Berkunjung ke Pasar Ikan Desa Mandar, Banyuwangi - WisataHits
Jawa Tengah

Berkunjung ke Pasar Ikan Desa Mandar, Banyuwangi

WILAYAH Pasar Ikan yang terletak di Desa Kampung Mandar Kabupaten Banyuwangi ini kini menjadi salah satu tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan yang berkunjung ke kabupaten yang dijuluki “Sunrise of Java”.

Tentunya lokasi destinasi yang satu ini cukup strategis dan memiliki potensi. Jarak dari pusat kota Banyuwangi hanya sepelemparan batu, sekitar 1 kilometer. Pasar ikan juga berbatasan dengan Jembatan Helix Indonesia, Pantai Marina Boom, yang terkenal dengan jembatan jalan lintas spiralnya.

Di Pasar Ikan yang telah disulap menjadi pasar kuliner bertema, pengunjung dapat memilih dari berbagai ikan segar yang sebagian besar ditangkap oleh nelayan setempat. Ada kerapu, baronang, bonito, kakap, putih dan sebagainya. Selain itu, ada kepiting, kerang hijau, dan kerang darah yang juga dikenal sebagai kerang darah.

Begitu sampai di lokasi, pengunjung bisa langsung memilih ikan segar dari sejumlah kios di bawah satu atap. Selanjutnya ikan yang terpilih ditimbang.

Setelah ikan ditimbang, pembeli tinggal menentukan jenis lauk yang diinginkan. Ada ikan bakar manis pedas, ikan bakar madu, ikan bakar bumbu rica-rica, ikan bakar kecap dan lain-lain. Selain itu, ikan dimasak oleh petugas yang sebagian besar merupakan warga sekitar yang bekerja sama dengan pengelola pasar ikan.

Selain ikan segar, pengunjung bisa memesan nasi putih dan berbagai lauk pauk seperti cah kangkung. Ada juga pilihan minuman. Dari kelapa muda hingga es teh atau teh panas.

Di sebelah gedung pasar ikan satu atap, pengunjung bebas memilih makan di warung-warung yang berjejer di sekitarnya. Sambil menikmati hidangan laut, pengunjung mendapatkan bonus panorama Selat Bali yang mempesona.

Kawasan Kampung Mandar tidak hanya menjual aneka hasil laut, tetapi juga dianugerahi pusat oleh-oleh khas Banyuwangi yang terletak di gang selebar sekitar 3 meter di tengah pemukiman penduduk.

Aneka jajanan khas Banyuwangi tersedia di sana. Diantaranya kopi, abon, kerupuk cumi dan berbagai makanan olahan dari ikan dan lain-lain. Semuanya merupakan produk dari 25 pelaku industri kreatif dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lokal.

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Mandar, Hilman Syah Anwar mengatakan, ide awal pendirian pusat oleh-oleh berbasis masyarakat ini bertujuan untuk mendongkrak perekonomian di Kampung Mandar. “Kami percaya bahwa orang dapat makan sendiri di depan rumah mereka sendiri,” katanya.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi inisiatif warga sekitar untuk melakukan diversifikasi usaha. Mereka tidak hanya mengandalkan pendapatan dari menangkap ikan atau menjual ikan, tetapi mereka juga memberi nilai tambah pada ikan yang ditangkap oleh nelayan setempat. “Ketika harga ikan turun atau suami tidak bisa melaut karena cuaca buruk, perempuan masih bisa mendapatkan penghasilan dari menjual ikan olahan,” katanya.

Pengakuan juga datang dari Koordinator Kemitraan Publik Departemen Perikanan dan Kelautan Harun. Menurutnya, Pasar Ikan Banyuwangi merupakan konsep bagus yang menjadikan pasar ikan sebagai tujuan wisata yang menarik bagi masyarakat. “Itu patut ditiru. “Pengemasan pasar ikan tidak hanya sebagai tempat jual beli ikan, tetapi juga sebagai pusat pendidikan, pusat kuliner, dan tujuan wisata,” ujarnya.

