Ayam Goreng Bu Bari, Karangtengah: Makanan terenak di dapur - WisataHits
Jawa Tengah

Ayam Goreng Bu Bari, Karangtengah: Makanan terenak di dapur

RADARSOLO.ID – Jauh dari perkotaan Wonogiri, kabupaten Karangtengah menyimpan banyak harta karun tersembunyi. Tak hanya potensi wisata, kuliner legendaris pun tersedia. Salah satunya adalah Ayam Bakar Bu Bari.

Toko Ayam Bakar Bu Bari terletak di Dusun Timbangan, RT 03 RW 01, Desa/Kecamatan Karangtengah, Wonogiri. Toko ini sudah ada sejak tahun 1996. Berkat cita rasa yang terjaga, toko ini bertahan hingga saat ini.

Warung ini milik Suparmi, 67. Dia mengaku awalnya hanya menjual ayam bakar dalam jumlah kecil. Hanya dua sampai lima ayam yang dimasak per hari. Namun seiring berjalannya waktu, jumlah penggemar ayam rotisserie buatannya terus bertambah.

“Sebelum pandemi Covid-19, kita bisa memasak 25 hingga 30 ikan sehari. Tapi mungkin baru 20 setelah pandemi Covid-19. Kecuali ada pesanan,” ujarnya Jawa Pos Radar Solo akhir-akhir ini.

Suparmi mengatakan ayam bakar buatannya diolah dengan cara yang sederhana. Bumbu-bumbunya antara lain bawang merah, bawang putih, laos, tumbar dan sebagainya. Ayam yang digunakan adalah ayam jawa. Prosesnya melibatkan ayam yang dipanggang sebentar dan kemudian dibuka. Saat akan disajikan, terlebih dahulu harus dipanggang di dalam oven.

“Cukup tertutup. Setidaknya dua jam. Ini agar bumbu meresap,” kata Suparmi.

LEZAT: Ayam Bakar Bu Bari Karangtengah. (IWAN ADI LUHUNG/RADAR SOLO)

Pelanggan ayam goreng tidak hanya warga kecamatan Karangtengah. Namun ada juga yang berasal dari Kota Wonogiri, bahkan di luar Kota Sukses pun tidak sedikit juga yang penasaran bagaimana cara memasaknya.

Tak hanya masyarakat biasa, ayam bakar Bu Bari juga digemari sejumlah pejabat. Salah satunya adalah Bupati Wonogiri, Joko Sutopo. Bahkan, ayam rotisserie Bu Bari juga dipesan oleh Kapolda Jawa Tengah. Beberapa nama pejabat lainnya juga sudah mencicipi nikmatnya ayam goreng tersebut.

“Kalau dapat komentar, mungkin bagus,” katanya. Bupati Pacitan juga ada di sini,” katanya.

Di toko, kata Suparmi, pelanggan lebih suka makan langsung di dapur. Meskipun ruang sudah disediakan di bagian depan toko. Pelanggan memilih untuk turun dan makan pesanan mereka tepat di dapur.

“Pelanggan mengatakan ingin mencium aroma makanan di tempat dimasaknya dan melihat proses memasak ayam goreng itu,” jelasnya.

Saat dapur sudah penuh, pelanggan memilih untuk menyantap pesanannya di rumah Suparmi, meski tersedia tempat lain. Dan itu sudah menjadi hal yang biasa di sana.

Seporsi ayam bakar di toko ini dibanderol antara Rp 30.000 hingga Rp 35.000 tergantung ukuran dagingnya, sudah satu paket dengan nasi, minuman, lalapan, sambal, lager, hingga tumisan yang disajikan kepada pelanggan. Untuk ayam bakar utuh harganya Rp 90.000 hingga Rp 110.000.

Pertanyaannya tidak perlu ditanyakan lagi. Terutama. Bumbunya meresap hingga ke bagian terdalam daging. Dan tentunya hidung dimanjakan dengan bau ayam yang sedang dipanggang di dapur. (al/nik/bendungan)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button