Bajak Sawah, Warga Nglumbang Dungik Klaten Temukan Struktur Batu Bata Kuno - Solopos.com - WisataHits
Yogyakarta

Bajak Sawah, Warga Nglumbang Dungik Klaten Temukan Struktur Batu Bata Kuno – Solopos.com

Bajak Sawah, Warga Nglumbang Dungik Klaten Temukan Struktur Batu Bata Kuno – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Anggota Komunitas Penggiat Cagar Budaya Klaten mengecek ukuran batu bata tua di areal persawahan Dukuh Nglumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, Sabtu (01/07/2023). (Solopos.com/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, Klaten – Warga Dusun Nglumbang Dungik, Desa Soropaten, Kecamatan Karanganom, menemukan struktur bata tua saat sedang membajak sawah. Bangunan bata tersebut konon merupakan bagian dari bangunan candi yang pernah berdiri di kawasan tersebut.

Struktur bata terletak di area persawahan. Bata merahnya ada yang pecah dan ada yang masih utuh.

Promosi Hyperlocal Tokopedia Meroket Penjualan Online Sebesar 147%

Ukuran batu bata merah utuh itu tinggi 10 sentimeter atau tebal 10 sentimeter, lebar 24 sentimeter, dan panjang 36 sentimeter. Di dekat area tersebut terdapat gundukan tanah berisi batu bata merah besar.

Struktur bangunan candi ditemukan warga, Joko Warsito, 30, saat sedang membajak sawah. Roda traktor menabrak benda keras dan setelah dicek ternyata adalah batu bata merah.

Beriklan dengan kami

“Kalau tidak salah, penemuan itu pada hari Kamis [5/1/2023] kemarin,” kata Joko saat ditemui pada Sabtu (1 Juli 2023) di lokasi ditemukannya batu bata merah.

Hasilnya kemudian diserahkan ke Kelompok Pelestarian Cagar Budaya (KPCB) Nglumbang Dungik dan diteruskan ke KPCB Klaten. Penggalian lebih lanjut mengungkapkan bahwa itu adalah bangunan bata merah.

Selain batu bata merah, batu andesit berbentuk dorpel atau ambang pintu candi sepanjang 80 sentimeter ditemukan tak jauh dari susunan batu bata merah. Batu Dorpel tersebut selanjutnya disimpan di Sekretariat KPCB Nglumbang Dungik.

Bersama-sama, warga mulai menggali tanah di sekitar temuan batu bata merah secara manual. Tujuannya untuk mengetahui struktur tatanan bata merah. Tempat ditemukannya batu bata merah itu berada di tanah kas desa.

Hari Wahyudi, Manajer Humas KPCB Klaten, menduga susunan bata merah yang ditemukan warga merupakan lantai candi. Diperkirakan sebuah candi dari masa Mataram kuno pada abad ke-9 hingga ke-10 pernah berdiri di situs ini.

Beriklan dengan kami

Luas bangunan batu yang kemungkinan besar merupakan bekas bangunan candi belum bisa diperkirakan. Bagian yang sekarang ditemukan dan terlihat berukuran 3 meter x 3,8 meter.

Lokasi ditemukannya batu bata merah tersebut berjarak sekitar 200 meter dari situs Nglumbang Dungik dan diyakini sebagai bekas bangunan utama candi.

“Bangunan bata merah ini dimaksudkan sebagai bangunan candi untuk amal,” jelasnya.

Di kawasan Nglumbang Dungik diyakini pernah berdiri kompleks candi berdasarkan temuan benda-benda yang diyakini sebagai cagar budaya di situs tersebut. Benda itu seperti yoni di tengah sawah. Selain itu, terdapat prasasti berupa balok batu berukir yang ditemukan pada tahun 2020.

Warga dengan dukungan KPCB Klaten berusaha meminta bantuan seorang prasasti untuk membaca prasasti di atas batu yang diyakini sebagai prasasti tersebut. Karena kondisi ukiran sudah mulai lapuk, sebagian tulisan sudah tidak terbaca lagi.

Beriklan dengan kami

“Kami belajar dari pelayanan. Kemudian kami minta bantuan untuk membaca prasasti nasional dan prasasti BRIN. Hasil pembacaannya hampir sama dan seingat saya ada angka tiga dan sarawana atau periode antara Juli dan Agustus,” kata Hari.

Dipercaya juga bahwa nama dusun tersebut erat kaitannya dengan peradaban yang pernah ada di lokasi ini. Kata Hari Nglumbang dari kata Lelumba artinya tempat yang indah dan Dungik artinya pelayan pendeta.

“Kemudian ada Dusun Nglambang Kramat. Nama Kramat mengacu pada tanda terima untuk elderberry. Berdasarkan nama-nama tersebut, sangat mungkin di lokasi ini pernah ada peradaban Hindu yang menguasai kepercayaan agama seperti kasta Brahmana,” kata Hari.

Karena banyaknya benda cagar budaya yang ditemukan di kawasan Dusun Nglumbang Dungi, warga membentuk komunitas bernama KPCB ND. Mereka berusaha melindungi dan melestarikan hasil ODCB di wilayah tersebut.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button