Tidak ada istilah yang memenuhi harga

LIMA Tahun lalu kawasan pasar ikan di Desa Mandar dikenal sebagai kawasan kumuh. Tata letak kios di sana dangkal. Selain itu, ada juga rawa-rawa yang menjadi tempat pembuangan akhir (TPS) bagi masyarakat sekitar.

Tak heran, kawasan itu sepi. Selain itu, pada saat yang sama juga dikeluarkan Surat Keputusan (SK) Bupati Banyuwangi yang menetapkan Desa Mandar sebagai desa kumuh.

Di awal tahun 2017, situasi mulai berubah. Kepala Desa Kampung Mandar Dwi Sasongko berpikir keras untuk mengubah kawasan pesisir.

“Sebelum saya membuat terobosan, saya memulai dengan pidato di Masjid Nurul Huda. Saya minta warga berdoa, bukan lagi sampah yang dibuang di kampung Mandar, tapi uang,” kata Sasongko.

Seiring upaya perbaikan Desa Mandar, dilakukan pengerukan serentak oleh PT Pelindo di kawasan Pantai Marina Boom sebagai alasan pengaduan. Sasongko kemudian pergi ke kepala perusahaan milik negara. Dia meminta agar material urugan digunakan untuk menutupi rawa-rawa. Setelah negosiasi yang panjang, permintaan itu disetujui. “Timbunan sampah itu dibawa ke rawa-rawa. Prosesnya sekitar tiga bulan,” jelasnya.

Setelah rawa-rawa diratakan, lahirlah ide untuk membuat pasar ikan, kawasan yang menjual ikan segar sekaligus menawarkan jasa pengolahan kuliner ikan. Pengunjung dapat membeli ikan segar untuk dibawa pulang atau dipanggang dan dinikmati di lokasi.

Efeknya positif. Stand-stand di area pasar ikan juga berkembang. Baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Kini ada 17 warung yang dikelola warga sekitar Plengsengan. Ditambah lima kios di area pasar ikan.

Rata-rata, empat hingga delapan pekerja bekerja di sebuah toko. Kesejahteraan warga secara otomatis meningkat. “Kalau kita hitung secara kasar, omzet yang dihasilkan lebih dari 500 juta rupiah per bulan,” jelasnya.

Salah satu pemilik stand kuliner Ponco Utomo mengaku senang bisa mendirikan kawasan wisata kuliner di sepanjang pantai. Selain kesejahteraan warga, para pemuda juga merasakan manfaatnya. “Anda sekarang memiliki penghasilan baru,” katanya.

Kepala departemen juga sangat mementingkan kualitas. Ikan laut yang dijual di pasar ikan dan di Phengsengan harus segar. Harga yang ditawarkan juga harus seragam agar tidak terjadi persaingan yang tidak sehat antar dealer. “Dulu, masyarakat takut makan ikan bakar karena takut mencapai harga. Tapi di Plengsengan, orang-orang dengan Rp 50.000 mau makan ikan bakar,” kata Lutfi, mantan Bupati Banyuwangi yang membantu mendirikan divisi kuliner ikan bakar.

SEKILAS TENTANG PASAR IKAN MANDAR

– Terletak di Desa Kampung Mandar, Kabupaten Banyuwangi.

– Dimulai dari tahun 2017. Sementara itu, Pasar Ikan akan diluncurkan pada Juni 2021.

– Perhatikan ada 22 kios di area tersebut. Sebanyak 17 kios dioperasikan oleh warga sekitar Plengsengan, sedangkan 5 kios lainnya berada di kawasan pasar ikan.

– Ada juga pusat oleh-oleh ala Banyuwangi di kawasan Kampung Mandar yang dibuat oleh 25 UMKM lokal.

Source: radarsolo.jawapos.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button