Bandung yang basah dan jernih dengan hutan mata air di kota Baksil - WisataHits
Jawa Barat

Bandung yang basah dan jernih dengan hutan mata air di kota Baksil

Bandung yang basah dan jernih dengan hutan mata air di kota Baksil

bandung

Di penghujung Januari, Syahdu menyambut kota Bandung. Bandung selalu basah saat senja akhir-akhir ini. Tepat saat para pekerja sedang berjuang menembus kemacetan untuk menuju kompetisi.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan di kota kembang itu akan terjadi saat Januari berganti menjadi Februari. Hujan turun di sore hari dan Bandung selalu dikisahkan sebagai kota yang romantis. Namun, romansa itu memudar di jalan-jalan yang dipadati kendaraan menjelang malam, seperti Jalan Soekarno Hatta, Pasteur, Ujungberung, dan lain-lain.

Di beberapa tempat di Bandung, romansa nampaknya hanya merajalela saat hujan dan sore hari. Salah satunya adalah Hutan Kota Babakan Siliwangi atau Hutan Kota (Baksil) Babakan Siliwangi yang terletak di kecamatan Coblong. Dedaunan yang basah mengiringi langkah pengunjung menuju hutan kota untuk mencari perlindungan.

Hujan merusak suasana kunjungan ke hutan kota. Namun, keindahan hutan semakin terlihat. Para pemuda kemudian berlindung di tempat parkir, bersama penjaga taman dan pedagang. Menunggu hujan reda, lalu keluar dari kemacetan untuk pulang setelah asyiknya hutan kota.

Sore hari suhu di ponsel menunjukkan 22 derajat Celcius. Dingin yang biasa di kota kembang. Setelah detikJabar menikmati suasana hutan kota yang begitu asri ditemani rintik hujan. Perjalanan mengelilingi hutan kota dilanjutkan ke arah sumber.

Lokasinya tidak jauh dari tempat parkir mobil Hutan Kota Babakan Siliwangi. Jalan batu bata menandai pintu masuk ke mata air Babakan Siliwangi. Dia mengatakan mata air tua itu telah dimanfaatkan oleh warga setempat.

Hujan tak kunjung reda saat detikJabar melanjutkan perjalanan menuju mata air. Satu-satunya suara yang terdengar hanyalah suara tetesan air hujan yang mengenai dedaunan. Embusan angin memperkuat kesan indah. Berjalan menyusuri jalan menuju mata air ini Anda akan merasa seperti tidak berada di kota besar.

Tanda selamat datang yang menandakan kedatangan di sumbernya adalah tanda yang bertuliskan “Dilarang melakukan perbuatan maksiat”. Pelang ini terletak tepat di titik mata air Babakan Siliwangi.

Jalan bata itu menghubungkan ke hulu Babakan Siliwangi yang telah direnovasi. Ada bangunan mirip gubuk yang melindungi sumur. Di sekitar kolam dibangun dengan baik diisi dengan batu.

Airnya jernih. Padahal, drainase airnya tidak besar. Tidak ada pengunjung atau satu orang pun di daerah itu. Sepertinya mata air di Babakan Siliwangi sudah jarang dimanfaatkan. Hanya ember kecil yang mengapung di salah satu kolam.

Uung Hendaya, warga Hutan Kota Babakan Siliwangi mengatakan mata air tersebut masih sering dimanfaatkan oleh warga maupun pedagang di Hutan Kota Babakan Siliwangi. Uung mengatakan hanya tersisa satu mata air di kawasan hutan kota.

“Ya masih dipakai. Sudah dipakai jauh sebelum saya ke sini. Orang tua saya dulu bilang ada sawah tahun 80-an,” kata Uung yang sudah tinggal di daerah itu sekitar 25 tahun dalam perbincangan. bersama detikJabar.

Uung mengatakan keindahan mata air itu masih terjaga. Pemerintah dan warga setempat melestarikan mata air tersebut sebagai warisan.

(selatan/mso)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button