Bengkel Sahabat Nelayan jadi andalan para nelayan Semarang - WisataHits
Jawa Tengah

Bengkel Sahabat Nelayan jadi andalan para nelayan Semarang

RADARSMARANG.ID, semarang – Sore ini terdengar suara deburan ombak di tepi Laut Utara Jawa. Selain itu, suara beberapa perahu nelayan yang sedang diperbaiki dan rintik hujan yang lembut membuat suasana bersahabat di Bengkel Sahabat Nelayan, Jalan Tambakmulyo RT 1 RW 14, Tanjungmas, Semarang Utara.

Nelayan asal Bandarharjo, Sutrisno mengaku lebih memilih memperbaiki kemudi dan mesin perahunya di Bengkel Sahabat Nelayan karena lebih murah dibanding tempat lain, yakni ratusan ribu rupiah untuk sekali perbaikan.

“Di sini lebih murah. mas. Cukup isi cash, isian tambahan untuk perlengkapan bengkel. Penghematannya hampir 50 persen,” katanya.

Selain meningkatkan efisiensi, Lokakarya Pendamping Nelayan juga menawarkan kesempatan untuk bertukar pengalaman selama musim paceklik. “Di sinilah menambah komunitas, harus ada solusi bersama, dan sangat berbeda dengan workshop lainnya,” ujarnya.

Ketua Forum Nelayan Wilayah Timur Suhartono mengatakan, lokakarya Sahabat Nelayan ini berdiri sejak tahun 2020. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina, yang berkaitan dengan kegiatan yang bermanfaat bagi nelayan.

Setelah mendapat izin dari Dinas Perikanan Kota Semarang, mereka berangkat ke Kelurahan, katanya. “Kemudian pihak Kelurahan bertanya langsung tentang wadah nelayan, lalu saya,” ujarnya.

Setelah mendapat izin dari instansi terkait, Suhartono melibatkan tokoh masyarakat dari RW 12 hingga RW 15 tanjungmas. Setiap RW mengusulkan RW untuk lokakarya.

Namun belum bisa, sehingga ditawarkan karena tidak ada sewa. “Tidak ada yang mau, toh kita ke WC Umum MCK milik masyarakat di RT 1 RW 14. Pimpinan RW mengizinkan dan bertindak,” ujarnya.

Setelah mendapatkan persetujuan yang lengkap dan dapat dioperasikan, kursus pelatihan bengkel berlangsung di BPPI. Sertifikat pelatihan selesai, bengkel dibangun.

“Ada 15 orang yang mengikuti pelatihan workshop, semua nelayan harus terlibat dalam kegiatan di sana. Anggotanya banyak, ada 712 orang di Tanjungmas. Ada 63 Kelompok Usaha Bersama (KUB) atau sekitar 834 anggota di Wilayah Timur. Satu grup KUB minimal 10 orang,” ujarnya.

Diakui, sebelum ada workshop, sangat sulit. Selain itu, pekerjaan pengelasan sangat mahal.

“Kalau las biasanya Rp 100.000, kami tidak menargetkan itu. Yang penting bagaimana bayar listrik, bagaimana cara memuat uang tunai dan bagaimana cara membeli kawat las. Kalau bisa tidak sampai Rp 100.000, dan terkadang ada orang yang ingin mengikat diri karena kelaparan,” katanya.

Ia berusaha untuk tidak menutup bengkel karena telah banyak terbantu. “Apapun yang terjadi tidak ada tataki. Kami memiliki kelemahan,” katanya.

Ada beberapa kendala dalam memperbaiki mesin kapal. Seperti mesin tua. Menurut peraturan, mesin harus diganti setelah dua hingga tiga tahun.

“Namun terkadang nelayan di sini kesulitan mencari makan, sehingga mesin berusia enam tahun itu tetap digunakan. Bahkan, biaya perbaikan perahu lebih dari 500.000 rupee pada satu titik selama musim kelaparan. Jadi para nelayan mencari dana. Jadi kami memulai koperasi untuk forum nelayan. Lantas bagaimana cara sesama nelayan meminjam uang yang tidak berbunga banyak? AlhamdulillahJalankan sesuai prosedur,” katanya.

Putranya, Kadafi, 32, bergantian menjaga Bengkel Pendamping Nelayan bersama ayahnya, menambahkan bahwa kendala lain untuk memperbaiki perahu adalah puing-puing, lumpur dan pasir yang melilit baling-baling. Dengan ini, kecepatan mesin diblokir dan piston diblokir dan cincin piston semua dipukul.

“Semua adalah satu, terkadang dimurnikan dengan menyelam. Jika mesin tidak hidup, pergi ke bengkel. Kalau diperbaiki harus melalui primbon untuk berlayar lagi,” ujarnya.

Bengkel Pendamping Nelayan juga memasang panel surya dan baterai untuk sumber tenaga kapal. “Jadi panel ini untuk lampu, lampu sorot, mengumpulkan ikan lalu menangkapnya. Energinya bisa bertahan semalaman,” katanya.

Bahkan, terkadang sepeda motor bisa diperbaiki di bengkel Pendamping Nelayan. “Kalau bisa, mari kita selesaikan bersama-sama,” katanya.

Untuk meningkatkan solidaritas, Pertamina dan nelayan menggelar lomba dayung yang rutin digelar setiap peringatan kemerdekaan Republik Indonesia yang diikuti para nelayan dengan tujuan untuk mendongkrak pariwisata dan meningkatkan kesadaran UMKM di daerahnya. (Mim/Web/Bass)

Pengakuan:

Hanya Chamim

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button