Asal-usul Candi Borobudur ditinggalkan hingga dipugar - WisataHits
Jawa Tengah

Asal-usul Candi Borobudur ditinggalkan hingga dipugar

solo

Candi Borobudur terdaftar sebagai Warisan Dunia (Warisan Dunia) sejak tahun 1991. Borobudur terdaftar sebagai kompleks candi borobudur atau kompleks candi yang terdiri dari Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon di Magelang, Jawa Tengah. Berikut ini adalah sejarah atau asal mula Candi Borobudur.

1. Sejak abad ke-8

Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh umat Buddha Mahayana pada masa kejayaan Dinasti Syailendra. Borobudur adalah candi atau candi Budha terbesar di dunia. Menurut Reza Ayu Dewanti dalam Pesona Candi Borobudur sebagai Wisata Budaya di Jawa Tengah (2018), belum ditemukan bukti tertulis siapa yang membangun Borobudur.

Perkiraan waktu pembangunan didasarkan pada jenis aksara yang ditulis pada kaki tertutup Karmawibhangga, aksara yang biasa digunakan pada prasasti kerajaan pada abad ke-8 dan ke-9.

Diperkirakan Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi. Pembangunan Borobudur diperkirakan akan memakan waktu 7-100 tahun lagi. Borobudur baru selesai pada masa pemerintahan Raja Samaratungga pada tahun 825.

2. Selalu pergi

Sejumlah sumber menyebutkan bahwa Borobudur ditinggalkan oleh Raja Mpu Sindok yang memindahkan ibu kota Kerajaan Medang ke Jawa Timur antara 928 dan 1006. Tidak pasti apakah Borobudur ditinggalkan setelah serangkaian letusan gunung berapi.

Ada yang berpendapat bahwa Candi Borobudur ditinggalkan oleh penduduk setempat setelah masuk Islam pada abad ke-15. Namun, Borobudur tidak sepenuhnya dilupakan. Namun, cerita rakyat menggeser sejarah Borobudur dari asal-usulnya sebagai bukti kejayaan masa lalu menjadi cerita takhayul.

3. Ditemukan kembali

Pada tahun 1814 gubernur pemerintah kolonial Inggris di Indonesia, Sir Thomas Stanford Raffles, yang sedang berkunjung ke Semarang, menerima laporan penemuan batu pahatan di sebuah puncak bukit di desa Bumisegoro, Magelang. Raffles pun meminta asistennya Cornelius untuk menelitinya.

Setelah melihat pahatan batu, arca lepas, dan batu candi yang tertata rapi di balik pohon rimbun, Cornelius yang dikenal berpengalaman menangani candi mengerahkan sekitar 200 orang untuk membongkarnya. Pekerjaan dilakukan pada tahun 1817, 1825 dan 1835. Sejak itu, upaya penyelamatan terus dilakukan.

Oleh pemerintah kolonial, swasta dan pengagum peninggalan purbakala. Saat itu, upaya masih terbatas pada pelaporan, pelaporan, pemotretan, menggambar, meneliti, dan menerbitkan.

Pemugaran Borobudur, silahkan baca halaman selanjutnya.

Source: www.detik.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button