Artikel - Warna Baru Perguruan Tinggi Berkat Merdekanya Kuliah di Kampus Mandiri - ANTARA News Kupang, Nusa Tenggara Timur - ANTARA News Nusa Tenggara Timur - WisataHits
Jawa Timur

Artikel – Warna Baru Perguruan Tinggi Berkat Merdekanya Kuliah di Kampus Mandiri – ANTARA News Kupang, Nusa Tenggara Timur – ANTARA News Nusa Tenggara Timur

Kota Bengkulu (ANTARA) – Kampus Mandiri Belajar Mandiri (MBKM) berhasil membawa warna baru bagi dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Setidaknya itu yang dikatakan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Negeri Bengkulu, Candra Irawan.

Program-program di MBKM seperti Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) berperan sangat penting dalam membekali mahasiswa sarana untuk menghadapi tantangan zaman dalam mencari pekerjaan.

Secara tradisional, mahasiswa sudah fokus pada program studi yang mereka ambil sehingga ilmunya murni di bidang yang mereka ambil. Tantangan hari ini adalah tidak ada yang bekerja hanya dengan satu pengetahuan. PMM memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih program studi yang diinginkan untuk mengembangkan kompetensi keahliannya.

Misalnya, ketika seorang mahasiswa hukum kuliah di PMM dan mengambil gelar ilmu komputer di kampus yang dituju.

Keterampilan ilmu komputer yang diperoleh tentu sangat membantu, karena saat ini semua bidang bersentuhan dengan teknologi, termasuk bidang hukum.

Perkawinan antara hukum dan teknologi informasi itu sendiri, menurutnya, pada akhirnya melahirkan cabang ilmu IT forensik.

Lainnya, misalnya ekonomi. Masalah hukum lebih banyak berhubungan dengan masalah ekonomi, seperti kejahatan kerah putih, penipuan kerah putih, sehingga mahasiswa yang belajar ekonomi memiliki wawasan yang lebih luas dan keterampilan yang lebih baik.

Kepala Pusat MBKM Universitas Negeri Bengkulu Ahmad Syarkowi menambahkan MBKM telah mengubah banyak hal, termasuk proses belajar mahasiswa di PTN ini.

Jika sebelumnya mahasiswa kuliah presensi hingga semester tujuh kemudian menulis skripsi di semester delapan, mahasiswa MBKM berpeluang menyelesaikan studinya lebih cepat.

Selama MBKM semester lima atau enam mereka melakukan kegiatan di luar kampus, mereka magang (di industri). Kemudian ada Riset MBKM yang dilakukan pada semester tujuh.

“Melalui penelitian, kemudian dibuat artikel yang diubah menjadi tesis. Anda tidak perlu tesis lagi,” kata Ahmad.

Untuk magang industri yang dikelola mata kuliah Keteknikan Pertanian, misalnya, konversinya adalah 20 sks, terdiri dari 10 sks mata kuliah pilihan ditambah KKN dan mata kuliah agrowisata dan pelatihan pertanian.

Salah satu mahasiswa yang mengikuti program magang adalah Vikry Apriza Haris. Program ini dimaksudkan untuk memberinya kesempatan untuk lebih mengembangkan ilmu yang sesuai dengan gelarnya.

Ia mengikuti magang komersial periode kedua. Waktu untuk menyelesaikan kegiatan cukup lama, sekitar 4-5 bulan, cukup untuk membiasakan saya dengan operasi dan manajemen perusahaan yang dituju.

“Manfaat yang saya terima selama menghadiri adalah kesempatan kerja, bagaimana mengelola staf dan jumlah pekerjaan yang akan saya hadapi di masa depan,” ujarnya.

Untuk Riset/Penelitian MBKM, salah satu mahasiswa, Cahya Widya Gunawan mengatakan, program ini menjadi jembatan baginya untuk lebih cepat menyelesaikan studi dan memberikan kesempatan untuk menulis artikel di tingkat nasional.

Selain itu juga memudahkan dalam mencari pekerjaan dan melanjutkan studi hingga Magister karena penelitian MBKM sangat membantu dan membawa manfaat yang luar biasa serta mendorong mahasiswa yang belum berani mencoba, mencoba.

Program MBKM lainnya, yaitu Kampus Mengajar, juga dinilai memiliki manfaat yang besar, khususnya dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

mengubah Cara berpikir

Selain menunjang proses belajar siswa, siswa juga dilibatkan dalam administrasi sekolah yang dituju. Siswa yang berpartisipasi juga dapat mengikuti lintas mata pelajaran, tidak hanya dari gelar keguruan.

“Memang, itu mengubah pola pikir pedagogis kita. Yang duduk di program studi hanya semester satu sampai empat. Lima, enam, tujuh, mungkin ada kegiatan di luar kampus, tapi ini untuk yang mau. Bagi yang mau, kami berkomitmen memfasilitasi sesuai Permendikbud No 3 Tahun 2020,” kata Ahmad.

