Andalkan Matahari, Kopi Lemah Brother Tetap Hidup dan Lit - WisataHits
Yogyakarta

Andalkan Matahari, Kopi Lemah Brother Tetap Hidup dan Lit

Harianjogja.com, BANTUL — Sekilas, kedai kopi bernama Kopi Lemah Abang di Bangunjiwo, Malang Kapanewon, Bantul ini seperti kedai kopi pada umumnya. Konsep rumah Jawa yang diadopsi hampir mirip dengan kafe yang saat ini digunakan sedang tren seluruh wilayah DIY.

Namun, jika Anda masuk ke dalamnya, ada sesuatu yang berbeda. Jangan berharap menemukan sumber listrik dari PLN di warnet. Ternyata, bisnis tersebut menggunakan energi panas matahari sebagai sumber listrik untuk memenuhi kebutuhan listriknya.

Tidak hanya itu, Kopi Lemah Abang juga merupakan bisnis yang berkomitmen untuk menjaga lingkungan. Upaya mereka untuk mengurangi volume sampah dengan meminimalkan penggunaan plastik dalam kemasan makanan memang patut diacungi jempol.

BACA JUGA: Luar Biasa, Upacara MPLS di SD Muh. Miliran menggunakan 4 bahasa

Siang ini, Kamis (14.7.2022), saat Harianjogja.com Saya ada di sana, cuacanya sangat panas. Lambat laun terdengar suara musik Jawa.

Suasana saat itu sangat heboh. Restoran yang terletak persis di seberang areal persawahan Bangunjiwo ini sebenarnya sangat ramai.

“Rombongan KLHK [Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan]kata Nining Sugiatmini, pemilik Kopi Lemah Abang.

Delegasi KLHK, kata dia, mampir untuk makan siang usai mengunjungi kawasan Pajangan. Setelah grup ini pergi, menu lele ternyata penjualan terbaik Barang Kopi Lemah Abang sudah habis terjual.

Selain menyantap ikan lele, kopi luwak yang didatangkan dari Wonosobo juga menjadi menu utama di restoran yang berstruktur serba kayu ini.

Kopi Lemah Abang buka mulai pukul 08.00 WIB – 20.00 WIB. Padahal, pada siang hari, pelanggan didominasi oleh pekerja dan pekerja kantoran yang ingin makan siang. Sementara di pagi hari banyak Pegowes sarapan di sini.

Meski baru buka sekitar dua tahun, Kopi Lemah Abang sudah cukup dikenal masyarakat luas. Bassist Dewa 19, Yuke Sampurna, beberapa anggota Shaggydog dan banyak artis lainnya telah terdaftar sebagai pengunjung di sini.

“Ada banyak seniman di sini pada hari kerja. Jika Anda seorang seniman, alam adalah inspirasi. Kamu butuh istirahat,” katanya.

Pemilik Kopi Lemah Abang, Nining Sugiatmini dan Suharyanto, Kamis (14/7/2022)/Harian Jogja-Lugas Subarkah

tidak dikenal

Ia mengaku, dirinya dan suaminya mulai menggeluti bisnis Kopi Lemah Abang pada Agustus 2020, saat pandemi Covid-19 sedang terparah. jam malam terjadi di mana-mana.

Tak disangka, di tengah kondisi seperti itu, pembukaan Kopi Lemah Abang justru menarik banyak pengunjung.

Menurutnya, hal ini karena konsep Kopi Lemah Abang yang menawarkan suasana pedesaan dengan sirkulasi udara yang cukup membuat penggunaan protokol kesehatan lebih memungkinkan. Selain itu, kebosanan berada di rumah masih menjadi faktor tersendiri bagi orang yang mencari apartemen yang cocok menyegarkan.

Pemandangan yang tidak biasa di toko ini. Di bagian depan Anda bisa langsung melihat panel surya di atap Kopi Lemah Abang. Suami Nining, Suharyanto, mengatakan memilih energi matahari sebagai sumber listrik saat membangun Kopi Lemah Abang karena sumber energinya sangat melimpah di tempat itu. “Meski awalnya agak mahal, setelah itu gratis,” katanya.

