Berburu foto Puncak Sempur: foto burung pemangsa - WisataHits
Jawa Barat

Berburu foto Puncak Sempur: foto burung pemangsa

komunitas detikTravel

Hanya dengan mendaki 15 menit dari Puncak Sempur Camping Ground, ratusan burung pemangsa beterbangan di angkasa. Raptor ini “melayang” atau terbang berputar-putar tanpa mengepakkan sayapnya, mengandalkan udara panas atau dorongan termal.

Ratusan burung raptor, atau burung pemangsa, yang membubung di atas langit Pegunungan Sanggabuana bukanlah raptor penduduk Sanggabuana, melainkan raptor migran yang melarikan diri dari tanah air mereka. Dari ratusan burung pemangsa migrasi tersebut, tiga spesies telah diidentifikasi, yaitu honeysikep Asia (Pernis ptilorhynchus), alap alap China (Accipiter soloensis) dan nipon alap alap (Accipiter gularis).

Burung elang madu Asia, sering juga disebut burung elang madu Oriental, adalah burung pemangsa yang berasal dari Siberia dan termasuk dalam famili Accipitridae. Saat Siberia musim dingin, mereka bermigrasi ke selatan untuk mencari suasana hangat dan banyak mangsa hingga mereka mencapai Indonesia.

IKLAN

GULIR UNTUK LANJUTKAN KONTEN

Honeysikep Asia ini memangsa serangga seperti belalang, jangkrik, jangkrik, larva lebah, dan terkadang reptil. Sedangkan Chinese peregrine falcon atau Chinese peregrine falcon atau Chinese sparrowhawk, seperti namanya, adalah burung dalam famili Accipitridae dari genus Accipiiter, asli Asia Timur atau China.

Kestrel cina memiliki panjang tubuh 25-35 cm dengan berat 106-140 gram untuk jantan dan 124-204 gram untuk betina. Burung pemangsa ini berburu belalang, katak, kadal dan burung kecil lainnya. The Nippon alap-alap, juga dikenal sebagai burung pipit Nippon, adalah burung pemangsa dalam keluarga Accipitridae dari genus Accipiiter.

Alap-Alap Nippon memiliki panjang tubuh 29-34 cm dengan berat 85-142 gram untuk jantan dan 111-193 gram untuk betina serta memiliki lebar sayap 51-63 cm. Di alam liar, alap-alap Nippon berburu tikus, kelelawar, reptil, serangga, dan burung berukuran kecil hingga sedang seperti merpati atau perkutut.

Wana Wisata Puncak Sempur di Kecamatan Tegalwaru, Karawang merupakan potensi wisata dataran tinggi baru di Karawang. Di Puncak Sempur yang sudah banyak didirikan cafe, camping, dan homestay, sangat cocok dijadikan sebagai tempat pengamatan burung migran baru.

Selain kesempatan untuk melihat burung pemangsa di atas bukit di atas Puncak Sempur Camp Ground, Anda juga bisa melihatnya di beberapa kafe tempat duduk terbaik. Salah satu kafe yang menjadi tempat favorit para pengamat burung untuk menyaksikan migrasi burung pemangsa adalah Cafe 99, Villa Puncak Sempur dan Saung Koffee Hideung. Ketiga kafe ini berada tepat di jalur migrasi ketiga spesies burung pemangsa ini.

Salah satu kelebihannya adalah kafe-kafe di Puncak Sempur berada pada satu ketinggian dan menghadap ke lembah rendah yang terbentang jauh, sehingga bisa mendapatkan sudut yang sejajar. Setelah menyaksikan migrasi burung pemangsa, wisatawan juga bisa langsung menuju Birdwatching Trek Cikoleangkak yang tidak jauh dari Puncak Sempur.

Birdwatching Trek Cikoleangkak tidak hanya merupakan jalur pengamatan burung dengan 151 jenis burung, tetapi juga merupakan kawasan jejak primata dengan 5 jenis primata. Lima primata yang ada di Pegunungan Sanggabuana adalah owa jawa, surili, lutung jawa, kera ekor panjang dan kukang jawa.

Owa jawa, lutung jawa dan kukang jawa merupakan primata endemik jawa, sedangkan surili merupakan hewan endemik jawa barat.Saepul Riki, pengelola Saung Koffee Hideung, menjelaskan bahwa banyak pengunjung Saung Koffee Hideung yang datang pada awal Oktober. , tidak hanya menikmati kopi di Saung Koffee Hideung, tapi juga menikmati fenomena migrasi ribuan burung raptor dari Siberia, China dan Jepang, melintas dan menetap di Pegunungan Sanggabuana.

“Dari lokasi kami, lokasinya sangat strategis, tidak kalah dengan Bukit Paralayang di Bogor. Ribuan burung pemangsa terbang di atas Puncak Sempur selama musim migrasi. Kedepannya kami akan menyediakan teropong bagi pengunjung yang datang ke Puncak Sempur agar bisa lebih menikmati migrasi burung pemangsa ini. Festival Sanggabuana Migrant Raptor,” kata Saepul Riki.

Uce Sukendar, Kepala Departemen Konservasi Keanekaragaman Hayati (DKKH) Yayasan Konservasi Sanggabuana (SCF), menyambut baik migrasi burung raptor di atas Pegunungan Sanggabuana.

“Kami melihatnya sebagai indikator ekologi. Ini adalah bukti bahwa kita telah berhasil melestarikan ekologi pegunungan Sanggabuana dengan baik. Dan dari sisi pemberdayaan masyarakat, fenomena ini bisa disalurkan ke wisata minat khusus, wisata ornitologi yang merupakan daya tarik wisata, juga digunakan untuk pendataan,” jelas Uce.

Puncak Sempur dapat dicapai dari Purwakarta melalui Waduk Jatiluhur, Karawang atau Cariu di Bogor. Kawasan wisata dataran tinggi di Karawang ini terletak di Kecamatan Tegalwaru pada ketinggian sekitar 500m di atas permukaan laut dengan udara sejuk dan pemandangan indah Pegunungan Sanggabuana.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button