Apa itu sindrom orang kaku seperti penyanyi Celine Dion - Solopos.com - WisataHits
Jawa Tengah

Apa itu sindrom orang kaku seperti penyanyi Celine Dion – Solopos.com

SOLOPOS.COM – Celine Dion. (Instagram @celinedion)

Solopos.com, SOLO-Penyanyi Celine Dion baru-baru ini mengumumkan bahwa dia telah didiagnosa menderita kelainan saraf langka, atau sindrom orang kaku. Gangguan apa ini? Simak ulasan informasi sehat kali ini.

Gangguan tersebut menyebabkan kejang otot yang parah dan menjadi alasan kuat bagi mereka untuk membatalkan pertunjukan musim panas mereka. “Kejang ini memengaruhi setiap aspek kehidupan saya sehari-hari, terkadang menyebabkan kesulitan berjalan dan tidak memungkinkan saya menggunakan pita suara untuk bernyanyi seperti biasanya,” kata Celine Dion. DiantaraSabtu (12/10/2022).

Promosi Kartu Tokopedia menjadi Kartu Kredit Terbaik Versi Asian Banker Awards 2022

Celine Dion mengatakan dia akan terus bekerja dengan tim media dan keluarganya untuk pulih dari gangguan saraf yang jarang terjadi. “Saya bekerja keras dengan dokter kedokteran olahraga setiap hari untuk membangun kembali kekuatan dan performa saya. Tapi harus saya akui itu perjuangan,” katanya.

Baca Juga: Celine Dion Menderita Gangguan Saraf Langka

Lalu apa itu sindrom orang kaku seperti Celine Dion? Mengutip Sains Langsung dan Diantara, Sabtu (10/12/2022), Sindrom orang kaku mempengaruhi sekitar 1 hingga 2 dari 1 juta orang, menurut Johns Hopkins Medicine. Pusat Informasi Genetik dan Penyakit Langka (GARD) menyatakan bahwa kondisi ini mempengaruhi wanita dua kali lebih banyak daripada pria.

Sindrom tersebut kemungkinan disebabkan ketika sistem kekebalan tubuh secara tidak sengaja menyerang sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Sel-sel saraf ini biasanya membantu mengendalikan kontraksi otot.

Pasien mengalami kekakuan spontan pada batang tubuh dan tungkai serta kejang otot yang parah dan sporadis. Menurut GARD, suara keras, gerakan tiba-tiba, dan stres emosional dapat memicu kejang yang terkadang cukup kuat hingga mematahkan tulang tersebut.

Baca Juga: Celine Dion hingga David Foster Hadiri Konser Thanksgiving Pahlawan Perawat

Salah satu reaksi autoimun yang diduga menyebabkan sindrom tersebut secara khusus menargetkan enzim yang disebut dekarboksilase asam glutamat (GAD), yang menurut Yale Medicine diperlukan untuk produksi GABA. GABA bertindak sebagai rem pada sel saraf yang mengontrol otot. Jadi bila GABA terlalu sedikit, rem dilepas dan sel bisa bergeser.

Data memperkirakan bahwa hingga 60 hingga 80 persen pasien dengan sindrom ini membawa antibodi terhadap GAD. Antibodi GAD tertentu juga ditemukan pada penderita diabetes tipe 1, mendorong sistem kekebalan untuk menyerang sel penghasil insulin di pankreas.

Orang dengan sindrom ini sering menderita diabetes tipe 1 atau penyakit autoimun lainnya, seperti vitiligo atau anemia pernisiosa. Orang dengan jenis kanker tertentu juga berisiko tinggi terkena sindrom tersebut, meskipun tidak jelas mengapa.

Sekarang setelah Anda mengetahui apa itu sindrom orang kaku, Anda juga harus tahu bahwa sindrom ini tidak ada obatnya, jadi pengobatan ditujukan untuk meredakan gejala. Direktur Johns Hopkins Stiff Person Syndrome Center Dr. Scott Newsome mengatakan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati sindrom tersebut umumnya bertindak untuk menggantikan GABA pasien yang hilang atau membantu menekan aktivitas autoimun yang berbahaya.

Baca Juga: Kelelahan Seperti Tuan Rangga, Bisa Mengakibatkan Kematian

Perawatan ini mungkin termasuk obat penenang, pelemas otot, steroid, dan imunoterapi. Toksin botulinum (BOTOX) juga dapat digunakan untuk mengobati kejang dan kekakuan otot, dan berbagai terapi fisik dan okupasi juga dapat membantu pasien.

Tingkat keparahan gejala dan tingkat pengurangan bervariasi dari orang ke orang. Menurut Klinik Cleveland, beberapa pasien menemukan bahwa gejala mereka stabil sementara sementara yang lain terus memburuk.

Meskipun sindrom ini dapat diobati dengan obat-obatan, namun dapat menyebabkan komplikasi yang mempersingkat harapan hidup.

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button