Untuk dapat menggunakan energi matahari ini, ia membeli tiga unit panel surya beserta alat-alat instalasinya seperti Inverter, kontrol, baterai, dll dengan total biaya hingga Rp 5 juta. Panel surya ini dapat menghasilkan total 1.700 watt listrik dalam dan di luar.

Dengan menggunakan panel surya, Kopi Lemah Abang tidak lagi bergantung pada PLN. “Ada pemadaman listrik di sekitar sini, tapi di sini [Kopi Lemah Abang] masih menyala terang, lengkap dengan alunan musiknya,” kata Suharyanto.

BACA JUGA: Perawatan, Museum RA Kartini Tutup Hingga Minggu

Meski menggunakan energi matahari, bukan berarti listrik padam saat tidak ada matahari. Panel surya ini menyerap dan menyimpan energi matahari, yang kemudian dapat digunakan saat matahari tidak bersinar.

“Misalnya Januari lalu berawan empat hari berturut-turut. Padahal listrik masih aman,” ujarnya.

Menurutnya, penggunaan panel surya sejalan dengan konsep mereka yang menyatu dengan alam. Manfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya.

Alam benar-benar menyediakan semua yang dibutuhkan kedai ini untuk bertahan hidup. Selain energi matahari, Kopi Lemah Abang juga menggunakan kayu yang dibeli dari warga sekitar untuk keperluan dapur.

Kopi Lemah Abang menggunakan oven berbahan bakar kayu untuk memasak nasi dan sayuran. Dengan memasak dengan steamer dan steamer, nasi di restoran ini terasa lebih autentik dibandingkan dengan nasi pemasak nasi or penanak nasi. Ada dua jenis nasi yaitu nasi putih dan nasi merah.

Konsep ramah lingkungan juga tercermin dalam penyajian dan pengemasan makanan. Meski belum sepenuhnya menghilangkan plastik, Kopi Lemah Abang sebisa mungkin menghindari penggunaan plastik, menggantinya dengan kertas roti dan daun pisang yang jumlahnya banyak. “Ada banyak daun pisang yang tersedia,” katanya.

kopi luwak

Dengan berbagai upaya ramah lingkungan dan kentalnya konsep tradisional Jawa, bukan berarti harga makanan dan minuman akan meroket. Pengunjung tidak perlu merogoh kocek banyak untuk menikmati makanan dan kenyamanan di Kopi Lemah Abang karena semua menunya di bawah Rp 16.000.

BACA JUGA: Temui motif Batik Jogja yang memiliki makna mendalam bagi calon pengantin

Kopi Luwak yang menjadi andalan tempat ini dibanderol Rp 10.000, sedangkan Wedang Uwuh yang juga digemari banyak pengunjung hanya dibanderol Rp 5.000. Makan lele untuk dimakan, itu penjualan terbaik seharga Rp12.000. Yang paling mahal adalah ikan nila Pepe seharga Rp 15.000. Kopi Lemah Abang menawarkan banyak menu lainnya dengan harga terjangkau.

Meski murah, kualitas Leak Luxurious Coffee bisa dipatahkan. Kopi luwak yang dijual di sini sebenarnya adalah kopi yang sudah melalui proses pencernaan kucing luwak. Mereka membelinya dari Wonosobo dalam bentuk kotoran luwak.

“Sampai di sini dicuci, lalu dijemur. Setelah itu, kami mengupas biji kopi satu per satu,” ujarnya.

Setelah dikupas, biji kopi kemudian disangrai dan terakhir digiling. Semua proses ini berlangsung di dapur Kopi Lemah Abang. Ada juga menu teapot dimana tehnya dibuat dengan tangan, campuran beberapa daun teh untuk mendapatkan rasa dan tekstur yang diinginkan.

Source: wisata.harianjogja.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button