Asosiasi Tour Leader bertujuan untuk mengamankan Indonesia judul negara ramah di dunia - WisataHits
Jawa Barat

Asosiasi Tour Leader bertujuan untuk mengamankan Indonesia judul negara ramah di dunia

Asosiasi Tour Leader bertujuan untuk mengamankan Indonesia judul negara ramah di dunia

Bandung: Indonesia Tour Leader Association (ITLA) menyatakan berencana menggelar pertemuan dengan pemangku kepentingan (orang yang berkepentingan) sektor pariwisata untuk bekerja sama untuk lebih mempromosikan pariwisata di Indonesia.

“Kami hanya bertahan Roadshow dimulai dan mengumpulkan di Bandung. Jadi tujuannya ingin menjalin silaturahmi dengan pentahelix di bidang pariwisata. Kami ingin tetap berhubungan dengan pemerintah, industri, akademisi, masyarakat dan juga dengan media massa. Setelah pandemi ini, kalian harus bekerja sama, tidak bisa sendiri,” kata Presiden Indonesia Tour Leader Association (ITLA) Robert A. Moningka, di Bandung, Jawa Barat, seperti dikutip DiantaraMinggu 29 Januari 2023.

Robert mengatakan, ITLA yang beranggotakan sekitar 1.700 orang ini ingin berbagi pengalaman dan ilmu yang dimilikinya selama mengabdi di dalam dan di luar dengan pihak lain dalam pentahelix (lima unsur) sektor pariwisata Indonesia yaitu unsur pemerintah, akademisi dan badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas dan media.

“Agar kita bisa berbagi ini, kita bisa berkontribusi dalam promosi pariwisata. Jadi kami proaktif. Rencananya akan dilaksanakan di tujuh kota seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Makassar, Batam dan Medan. Kalau pekanbaru dan palembang nanti kita tambah,” ujarnya.

Robert mengatakan, faktor sumber daya manusia atau SDM masih menjadi tantangan terbesar bagi perkembangan sektor pariwisata di Indonesia hingga saat ini.

Menurutnya, Indonesia selama ini memiliki kekayaan alam yang luar biasa, namun untuk mengembangkannya diperlukan sumber daya manusia yang terampil.

“Beginilah kita melihat sumber daya manusia dalam diri kita dalam hal kompetensi yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seperti sikap ramah. SDM Pariwisata yang memiliki sikap ramah akan sabar dan baik hati saat menghadapi berbagai persoalan di bidang ini,” ujarnya.

Namun, jika sikap baik itu dalam kata-kata dan bukan perbuatan, maka kebaikannya akan dipertanyakan, lanjutnya.

Ia mengingatkan pariwisata jangan hanya bicara ekonomi, tapi bicara keramahan atau keramahtamahan, jangan sampai menjadi wisata zombie atau wisata tanpa hati.

“Contohnya adalah ketika kami datang ke beberapa pembuat roti. Dengan bahan dan cara yang sama, wisatawan akan merasakan roti mana yang dipanggang dengan hati dan mana yang tidak. Jadi pelayanan harus ada rasa,” ujarnya.

Ia mengatakan, pengalaman ini akan lebih menarik jika departemen sumber daya manusia pariwisata memiliki keahlian yang mumpuni untuk menjaga wisatawan tetap datang berkunjung.

Contoh lain, kata Robert, Indonesia dulu dikenal sebagai negara paling ramah di dunia, dan setelah krisis 1998, julukan itu diadopsi oleh Thailand.

“Dan kita harus mengambilnya kembali. Baru tahun lalu, saat pandemi Covid-19 ada peningkatan,” kata Robert.

(SAW)

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button