Atthasilani Buddhis di Candi Borobudur adalah bentuk toleransi - WisataHits
Yogyakarta

Atthasilani Buddhis di Candi Borobudur adalah bentuk toleransi

MAGELANG (ANTARA) – Ratusan umat Buddha dari Majelis Buddha Mahanikaya Indonesia menghadiri upacara tersebut Upasika Ratana (Atthasilani) di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu.

Presiden dan Direktur PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (TWC) Edy Setijono di Magelang, Minggu, mengatakan PT TWC selaku pengelola destinasi wisata Candi Borobudur mendukung keterbukaan pelaksanaan kegiatan keagamaan di wilayah tersebut.

Hal ini sejalan dengan kesepakatan pemerintah bahwa Candi Borobudur dapat digunakan untuk kegiatan keagamaan Buddha, yang diperkuat dengan penandatanganan kesepakatan dengan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Kementerian Agama, Kemendikbudristek, Kementerian BUMN, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif beberapa waktu lalu.

“Candi Borobudur ini simbol toleransi, simbol kerukunan umat beragama, simbol perdamaian. Nilai-nilai spiritual yang ada di Candi Borobudur memberikan energi positif bagi setiap orang. Toleransi beragama mengandung makna sinergi dan kerjasama berbagai pihak terkait, seperti upaya bersama untuk mewujudkan keindahan dalam keberagaman (Keindahan dalam keragaman)” kata Edi.

Pemanfaatan Candi Borobudur untuk kegiatan keagamaan merupakan langkah nyata pemerintah dalam implementasi Program Strategis Destinasi Wisata Prioritas yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.

Pengembangan dan pemanfaatan tujuan religi Candi Borobudur secara terpadu dan inklusif harus dimaknai sebagai salah satu aspek penting dalam program pelestarian candi sebagai warisan budaya, peninggalan luhur nenek moyang bangsa Indonesia, yang juga merupakan warisan dunia.

Beberapa kegiatan peribadatan dilakukan di kawasan Candi Borobudur, antara lain Atthasilani yang diselenggarakan MBMI mulai 3 hingga 6 November 2022. Kegiatan ini melibatkan 200 peserta perempuan dengan rangkaian kegiatan antara lain menggaliMeditasi, ceramah dhammakelas dhammadan sedekah.

“Atthasilani ini merupakan kegiatan memperdalam Buddha Dhamma untuk mengamalkan Delapan Sila. Peserta diharapkan dapat memancarkan kebahagiaan cinta kasih dan harapan agar semua makhluk hidup berbahagia. Cinta yang ditumbuhkan akan membawa kebahagiaan karena dimana ada cinta disitu ada kebahagiaan,” kata Ketua MBMI Agus Jaya.

Agus mengatakan ada kegiatan bubble blowing di serial Upasika Ratana (Balon tiup). Setiap peserta mendapat kesempatan untuk meniup gelembung sabun sebanyak mungkin di udara terbuka.

Menurutnya, gelembung-gelembung ini mengandung filosofi sebagai media untuk melepaskan segala beban dan masalah.

“Jika Anda meniup gelembung sebanyak mungkin, sesuatu yang berat akan dilepaskan, membuat hidup menjadi mudah dan terbang seperti gelembung. Ketika hati dan pikiran ringan, hidup kita akan memancarkan cinta dan kebahagiaan kepada orang lain,” ujarnya.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button