Bisnis homestay tumbuh bak jamur dan pariwisata di Banyuwangi mulai berkembang
SURYAMALANG.COM|MALANG- Beberapa tahun terakhir, pariwisata di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mulai berkembang.
Wisatawan datang ke Banyuwangi karena tersedianya banyak hotel berbintang. Selain untuk istirahat, juga untuk rapat.
Homestay di Banyuwangi juga terdepan dalam menampung wisatawan saat hotel penuh.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi M Yanuar Bramuda mengatakan Banyuwangi tidak seperti itu tiba-tiba.
“10 tahun lalu belum ada ruang pertemuan seperti Hotel Ketapang Baru. Jadi tidak ada yang mau rapat di Banyuwangi,” kata Bram dalam jumpa pers di Hotel New Ketapang Banyuwangi, Sabtu (10/12/2022).
Bram mengatakan okupansi hotel sejauh ini sudah mencapai 60 persen.
Dengan kondisi saat ini, wisatawan yang ingin datang ke Banyuwangi perlu menempuh perjalanan sekitar tujuh jam.
Jadi kuncinya adalah akses. Bandara juga membantu. Akses jalan juga bagus, meski jalan tol belum sampai ke Banyuwangi.
Pemerintah Kabupaten Banyuwangi juga merancang 99 event setiap tahunnya untuk mendongkrak pariwisata.
Diantaranya adalah Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) yang berlangsung pada Sabtu (10/12/2022).
Berbagai acara disiapkan sepanjang tahun untuk menyebarkan kesadaran tentang Banyuwangi dan mendorong kunjungan wisatawan.
Sebagai kabupaten terluas di Jawa Timur, Banyuwangi memiliki destinasi wisata alam yang sangat terkenal yaitu Gunung Ijen.
Ada mantra api biru yang membuat turis datang ke kota gila ini. Gerbang menuju ke sana dari kawasan perkotaan melewati Desa Tamansari, Kecamatan Licin.
Desa memanfaatkan kesempatan itu dengan homestay yang dikelola masyarakat. Agar desa ini tidak dilewati. Konon, ada potensi desa seperti Spring dan Tarakota Park dengan 1.000 penari gila.
Source: news.google.com