Ahmad mengatakan, Universitas Negeri Bengkulu tidak hanya mengirimkan program yang dilakukan di dalam negeri tetapi juga mahasiswanya untuk mengikuti program Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA), yang menawarkan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi di luar negeri.

Aanisah Hanuun, mahasiswa farmasi yang mengikuti program IISMA, membagikan sebagian pengalamannya selama kuliah di Universitas Putra Malaysia pada Maret-Juli 2022.

Di sana ia mempelajari berbagai mata kuliah dari program sarjana yang diambilnya di kampus asalnya, yaitu prinsip-prinsip manajemen, etika komputer dan keterampilan berpikir.

“Alhamdulillah (ilmunya) sangat bermanfaat karena prinsip manajemen bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, disana saya belajar manajemen organisasi, manajemen perusahaan, ada juga kelas manajemen diri. Dalam keterampilan berpikir juga ternyata dalam berpikir ada hal seperti analisis berpikir” Kemudian etika komputer ternyata banyak sekali etika di dunia digital yang belum kita ketahui dan pelajari bagaimana cara melindungi diri dan privasi kita di dunia digital bisa,” kata Hanun.

Warna baru yang dibawa MBKM juga dirasakan oleh para dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu.

Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah Bengkulu Kasmiruddin mengatakan, ada tiga program MBKM yang berhasil dilaksanakan dan menarik minat mahasiswa, yaitu Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Gratis (PMM) dan Magang Bersertifikat.

Terkait kampus pengajar, ia mengatakan pelaksanaan kegiatan sudah dilakukan di beberapa sekolah di Provinsi Bengkulu maupun provinsi lain seperti Aceh.

“Untuk PMM 1 kami mengirimkan 39 mahasiswa dan menerima 32 mahasiswa, sedangkan untuk PPM 2 kami mengirimkan 54 mahasiswa dan menerima 19 mahasiswa. Di PMM, ada komitmen modul Nusantara, kita juga rancang sebagian yaitu wisata sejarah, wisata kuliner, wisata budaya, wisata alam dan kontribusi sosial,” ujarnya.

Sementara itu, lima mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu dari berbagai program studi telah mengikuti program magang bersertifikat. Sebaran posisi magang pun beragam, mulai dari instansi pemerintah di Jakarta hingga perusahaan media di Yogyakarta.

belajar toleransi

Bagi siswa, MBKM menawarkan kesempatan belajar dalam suasana baru dan memungkinkan mereka belajar banyak tentang keragaman suku, ras, budaya dan agama di Indonesia.

Paulinus Paur, misalnya. Mahasiswi Universitas Tribhuwana-Tunggadewi di Malang, Jawa Timur itu menuturkan, saat mengikuti PMM di Universitas Muhammadiyah Bengkulu, selain mempelajari mata kuliah yang ingin dipelajarinya, ia juga belajar tentang pentingnya toleransi yang telah dipelajari.

“Saya seorang mahasiswa Kristen. Saya memilih Universitas Muhammadiyah Bengkulu karena kami keturunan muslim. Ayah saya mengatakan Anda harus memilih kampus Muslim untuk mengakui toleransi terhadap Islam,” katanya.

Keberagaman juga digali oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bengkulu peserta PMM di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Budi Utomo, Malang.

Ia mengatakan, selama mengikuti program Oktober 2021 hingga Januari 2022, ia sudah mengenal Batik Malangan dan seluk-beluk proses pembuatannya.

Baca Juga: Artikel – Kisah Widya Merubah Takdir Lewat Program Profesi Wirausaha

“Menulis tie-dye itu sulit, tidak semudah yang kita bayangkan. Tentu harga tie-dye tulisan tangan mahal karena sulit menghargai jasa orang-orang yang membuat tie-dye,” ujarnya.

Baik Universitas Negeri Bengkulu maupun Universitas Muhammadiyah Bengkulu sangat berharap MBKM dapat terus berlanjut karena terbukti membawa banyak manfaat bagi dunia pendidikan tinggi.

Baca Juga: Artikel – Bangkitnya Bidang Pendidikan di Kota Kupang Di Tengah Pandemi COVID-19

Menurut Kasmiruddin, program ini merupakan sesuatu yang sangat luar biasa. Ketika siswa mengikuti pertukaran, mereka memperoleh soft skill dan hard skill, yang tentunya akan sangat berguna.

Universitas Negeri Bengkulu dan Universitas Muhammadiyah Bengkulu akan melanjutkan kerja kehumasan agar semakin banyak mahasiswa yang mengikuti program MBKM dengan variasi yang berbeda.

MBKM tidak hanya menjadi warna baru bagi perguruan tinggi, tetapi juga menawarkan pengalaman sebagai modal bagi mahasiswa untuk memasuki dunia baru setelah lulus.

Penerbit : Achmad Zaenal M

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Warna baru pendidikan tinggi berkat Kampus Merdeka Belajar Merdeka

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button