Budaya Pesona Banyumasan - ANTARA Jawa Tengah - WisataHits
Jawa Tengah

Budaya Pesona Banyumasan – ANTARA Jawa Tengah

Purbalingga (ANTARA) – Sore ini ada suasana berbeda di Sekolah Seni Kie, Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, yang tampak ramai.

Saat tempat yang biasanya ramai oleh anak-anak muda desa Sidareja yang sedang berlatih alat musik, menari, melukis, dan lain-lain, pada Sabtu (22/10) sore, kegiatan Kie Art School dimeriahkan oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di negara peserta Kelas kegiatan Modul Nusantara.

Mereka adalah 176 mahasiswa yang terpilih sebagai peserta Program Pertukaran Mahasiswa Mandiri (PMM) 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) di Universitas Jenderal Sudirman (Unsoed) Purwokerto, Kabupaten Banyumas menjadi.

Para mahasiswa yang berasal dari berbagai perguruan tinggi di luar Jawa ini sangat antusias menyaksikan presentasi para penggiat seni dari Sekolah Seni Kie tentang Karawitan, tari Lengger Banyumasan, alat musik Kentongan dan lukisan kartun.

Tidak hanya menerima teori, para mahasiswa juga diajak mempraktekkan materi yang diajarkan oleh para penggiat seni.

Ketika para siswa diajak bermain karawitan, mereka sangat antusias memainkan alat musik gamelan jawa.

Meski baru pertama kali menampilkan seni musik, mereka sepakat memainkan gamelan dengan menyanyikan lagu “Dawet Ayu Banjarnegara” yang dipimpin oleh pegiat seni di Kie Art.

Begitu juga saat siswa berlatih alat musik Kentongan dan belajar tari Lengger. Tanpa malu, mereka menjajal tarian Banyumas.

Peserta PMM 2022 juga sangat senang mengikutinya saat belajar menggambar kartun. Tidak hanya mahasiswa, para dosen Kelas Modul Nusantara yang mendampingi peserta PMM 2022 pun antusias dengan keikutsertaan tersebut.

Hal ini karena pembicara bukanlah orang sembarangan. Dia adalah Sabariman Rubiyanto alias Sinung, kartunis dan ilustrator lama, salah satu karyanya adalah cerita bergambar “Paman Kikuk” yang sering muncul di majalah anak-anak “Bobo”.

Pria asal Kabupaten Brebes yang kini berdomisili di Karanglewas, Kabupaten Banyuma ini, sejak saat itu dengan sabar mengajari masyarakat cara menggambar wajah komik atau karikatur.

Teori dan praktik yang diajarkan Sinung dapat dipahami oleh peserta kelas modul Nusantara, termasuk Rifani Febiola, dari Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas PGRI, Sumatera Barat.

Ia mengaku sangat senang bisa bertemu dengan Sinung karena sudah suka membaca majalah anak-anak sejak kecil.

“Terima kasih Pak, sudah menemani masa kecil saya,” katanya.

Tak hanya belajar menggambar kartun, ia juga mengaku mendapat banyak ilmu dari kegiatan Kelas Modul Nusantara PMM 2022, termasuk seni musik yang berbeda dengan musik yang dikembangkan di Padang.

Ia juga belajar banyak tentang budaya Jawa yang berbeda melalui Kelas Modul Nusantara PMM 2022 yang merupakan bagian dari Kampus Merdeka Belajar-Kemerdekaan (MBKM).

Dengan demikian, Febi merasa bisa lebih mengenal dunia luar karena tidak hanya mempelajari budaya lokalnya tetapi juga budaya daerah lainnya melalui MBKM.

Sebagai bagian dari program tersebut, ia juga bertemu dengan mahasiswa dari berbagai universitas melalui PMM 2022 di Unsoed. Mereka juga saling mengenalkan budaya daerah masing-masing.
Ilustrator yang juga kartunis, Sabariman Rubiyanto alias Sinung (kanan) mengajarkan cara melukis kartun wajah dengan model siswa (kiri) di depan peserta Kelas Modul Nusantara untuk program Pertukaran Mahasiswa Mandiri (PMM) 2022 Unsoed Purwokerto saat mengunjungi Sekolah Seni Kie, Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga, Sabtu (23/10/2022). ANTARA/Sumarwoto

Oleh karena itu, Febi berharap program MBKM khususnya Kelas Modul PMM Nusantara terus berkelanjutan karena memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa.

