Berdiri di negara prostitusi paling terkenal di Asia Tenggara
YOGYAKARTA – Masjid Islamic Center di Koja, Jakarta Utara, mengalami kebakaran di bagian kubahnya pada Rabu, 19 Oktober. Api melahap kubah masjid selama sekitar dua jam hingga 21 unit mobil pemadam kebakaran berhasil memadamkannya. Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan Polres Metro Jakarta Utara bekerjasama dengan Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri (Puslabfor).
Masjid Islamic Center Jakarta adalah tempat ibadah yang ikonik dan berkesan bagi umat Islam di Jakarta Utara. Sejarah Jakarta Islamic Center berisi kisah-kisah inspiratif dan mengejutkan. Mungkin masih banyak yang belum mengetahui fakta dibalik pembangunan masjid megah ini.
Sejarah Islamic Center Jakarta
Masjid yang menjadi pusat kajian dan pengembangan Islam di Jakarta ini memiliki sejarah panjang. Tempat didirikannya masjid ini mengandung jejak-jejak dunia gelap yang bertentangan dengan ajaran agama. Pembangunan masjid ini dapat diibaratkan seperti sinar matahari yang menyinari ruangan yang gelap.
Yayasan Masjid Islamic Center Jakarta
Pembangunan Jakarta Islamic Center dimulai pada tahun 2001 pada masa pemerintahan DKI Jakarta yang dipimpin oleh Gubernur Sutiyoso. Masjid ini dibangun di bekas kawasan prostitusi Kramat Tunggak di Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
Lokasi Kramat Tunggak merupakan tempat prostitusi yang sangat terkenal dan terbesar di Asia Tenggara pada era 1970-1999. Nama tersebut merupakan sebutan dari Panti Sosial Kerja Wanita (PKSW) Teratai Harapan Kramat Tunggak yang terletak di Jalan Kramat Jaya RW 019 dan menempati lahan seluas 109.435 m2.
Tempat wisata slime tersebut mendapat tekanan dari masyarakat dan ulama untuk dibongkar. Pada tahun 1998, Keputusan Gubernur KDKI Jakarta No. 495 Tahun 1996 tentang Penutupan Tempat Pelacuran. Lokalisasi Kramat Tunggak resmi ditutup pada 31 Desember 1999 dan diikuti pembebasan lahan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Pasca penutupan lokasi Kramat Tunggak, banyak usulan pemanfaatan ruang tersebut. Ada yang mengusulkan untuk membangun kantor, pusat perbelanjaan dan lain-lain. Namun, Gubernur Sutiyoso berniat mendirikan Islamic Center. Menurutnya, ide tersebut bisa menyatukan kelompok yang berbeda.
Ide Sutiyoso disambut baik oleh masyarakat. Rencana Induk Pengembangan JIC pada tahun 2022 dirancang berdasarkan konsultasi antara penduduk lokal, regional dan internasional, akademisi dan praktisi. Organisasi dan Manajemen JIC didirikan pada tahun yang sama.
Bekas Pelacuran Kramat Tunggak
Kehadiran Masjid Islamic Center Jakarta seperti mengubah tanah hitam menjadi putih. Namun, proses pembangunannya tidak mudah karena lokasi Kramat Tunggak merupakan kawasan prostitusi yang sangat besar.
Pada tahun 1970, saat lokalisasi pertama kali dibuka, tercatat sebanyak 300 perempuan tanpa status (WTG) dan 76 mucikari. Dari tahun ke tahun, jumlah penduduk atau penyedia jasa seks di tempat-tempat tersebut juga semakin meningkat. Pada tahun 1999, sebelum lokasi tersebut dibubarkan, 1.615 Lembaga Menara Pengawal beroperasi di bawah naungan 258 mucikari/mucikari. Mereka tinggal di 277 rumah bordil dengan 3.546 kamar.
Sebelum persetujuan akhir, Pemprov DKI Jakarta harus melalui proses panjang untuk mewujudkan ide Islamic center di wilayah tersebut. Warga lokalisasi menolak untuk menutup tempat itu. Akhirnya pada tanggal 31 Desember 1999, lokasi Kramat Tunggak resmi dikosongkan oleh pemerintah setempat dan pembangunan JIC pun dimulai.
Inilah kisah Jakarta Islamic Center yang mengandung fakta mengejutkan. Situs Kramat Tunggak, yang dulunya merupakan lahan gelap untuk transaksi yang licin, telah berhasil direlokasi oleh pemerintah setempat berkat dukungan masyarakat.
Tetap up to date dengan berita domestik dan internasional terbaru di VOI. Mereka menyajikan yang terbaru dan terkini secara nasional dan internasional.
Source: news.google.com