Becak untuk wisatawan, tingkatkan SDM untuk standarisasi tarif - WisataHits
Jawa Tengah

Becak untuk wisatawan, tingkatkan SDM untuk standarisasi tarif

RADARSOLO.ID – Becak sudah menjadi ikon kota Solo. Alat transportasi tradisional ini sudah terikat dengan masyarakat. Seiring berkembangnya zaman ketika angkutan umum mulai berkembang dan kendaraan pribadi semakin banyak, keberadaan becak ini mulai tergeser. Nah, agar tidak punah, salah satu solusinya adalah dengan menjadikan angkutan injak manusia ini sebagai angkutan wisata.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta Aryo Widyandoko mengatakan becak dapat dikemas untuk digunakan sebagai transportasi wisata di Kota Solo. Konsep ini mirip dengan yang digunakan pada kereta kuda dan mobil listrik yang sudah beroperasi sebelumnya.

“Ada rencana untuk memaksimalkan potensi itu. Jadi, kalau dulu kita bagi-bagi tempat operasinya, tarif yang diatur dan konsep pelayanan wisata plus keseragaman, ke depan ini juga becak. Sehingga keduanya akan melengkapi jasa travel di Solo. Wisatawan bisa memilih jenis kendaraan yang digunakan untuk menuju tempat wisata, apakah ingin naik mobil listrik, kereta kuda atau becak,” ujarnya, Minggu (18/12).

Tantangannya hanya membuat regulasi yang bisa dijadikan acuan para penarik becak. Mereka kemudian dibagi menjadi wilayah operasional yang dapat menjangkau beberapa tempat wisata. Kemudian para penarik becak mendapatkan kartu anggota dan seragam khusus turis saat melayani turis. Tentu tarif layanan yang diberikan juga sudah diatur sehingga penumpang bisa yakin dengan harga yang akan dikenakan.

“Kami mentransfer konsep ini ke mobil listrik dan buggy. Becak selanjutnya juga hampir mirip dengan ini, dengan sedikit perbedaan dalam administrasi atau pengoperasiannya. Yang menjual adalah sensasi naik becak saat pergi dari satu tempat ke tempat lain di Solo,” jelas Aryo.

Selain sebagai moda transportasi khusus pariwisata, keberadaan becak juga bisa dimaksimalkan untuk konsep wisata lainnya seperti keikutsertaan dalam kirab budaya atau setan di berbagai event besar di Solo. Konsep seperti ini sering didemonstrasikan melalui penggunaan gerbong atau kereta kuda di beberapa acara. Seperti prosesi G20 hingga yang terbaru, ditampilkan dalam sejumlah upacara adat dan budaya yang dihadiri menantu Kaesang Pangarep, Kaesang Pangarep, dan Erina Gudono, pada 11 Maret lalu.

“Presiden Joko Widodo secara langsung memberikan contoh bahwa event budaya seperti rangkaian prosesi pernikahan adat dapat dikemas sebagai daya tarik wisata. Ini hanya masalah upaya nyata untuk menindaklanjutinya,” katanya.

Dengan konsep yang tertata baik ini, kesejahteraan tukang becak yang selama ini masih rendah harus ditransformasikan menjadi lalu lintas wisata dengan cara yang lebih menjanjikan di masa depan. Di sisi lain, melayani wisata becak dapat mengoptimalkan potensi destinasi wisata di Solo. Diharapkan kunjungan wisatawan ke Kota Bengawan semakin meningkat.

“Dengan konsep baru dari sisi pariwisata, kami optimis target 2023 bisa tercapai,” tambah Gembong Hadi, Kepala Bidang Destinasi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Surakarta.

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka ditemui terpisah mengakui perlu adanya inovasi dan terobosan baru untuk meningkatkan daya tarik wisata di Solo. Dimulai dengan pengenalan destinasi wisata baru yang lebih konseptual dan modern. Selain itu, Anda juga bisa memaksimalkan kunjungan wisata dengan menggelar berbagai event wisata dan budaya di Solo. Salah satunya adalah gagasan wisata budaya melalui penyelenggaraan berbagai upacara dan tata cara adat yang dikemas sebagai seni pertunjukan.

“Konsep ini membutuhkan transportasi pendukung. Solo sudah memiliki kereta wisata (Jaladara), juga memiliki bus wisata (Werkudara), ada mobil listrik dan dokar. Kedepannya kami akan mengemas becak seperti ini,” jelasnya.

Gibran mengaku ingin meremajakan becak. Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga memahami impotensi tukang ojek yang saat ini tak mampu mengimbangi ojek. on line dan sarana transportasi lainnya. Ia lebih memilih konsep peremajaan becak melalui pengelolaan dan penempatan yang baik di tempat-tempat wisata yang strategis, ketimbang setuju dengan konsep becak bermotor (Bentor) yang dulu ditawarkan sejumlah penarik becak.

Penataan dan penempatan di titik strategis ini dinilai lebih efektif mengingat pesatnya perkembangan di Solo akhir-akhir ini.

“Nanti bisa dibagi per wilayah, misalnya ditempatkan di pusat kota sekitar Benteng Vastenberg untuk mencapai tempat wisata Keraton Kasunanan dan Candi Mangkunegaran. Di kawasan timur Jebres terdapat berbagai objek seperti TSTJ, Waterpark, Solo Techno Park, Museum Sains dan lain-lain. Lalu di utara juga bisa karena ada Bendungan Tirtonadi, Masjid Syekh Zayed dan IKM furniture. Jadi nanti tinggal merencanakan di tempat wisata saja,” jelas walikota. (ves/roti/bendungan)

Kunjungan wisata ke Kota Solo

Realisasi 2021

Wisatawan lokal/domestik 1.407.303 orang.

Wisman/Internasional 2.307 orang.

Realisasi 2022

Wisatawan lokal/domestik 1.992.802 orang.

6.284 wisman/mancanegara.

Target 2023

Wisatawan lokal/domestik 1.427.477 orang.

Wisatawan Asing/Internasional 4.945 orang

Sumber: BPS/Dinas Pariwisata Kota Surakarta

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button