Berbisnis jamur, kini bisa memanggang cuan seperti musim hujan

Sejumlah wisatawan melihat proses pengeringan jamur.

Semarang, Idol 92.6 FM – Seorang petani jamur di Kabupaten Magelang sukses dengan usahanya dan kini berkembang menjadi wisata edukasi jamur.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 2013 dan saat ini sedang berkembang pesat.

Puput Setyoko, seorang petani di Kabupaten Borobudur, tidak menyangka usahanya akan dikenal dan menarik banyak wisatawan. Hal itu disampaikan dalam rapat di kantornya baru-baru ini.

Puput menjelaskan, saat ini ia hanya petani jamur kecil dan mulai memproduksi olahan jamur pada tahun 2016, dimulai dari keripik dan kerupuk jamur.

Namun, usahanya saat itu belum banyak dikenal masyarakat dan sulit berkembang karena terhambat pemasaran.

Menurutnya, pada tahun 2018 ia mulai mencoba peruntungan dengan merintis perjalanan edukasi jamur.

Ternyata animo masyarakat wisata sangat besar dan pasar pariwisata langsung menerimanya.

“Jadi saat pengunjung datang ke kami, mereka mendapatkan pelatihan cara menanam jamur. Mulai dari membuat media hingga mengumpulkan jamur. Wisatawan juga akan diajari dan diperlihatkan cara membuat berbagai jenis olahan jamur,” kata Puput.

Lebih lanjut Puput menjelaskan, sekitar 200 wisatawan datang dalam satu hari dan ribuan orang bisa mencapainya pada liburan akhir pekan.

Pengunjung atau wisatawan yang datang tidak membayar tiket alias gratis.

“Saya hanya mengandalkan penjualan produk yang berkisar antara Rp 100 juta hingga Rp 150 juta per bulan. Berdasarkan hasil yang didapat, saya gunakan untuk tambahan bangunan Pendapa atau Paviliun,” jelasnya.

Puput mengatakan saat ini ada 16 karyawan yang menggantikannya dari sebelumnya hanya empat orang. (Tunas)

Source: news.google.com