BRIN: Kebun Raya Bogor Cahaya Lampu Hias tidak mempengaruhi tanaman - WisataHits
Jawa Barat

BRIN: Kebun Raya Bogor Cahaya Lampu Hias tidak mempengaruhi tanaman

Paparan cahaya buatan di area pembentuk cahaya tidak memicu fotosintesis tanaman.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan lampu buatan yang dinyalakan pada malam hari sejauh ini tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ini mengacu pada pengamatan paparan Cahaya buatan di malam hari (ALAN) di kawasan wisata edukasi Cahaya di Kebun Raya Bogor (KRB).

Pada penelitian tahap pertama T0 dan T1 pada periode Januari hingga Juni 2022, BRIN untuk sementara menemukan bahwa intensitas pancaran cahaya sangat rendah. Paparan tidak memiliki efek negatif pada tanaman.

“Tidak ditemukan pemicu aktivitas fotosintesis pada malam hari,” kata Pemimpin BRIN Laksana Tri Handoko dalam siaran persnya, Kamis (25/8/2022).

Saat ini BRIN sedang melakukan riset T2 yang mencakup aktivitas pengunjung di lokasi-lokasi yang menjadi subyek program Glow. Penelitian akan berlangsung hingga Desember 2022.

Data T2 dapat melihat trend pengaruhnya. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa cahaya buatan dari program Glow tidak berpengaruh signifikan terhadap pepohonan di Kebun Raya Bogor.

Lampu yang menghiasi kelima taman yang termasuk dalam program Glow ini juga memiliki tingkat pencahayaan yang rendah. Setiap program yang akan dilaksanakan di Kebun Raya, termasuk program Glow di KRB, telah ditinjau, diteliti dan disetujui oleh BRIN.

Menurut Handoko, program Glow yang dikembangkan di KRB memiliki nilai edukasi yang tinggi dan memenuhi kebutuhan masyarakat saat ini. BRIN berharap KRB bisa menjadi destinasi dan referensi anak muda. Bukan hanya untuk berwisata, tetapi untuk lebih memahami akar budayanya dan meningkatkan kecintaannya pada lingkungan alam.

Program Glow hanya menempati sekitar 3 persen dari total luas KBR Bogor yang mencapai 87 hektar. Lokasinya juga jauh dari cagar budaya dan tempat-tempat di kebun raya yang tidak boleh digunakan untuk kegiatan umum.

Glow menempati area taman di luar koleksi, sehingga koleksi tanaman yang menjadi rujukan penelitian dan konservasi tetap dilindungi. Selain itu, program ini tidak mengganggu lokasi Kebun Raya.

“Kami memiliki komitmen yang sama kepada masyarakat bahwa KRB ini merupakan aset bangsa yang harus selalu dibina dan dioptimalkan untuk kemajuan masyarakat. Oleh karena itu, terobosan dan inovasi harus terus dilakukan tanpa meninggalkan akar budaya yang ada,” kata Handoko.

Program Glow merupakan salah satu terobosan yang dicapai BRIN dan mitranya PT Mitra Natura Raya dalam meresmikan fasilitas pendidikan dan pariwisata pertama di Asia Tenggara. Konsep ini sudah diterapkan di berbagai kebun raya di sejumlah negara seperti Kew Garden (Inggris), Desert Botanical Garden (Arizona) dan Fairchild Tropical Botanic Garden (Amerika).

Sumber: Antara

Source: republika.co.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button