekitar dari warung makan, oleh-oleh desa hingga pengelolaan lahan parkir.

Pendiri OMG Creative Consultant, Yoris Sebastian Nisiho, yang dihubungi pada Kamis sore di sela-sela pertemuan di International Conference Center (ICC) di Brunei Darussalam, mengatakan: “Anak muda yang kreatif dapat belajar secara online dan kemudian berperan aktif dalam membangun desa liburan. Tidak hanya menghasilkan uang, tetapi juga sesuai dengan karakter desa, sehingga dapat berkembang secara berkelanjutan dan menciptakan usaha padat karya.”

Mengenai budaya desa yang sering terabaikan atau tertindas akibat berkembangnya desa wisata, Yoris mengatakan perlu diklarifikasi bahwa kekuatannya terletak pada keaslian desa di Indonesia. Di Inggris ada program Master dengan fokus pengembangan pariwisata. Studi ini mengajarkan tentang pengembangan pariwisata dengan mengeksplorasi sesuatu yang sangat otentik dengan daerah tersebut.

Pekan lalu, Wakil Direktur Bisnis Harian Kompas Novi Eastiyanto mengatakan tren peningkatan jumlah wisatawan akhir-akhir ini memicu optimisme kebangkitan industri pariwisata seperti sebelum pandemi. Era pandemi Covid-19 telah menggeser minat sebagian masyarakat dari wisata massal ke kehidupan pribadi. Selain itu, wisata alam atau ruang bebas menjadi semakin populer.

Ketertarikan pada wisata alam masih menjadikan destinasi lokal dengan banyak wisata alam menjadi pilihan. Sesuai dengan dinamika situasi, KTF menghadirkan pendopo desa wisata sebagai peta destinasi baru. Hal ini dilakukan bekerja sama dengan Kemendesa PDTT.

Desa wisata dipandang sebagai peluang baru untuk destinasi unggulan yang menawarkan pengalaman perjalanan yang imersif kepada wisatawan. Selain panorama, pengunjung desa wisata dapat berinteraksi dengan warga dan belajar tentang budaya baru yang akan memperkaya wawasan mereka.

Desa wisata yang ditawarkan antara lain Arborek di Kabupaten Raja Ampat (Papua Barat), Lembang Nonongan di Toraja Utara (Sulawesi Selatan), Wae Rebo di Kabupaten Manggarai (Nusa Tenggara Timur) dan Candi Rejo (Jawa Tengah). Tujuan luar negeri yang populer adalah Turki dan Jepang.

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah kunjungan wisman ke Indonesia melalui pintu utama mencapai 743.210 kunjungan pada periode Januari-Juni 2022. Jumlah kunjungan meningkat 929,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Pada Juni 2022, jumlah kunjungan wisman mencapai 345.440, meningkat tajam 1.973,96 persen secara tahunan.

Mengutip Destination Insights Google, perjalanan internasional menunjukkan peningkatan dari Maret 2022, antara lain dengan dominasi wisatawan dari Australia. Indonesia kini masuk dalam 5 besar destinasi (Kompas, 6 Agustus 2022).

Source: www.kompas.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button