Begitu pula F. Sinaga dari HKBP Universitas Nommensen Medan, Sumatera Utara yang mengaku antusias dengan keragaman seni dan budaya yang ada di wilayah Banyumas, terutama yang diajarkan oleh Sekolah Seni Kie, Purbalingga, sehingga bisa bermain musik dan juga belajar untuk membuat gambar ilustrasi untuk komik.

Lain halnya dengan Anggina Fitri Rambe dari Universitas Negeri Medan, Sumatera Utara, dan Yohannes Sitolewar dari Universitas Musamus, Merauke, Papua. Mereka tidak hanya terpesona dengan seni dan budaya Jawa Banyumasan yang diajarkan di Sekolah Seni Kie, tetapi mereka juga ingin mengajak keluarga mereka ke desa yang dikenal dengan julukan Sidareja di masa depan. desa kartun atau Kampung Kartun.

Sambutan hangat

Program Pertukaran Mahasiswa Mandiri (PMM) yang memasuki tahun kedua merupakan wujud implementasi kebijakan MBKM. Kebijakan tersebut dilaksanakan untuk mendorong kecintaan mahasiswa terhadap keragaman budaya negara asalnya dan untuk mendorong penguatan dan perluasan kompetensi akademik mahasiswa.

Oleh karena itu, program PMM 2022 di Unsoed Purwokerto mendapat respon yang baik dari para penggiat seni dari Sekolah Seni Kie, karena tempat mereka berkarya dipercaya menjadi salah satu tempat kunjungan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di luar Jawa untuk mengikuti Modul Nusantara menghadiri kelas.

Sebagai seorang kartunis, Sinung menilai Program Pertukaran Mahasiswa Mandiri sangat bermanfaat dan layak dikembangkan karena dapat menjelaskan seni ilustrasi dan kartun secara langsung.

Itupun siswa bisa bertanya langsung apa yang mereka tidak mengerti, dan dia sebagai praktisi akan memberikan jawaban tidak berdasarkan teori tetapi berdasarkan pengalaman.

Di sana, Sinung memberikan trik-trik yang mudah dipahami siswa dan ia bisa berbagi pengalamannya dengan mereka.

Sementara itu, salah satu pendiri Kie Art School, Slamet Sentosa, mengatakan pihaknya berupaya memberikan pelayanan yang berkualitas, tempat yang otentik, unik dan berharga.

Hal ini dikarenakan pendidikan tentang seni tradisi budaya leluhur tidak hanya dapat dilihat dari kumpulan kartun rumah, tetapi sebenarnya dapat dilihat dari pertunjukan seni dan pelatihan para pelaku seni yang ada.

Koleksi Rumah Kartun yang dimaksud oleh Slamet Sentosa merupakan mural bernuansa kartun yang menghiasi rumah-rumah warga Desa Sidareja sejak Kie Art School merintis Kampung Kartun Desa Wisata Sidareja pada 9 September 2020 Berdiri.

Kie Art sendiri merupakan hibrida dari bahasa Jawa Banyumasan “Kie/Kiye” yang berarti “ini” dan bahasa Inggris “Art” yang berarti “seni”. Dalam perkembangannya, tidak hanya kartun dan seni lukis lainnya yang diajarkan secara gratis di Sekolah Seni Kie, tetapi juga seni musik, tari dan seni rupa.

Mayoritas anak muda desa Sidareja yang mengikuti Sekolah Seni Kie pada awalnya tidak memiliki latar belakang atau pengetahuan tentang seni dan budaya.

Karena kegigihannya dalam mempelajari dan melestarikan seni budaya, Kie Art School yang masih tergolong muda ini mampu tampil di hadapan sekitar 100 pebisnis dari berbagai daerah di Indonesia, serta sejumlah ekspatriat menghadiri sebuah acara. mengumpulkan di Padma Resort Legian, Bali pada 27 Oktober 2021.

Dalam pementasan pertama ini, para pemuda Kie Art menampilkan tarian persatuan yang bersejarah, yang mewakili asal mula lahirnya desa Sidareja sekitar 112 tahun yang lalu.

Semangat untuk terus melestarikan seni budaya juga diturunkan dari anak-anak muda Kie Art kepada seluruh siswa yang mengikuti Kelas Modul PMM Nusantara 2022 di Unsoed saat berkunjung ke Kie Art School.

Berita ini disiarkan di Antaranews.com dengan judul: Peserta pertukaran pelajar juga terpesona dengan budaya Banyumasan

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button