Bakso solo legendaris favorit warga Kota Malang - WisataHits
Jawa Tengah

Bakso solo legendaris favorit warga Kota Malang

Malang, (malangkota.go.id) – Ada yang pernah menikmati Bakso Solo Kidul Pasar? Masakan ini sudah ada di Kota Malang, tepatnya di Kidul Pasar, sejak tahun 1965. Yuk rencanakan wisata kuliner di Kota Malang di akhir pekan.

Pasar Solo Kidul

Bakso Solo Kidul Pasar kini dijalankan oleh generasi ketiga, Sindu. Pengusaha yang juga mahasiswa aktif di Universitas Brawijaya ini mengaku sudah mulai belajar mengelola tiga cabang Bakso Solo Kidul Pasar di Kota Malang. Cabang kedua di Jalan Halmahera dan cabang ketiga di Jalan Ahmad Yani.

Sindu menuturkan, usaha bakso ini dirintis oleh kakeknya, Suparno, yang berasal dari kota Solo. Sebelum keputusan akhir untuk berjualan di Malang, kakeknya sudah mencoba peruntungan di Kota Jember selama lima tahun. Pada tahun 1965, kakeknya memutuskan untuk pindah dan mendirikan usaha di Kota Malang, tepatnya di sisi selatan Pasar Besar Malang, yang juga menjadi inspirasi nama perusahaannya.

“Kakek saya mulai berjualan dari tenda pinggir jalan yang sekarang menjadi tempat parkir Ramayana. Kakek saya berjualan di sana cukup lama, dari awal 1965 hingga sekitar 1987. Jadi sekitar 22 tahun sebelum akhirnya pindah ke kios pertama di Sartono SH,” ujarnya.

Usaha yang dimiliki semakin ramai, sehingga Suparno membuka toko pertamanya di Jalan Halmahera pada tahun 1993. Selanjutnya pada tahun 1997, cabang Bakso Solo Kidul Pasar ditambahkan ke Jalan Ahmad Yani, Blimbing. Sindu mengatakan dari seluruh cabang yang dimilikinya, cabang Jalan Ahmad Yani yang paling ramai. Karena lokasinya tepat di pintu gerbang menuju pusat Kota Malang.

Saat ini, Sindu mengaku bisa menghabiskan 100 kilogram daging sapi dalam sehari untuk membuat bakso. “Pada hari ini kami bisa menjual sekitar 2000 porsi bakso di semua cabang. Ini untuk total rata-rata dalam sehari. Tentunya jumlah ini bisa berlipat ganda saat hari raya, terutama hari raya Idul Fitri,” ujarnya.

Harga per porsi bakso yang ia jual adalah Rp 18.000. Jika ingin memilih satu menu dalam satu waktu, setiap menu dikenakan biaya Rp 3.000. Jika ingin lebih kenyang, setiap meja disajikan dengan lontong seharga Rp 2.000.

Seiring berjalannya waktu, Sindu kini mulai mengembangkan bisnis baksonya. Dia mendaftarkan bisnis baksonya dengan platform layanan makanan online. Selain itu, ia juga menawarkan pembayaran QRIS online di setiap cabangnya. Ia pun mulai mengembangkan usahanya dengan menawarkan jasa pengiriman bakso beku kepada pelanggan luar kota. (ayu/ram)

Source: malangkota.go.id

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button