Ada anomali La Nina lemah di DIY, curah hujan meningkat
Harianjogja.com, JOGJA – Terdapat bukti lemahnya iklim La Nina dengan Indeks Nino 3,4 : -0,7 di wilayah DIY. La Nina dengan tren lemah berangsur netral hingga September 2022.
Informasi ini diperoleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan memantau fenomena iklim global di dua samudra, yakni Pasifik khatulistiwa dan Samudra Hindia.
Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Reni Kraningtyas mengatakan, ada juga anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia selatan Jawa (hangat), dengan anomali suhu 1,0C hingga 2,0C. Anomali hangat ini berlanjut hingga November dan berangsur-angsur menjadi netral pada Desember 2022.
BACA JUGA: Kasus Covid-19 Diperkirakan Meningkat di Bulan Juli, Bagaimana Nasib Event Pariwisata di DIY?
“Dengan mempertimbangkan beberapa elemen kondisi dinamika atmosfer-laut di atas, hal ini menunjukkan bahwa hal ini akan berdampak pada potensi curah hujan tambahan, pada musim kemarau dengan kriteria curah hujan rendah hingga sedang dengan karakteristik hujan normal atas (AN),” kata Reni. demikian dalam keterangan tertulis yang diperoleh Harian Jogja, Kamis (30/6/2022).
Untuk tiga bulan ke depan, yakni Juli 2022, curah hujan diprakirakan berkisar antara 0-150 mm/bulan dengan kriteria rendah hingga sedang. Curah hujan Agustus 2022 dengan kriteria rendah berkisar antara 0-100 mm/bulan dan curah hujan September 2022 dengan kriteria rendah hingga sedang umumnya berkisar antara 21-150 mm/bulan.
“Masyarakat diimbau untuk bersiap menghadapi musim kemarau, menjelang hujan normal. Agar petani mulai mempersiapkan pola tanam yang sesuai dengan kondisi tersebut agar tidak mengalami gagal panen,” ujarnya. “Mudah-mudahan kita akan terus mengupdate informasi iklim di wilayah DIY melalui media sosial BMKG.”
Source: news.harianjogja.com
