Ada Sesar Seribu Celah di Kali Ngalang Gunungkidul - WisataHits
Yogyakarta

Ada Sesar Seribu Celah di Kali Ngalang Gunungkidul

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL — Kapanewon Gedangsari tidak hanya rawan longsor saat musim hujan. Namun, tidak menutup kemungkinan juga terjadi gempa karena banyak sesar aktif di Sungai Ngalang.

BACA JUGA: Website Wisata Edukasi Gunungkidul Ngalang

Priharjo Sanyoto, koordinator geo-research kamp Plosodoyong, mengatakan telah ada studi peta geologi di kawasan Gedangsari, tepatnya di Sungai Ngalang sepanjang 15 kilometer. Pemetaan dilakukan sekitar tahun 1992 dan hasilnya dipublikasikan pada tahun 1995.

“Sudah ada peta geologi skala 1:100.000,” kata Priharjo, Minggu (13/11/2022).

Dia menjelaskan, banyak ditemukan sesar aktif atau patahan dasar sungai dalam pemetaan ini. Karena sesar yang banyak tersebut, Kali Ngalang dikenal secara geologis sebagai kawasan seribu rekahan sesar.

“Mirip dengan istilah gunung seribu di Gunungkidul, karena sebenarnya masih banyak sesar di Sungai Ngalang yang masih aktif,” ujarnya.

Menurutnya, sifat sesar ini bervariasi mulai dari geser, ke atas, dan sebagainya. Ia menegaskan, informasi adanya sesar yang berpotensi menimbulkan gempa bukan untuk ditakuti, melainkan sebagai upaya penahanan agar dampak bencana dapat diminimalisir semaksimal mungkin.

“Saya sudah menginformasikan kepada Pemkab tentang potensi kerawanan gempa di kawasan Gunungkidul,” ujarnya.

Sebagai orang yang mendalami ilmu geologi, tambahnya, keberadaan patahan dapat dilihat secara kasat mata melalui pembentukan aliran sungai. Pola aliran sungai menjadi penanda, bercerita tentang peristiwa geologis yang terjadi di bawahnya.

“Jadi kenapa aliran sungainya lurus, meliuk ke kanan kiri, meliuk-liuk, semuanya ada sejarahnya dan terkait dengan masalah geologi,” ujarnya.

Pri mengatakan tidak ada yang tahu persis kapan bencana akan terjadi, terutama gempa. Juga, gempa bumi di suatu daerah dapat memicu respons patahan lain di daerah itu.

“Jadi ada pengaruhnya. Namun, tidak ada yang tahu kapan gempa akan terjadi,” katanya.

Agus Wibawa Arifianto, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Gunungkidul mengatakan, kesiapsiagaan bencana khususnya gempa bumi sudah dilakukan. Salah satunya adalah pemasangan alat pendeteksi gempa di kantor BPBD Gunungkidul.

Alat ini, lanjutnya, akan merekam aktivitas seismik di Gunungkidul. Data yang direkam secara otomatis dikirim ke sistem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

“Kami juga terus berupaya memperluas jaringan desa tahan bencana di Gunungkidul, termasuk didalamnya forum pengurangan risiko bencana,” ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita

Source: news.google.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button